Sekapur Sirih

Surabaya, eHealth. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, Lanjut Usia (Lansia) dan keluarga miskin.


Berita Terbaru

Puasa Bisa Turunkan Kadar Gula Darah, Kolesterol dan Kendalikan Tekanan Darah

Puasa Bisa Turunkan Kadar Gula Darah, Kolesterol dan Kendalikan Tekanan Darah

Surabaya, eHealth. Bulan Ramadhan adalah bulan untuk ber-instropeksi diri terhadap apa yang telah kita perbuat selama ini, termasuk gaya hidup dan kesehatan. Seperti yang kita tahu, puasa juga bermanfaat untuk “mengistirahatkan” bagian-bagian tubuh kita yang selama ini telah “bekerja keras” untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan 

Buka Puasa Berlebihan Sebabkan Lambung Bermasalah

Buka Puasa Berlebihan Sebabkan Lambung Bermasalah

Marhaban yaa Ramadan. Bulan penuh berkah ini hendaknya dimanfaatkan dengan memperbanyak ibadah dan tentunya sekaligus menjaga kesehatan. Berpuasa adalah wajib bagi setiap muslim, dimana tubuh tidak akan menerima asupan makanan sejak subuh hingga maghrib. Perut yang kosong seharian penuh menyebabkan kita sebaiknya memperhatikan tatacara berbuka 

Dibuat Kagum Dengan Program Kesehatan yang ada di Surabaya

Dibuat Kagum Dengan Program Kesehatan yang ada di Surabaya

1.Anggota Komisi D DPRD Kab. Gunung Kidul tengah serius menyimak paparan yang disampaikan oleh Kepala Sub Bagian Penyusunan Program Dinkes Kota Surabaya, drg. Primayanti (kiri depan).
Anggota Komisi D DPRD Kab. Gunung Kidul tengah serius menyimak paparan yang disampaikan oleh Kepala Sub Bagian Penyusunan Program Dinkes Kota Surabaya, drg. Primayanti (kiri depan).

Surabaya, eHealth. Adanya program Jamkesmas Non Kuota bagi masyarakat Kota Surabaya terus menarik minat dari daerah lain untuk mempelajarinya. Kali ini, DPRD Tk. II Kabupaten Gunung Kidul berkunjung ke Dinas Kesehatan Kota Surabaya untuk “ngangsu kaweruh” atau menimba ilmu seputar program kesehatan, termasuk Jamkesmas Non Kuota.

Diterima oleh Kepala Sub Bagian Penyusunan Program Dinkes Kota Surabaya, drg. Primayanti, di ruang rapat Dinkes Kota Surabaya, hari Rabu (10/07/2013), rombongan anggota Komisi D DPRD Kabupaten Gunung Kidul ingin mengetahui sejauh mana keberhasilan program yang dijalankan oleh instansi yang beralamat di Jl. Jemursari No. 197 Surabaya ini.

Diawal presentasinya, drg. Primayanti memaparkan beberapa program yang telah dijalankan oleh Dinkes Kota Surabaya, seperti adanya pelayanan Puskesmas sore hari, Puskesmas dengan sertifikasi ISO 9001:2008, adanya Poli Paliatif untuk penanganan Kanker, Poli Sexual Transmitted Disease untuk screening penyakit kulit dan kelamin, Poli Pengobatan Tradisional (Battra), Jamkesmas Non Kuota serta banyak program unggulan lainnya.

Diantara banyak program tersebut, yang menarik perhatian anggota DPRD ini diantaranya program Jamkesmas Non Kuota, seperti yang diutarakan oleh Ketua Komisi D DPRD Gunung Kidul, H. Supriadi. Ia menanyakan mekanisme penerbitan Surat Keterangan Miskin (SKM) untuk Jamkesmas Non Kuota, besar anggaran untuk Jamkesmas Non Kuota yang ada di Surabaya, bentuk klaim seperti apa, apakah melalui sistem premi ataukah tidak.

Menjawab pertanyaan tersebut, drg. Primayanti mengungkapkan bahwa penerbitan SKM dilakukan oleh pihak kelurahan dan diverifikasi terlebih dahulu oleh petugas, apakah warga tersebut layak untuk mendapatkan SKM atau tidak, serta SKM memiliki masa waktu yang terbatas dan by accident atau dikeluarkan berdasarkan per kasus.

drg. Primayanti menerima cinderamata dari ketua rombongan DPRD Kab. Gunung Kidul, Desiyanti seusai kunjungan berlangsung.
drg. Primayanti menerima cinderamata dari ketua rombongan DPRD Kab. Gunung Kidul, Desiyanti seusai kunjungan berlangsung.

Mengenai anggaran, di Kota Surabaya tidak berdasarkan premi, melainkan mencakup seluruh kebutuhan saat pengobatan berlangsung. “Kami (Dinkes Kota Surabaya, Red) akan tanggung biaya pengobatan tersebut sampai pasien itu benar-benar sembuh,” tukas wanita yang akrab disapa drg. Prima ini.

Untuk tahun 2013 ini, Pemkot Surabaya menganggarkan Jamkesmas Non Kuota sebesar 140 milyar rupiah dari total anggaran kesehatan sebesar 296 milyar rupiah.

Ia menambahkan, selain warga menengah ke bawah, Dinkes Kota Surabaya juga meng-cover warga yang awalnya mampu, namun karena penyakit yang dideritanya akhirnya menjadi tidak mampu, terutama untuk penyakit seperti Kanker, cuci darah (hemodialisa), dan juga penyakit degeneratif. “Jadi istilahnya Sadikin alias Sakit Jadi Miskin,” imbuhnya.

Seperti diketahui, Jamkesmas Non Kuota adalah sistem pembiayaan pengobatan yang ditujukan kepada masyarakat miskin yang tidak terdaftar oleh pemerintah melalui  Jamkesmas maupun Jamkesda. Untuk Kota Surabaya telah diatur dalam Peraturan Wali Kota No. 23 Tahun 2010 tanggal 5 Mei 2010 tentang Petunjuk Teknis Pemberian Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin Kota Surabaya Yang dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Surabaya.

Di akhir kunjungan, para anggota DPRD kabupaten Gunung Kidul mengapresiasi atas kinerja yang telah dilaksanakan oleh Dinkes Kota Surabaya. Menurut mereka, program Dinkes ini dapat diaplikasikan oleh Kabupaten Gunung Kidul, dengan harapan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat wilayah yang terletak di selatan Provinsi D.I Yogyakarta ini. (And)