Sekapur Sirih

Surabaya, eHealth. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, Lanjut Usia (Lansia) dan keluarga miskin.


Berita Terbaru

Kami Gratiskan Pemeriksaan dan Pemberian Obat

Kami Gratiskan Pemeriksaan dan Pemberian Obat

Surabaya, eHealth. Profesi sebagai sopir sangat berat, apalagi sopir taksi yang notabene bekerja tanpa kenal jam. Tentunya segala penyakit mudah menyerang kondisi tubuh mereka. Namun, semua risiko penyakit yang menghadang masih belum terlintas di pikiran mereka, karena menurutnya yang terpenting adalah bagaimana mendapatkan penghasilan secara 

Peduli Remaja Giatkan Posyandu Remaja

Peduli Remaja Giatkan Posyandu Remaja

Surabaya, eHealth. Saat ini Dinas Kesehatan Kota Surabaya menunjukkan kepeduliannya terhadap remaja. Hal itu sudah ditunjukkan sejak tahun 2010 lalu, dengan tiga Puskesmas yang mempunyai Posyandu Remaja yakni Rangkah, Tambak Rejo dan Peneleh. Namun pada tahun 2011, sepuluh Puskesmas lagi yang menunjukkan kepeduliannya terhadap remaja 

Kenali Sejak Dini Bahaya NAPZA

Kenali Sejak Dini Bahaya NAPZA

Surabaya, eHealth. Sebanyak 60 siswa kelas 6 SDK Masa Depan Cerah (MDC), baik laki-laki maupun perempuan tampak serius menyimak presentasi yang dibawakan oleh dr. Ratna Trianasari dari Puskesmas Tanjungsari. Tidak sedikit pula yang bertanya mengenai materi yang disampaikan tersebut.

Bertempat di ruang perpustakaan SDK MDC, hari Kamis (27/1), dr. Ratna memberikan penyuluhan mengenai NAPZA (Narkotika, dan Zat Adiktif Lainnya) serta kesehatan reproduksi manusia.

Dokter murah senyum inipun secara aktif menyampaikan apa itu NAPZA, bahaya jika seseorang mengkonsumsinya, dan akibatnya jika sampai ketergantungan benda haram tersebut. Dengan bahasa yang mudah dimengerti anak-anak seusia mereka, dr. Ratna menjelaskan apa itu Narkoba, mulai dari yang hisap, serbuk, hingga suntik. Selain itu dijelaskan juga mengenai apa itu alkohol dan rokok berikut bahaya yang ditimbulkan.

“Jika kalian mengkonsumsi Narkoba, maka efek yang ditimbulkan akan beragam. Selain ketergantungan, berbagai penyakit pun datang menghampiri, salah satunya adalah HIV/AIDS,” tukas dr. Ratna.

Dengan penjelasan tersebut, siswa-siswi dari sekolah yang beralamatkan di Jl. Raya Bukit Darmo Golf No. 34 inipun manggut-manggut ketika tahu bahaya yang ditimbulkan dari Narkoba dan berjanji tidak akan menyentuh barang haram tersebut.

Seusai materi tentang NAPZA, dr. Ratna Trianasari menginstruksikan agar siswa laki-laki keluar dari ruang perpustakaan, siswi-siswi pun menjadi bersemangat karena tidak lama lagi mereka akan mempelajari hal menarik seputar kewanitaan, tepatnya menstruasi. Presentasi yang dibawakan oleh dokter berkerudung inipun tidak berlangsung lama dan hanya menerangkan hal-hal penting seputar fakta-fakta menstruasi dan struktur ovarium serta saluran pembuahan. Namun anak-anak perempuan tetap menyimak dengan baik, tidak ada anak yang berbicara sendiri-sendiri.

Setelah dr. Ratna selesai memberi presentasi, Ma’am Lany selaku salah satu guru di SDK MDC berbagi pengetahuan seputar masa-masa kecilnya saat beliau baru mengenal menstruasi. “Penting bagi anak perempuan untuk menjaga baik-baik pergaulannya. Jangan mau jika diajak bepergian berdua saja dengan laki-laki, sebab bagaimanapun juga perempuanlah yang akan merugi nantinya,” tegas Ma’am Lany. Beliau pun mengingatkan agar anak perempuan mengenakan pakaian yang sopan jika berada dimanapun, contohnya di mall atau sekolah.

Sesi tanya jawab diisi oleh Mivia, salah satu siswi, yang menanyakan tentang bagaimana cara sperma masuk ke dalam tubuh wanita. Pertanyaan polos yang menggelitik ini dijawab oleh Ma’am Lany secara bijak. “Caranya ya dengan melakukan hubungan,” jawabnya sambil tersenyum. “Dan hanya orang-orang yang sudah menikah saja yang boleh melakukan hubungan tersebut,” lanjutnya. Anak-anak pun mengangguk.

Maka setelah anak-anak kompak mengucapkan “terima kasih, dokter Ratna” dan “terima kasih, Ma’am Lany” mereka pun keluar dari perpustakaan berbekal pengetahuan baru yang niscaya bermanfaat bagi masa depan mereka kelak.(Fns/And)