Tekan Laju Pertumbuhan Penduduk dan Turunkan Angka AKI AKB

Surabaya, eHealth. Badan Kependudukan dan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur bersama TP PKK dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur menggelar Pencanangan Kesatuan Gerak PKK KB Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2011 dengan tajuk ”Melalui Langkah Nyata Kesatuan Gerak PKK KB Kesehatan, Kita Tingkatkan Pelayanan KB Kesehatan yang Berkualitas”, hari Kamis (27/10) di Gedung Empire Palace Surabaya.

Komitmen bersama ini bertujuan untuk mengerem laju pertumbuhan penduduk serta menurunkan angka kematian ibu dan bayi di wilayah Jawa Timur sebagai target MDG (Millenium Development Goals).  

Ketua TP PKK Provinsi Jawa Timur Hj. Nina Kirana Soekarwo yang akrab disapa Bude Karwo ini mengutip pesan dari Presiden SBY pada saat Hari Keluarga Nasional.

”Kekuatan bangsa dan negara terletak pada ketahanan masing-masing keluarga. Keluarga adalah cermin kekuatan masyarakat bangsa dan negara. Untuk itu patut dijaga dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya,” ujar istri Gubernur Jawa Timur DR. H. Soekarwo, SH, M.Hum menirukan pidato Presiden SBY.

Artinya, lanjut Budhe Karwo, membangun bangsa dan mensejahterakan masyarakat diawali oleh keluarga. Mewujudkan keluarga sejahtera berkaitan dengan masalah kesehatan keluarga dan kependudukan.

Bude Karwo mengaku, bagi Jatim beberapa target MDG’s sudah terlampaui. Bahkan sudah memberikan kontribusi yang signifikan untuk capaian nasional. Seperti menurunnya Angka Kematian Ibu dan Bayi hingga penurunan angka kemiskinan. Dimana dari penduduk Jatim sebanyak 37.476.011 awal tahun 2011 mencapai 15 persen penduduk yang masih miskin. Namun, hingga pertengahan tahun ini penduduk miskin menurun menjadi 14 persen. 

Ia menghimbau kepada Tim Gerak PKK dan KB khususnya di kabupaten/kota, hasil capaian ini jangan sampai membuat kita terlena. Masih ada pekerjaan rumah menanti seperti adanya catatan dari TP PKK KB Pusat yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kesatuan gerak PKK KB yaitu, keluarga yang drop out dalam memakai alat kontrasepsi, rendahnya kaum pria menggunakan KB MOP, keluarga yang tidak mau hadir ke Posyandu, tidak mau mendapatkan imunisasi, melakukan persalinan yang bukan dari dokter atau bidan, masih rendahnya pemberian ASI Ekslusif serta pemberian makanan berimbang beragam bergizi dan aman asupannya dalam kriteria gizi, lalu yang terakhir rendahnya keluarga mengkonsumsi garam ber-iodium.

Dalam kesempatan yang sama, Djuwartini, SKM, MM mengatakan bahwa pelaksanaan program KB diharapkan lebih terarah dan fokus dalam tujuan pengendalian penduduk, pelaksanaan program KB yang memperhatikan kualitas akan memberikan pengaruh penurunan angka komplikasi dan kegagalan. Sedangkan pelayanan dengan metode kontrasepsi jangka panjang akan memberikan pengaruh pada penurunan angka drop memakai kontrasepsi dan membantu peningkatan pencapaian secara kualitas.

”Agar kualitas terjaga membutuhkan kompetensi petugas KB yang handal dan kondisi pelayanan yang memadai,” tukasnya.

Lanjut Djuwartini menambahkan, saat ini yang mendapat perhatian dalam upaya menekan LPP Jawa Timur ialah pertama, masih tingginya angka unmetneed (jumlah pasangan usia subur yang membutuhkan KB) sekitar akhir 2010 sebesar 12,61% dari keseluruhan jumlah pasangan usia subur, Beberapa pengaruh tingginya unmetneed disebabkan aksesibilitas pelayanan program KB tidak bisa menjangkau wilayah yang terpecil lainnya dan beberapa masyarakat yang masih belum memahami KB.

Kedua, rendahnya menikah wanita di usia rata-rata. Dari data Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur tercatat pasangan baru setiap tahunnya sebanyak 36ribu pasangan, diantaranya 14 ribu wanita menikah dibawah usia 20 tahun. Dalam hal ini, perlunya kesatuan gerak PKK dan KB mendorong untuk menunda kehamilan hingga usia diatas 20 tahun guna siap mental dan fisiknya.

Sebelum pencanangan kesatuan gerak PKK KB Kesehatan Provinsi Jawa Timur dimulai, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur menggelar bakti sosial berupa pelayanan umum dan KB di halaman gedung Empire Palace Surabaya.

Dinkes Provinsi Jawa Timur menyediakan pelayanan umum yang ditangani langsung dokter dari RSUD Dr.Soetomo dan Rumah Sakit Haji. Di pelayanan umum ini, sasarannya  mereka sebanyak 200 orang dari wilayah Kedungdoro dan sekitarnya.

Sedangkan pelayanan KB Dinkes Provinsi Jawa Timur bekerjasama dengan Puskesmas Kedungdoro yang merupakan wilayah kerja dari Kelurahan Kedungdoro dengan memberikan imunisasi Td Tetanus Difteri kepada seluruh siswa sekolah SDN Kedungdoro 4 yang terdiri dari kelas 2 dan 3 serta 2 guru yang ikut berpartisipasi dalam pemberian imunisasi.

Lalu, kepada masyarakat Kedungdoro dengan menyuguhkan pelayanan KB lengkap gratis seperti implant, IUD, kondom, suntik, pil, MOP, dengan sasaran sebanyak 50 orang.(Ian)