Sekapur Sirih

Surabaya, eHealth. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, Lanjut Usia (Lansia) dan keluarga miskin.


Berita Terbaru

Ekki Soekarno: “Sehat adalah Tanggung Jawab Pribadi”

Ekki Soekarno: “Sehat adalah Tanggung Jawab Pribadi”

Surabaya, eHealth. Hari Kesehatan Nasional diperingati secara meriah oleh Dinas Kesehatan Kota Surabaya yang bekerjasama dengan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Cabang Kota Surabaya dengan menyelenggarakan pameran sarana kesehatan yang ada di Kota Surabaya, sebagai bentuk apresiasi dan edukasi kepada masyarakat, bahwa Surabaya ternyata 

Ekki Soekarno: “Sehat adalah Tanggung Jawab Pribadi”

Ekki Soekarno: “Sehat adalah Tanggung Jawab Pribadi”

Surabaya, eHealth. Hari Kesehatan Nasional diperingati secara meriah oleh Dinas Kesehatan Kota Surabaya yang bekerjasama dengan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Cabang Kota Surabaya dengan menyelenggarakan pameran sarana kesehatan yang ada di Kota Surabaya, sebagai bentuk apresiasi dan edukasi kepada masyarakat, bahwa Surabaya ternyata 

Diajak Mengenali Empat Tipe Kecenderungan Berpikir Manusia

Diajak Mengenali Empat Tipe Kecenderungan Berpikir Manusia

Surabaya, eHealth. Sugiati (40), salah seorang kader Posyandu tampak menikmati setiap materi yang disampaikan oleh Drs. Yan Yan Cahyana, M.A, trainer dari ReBorn Indonesia. Tak jarang wanita yang berangkat bersama empat rekannya dari wilayah Puskesmas Made ini menertawai tingkah lakunya sendiri saat sadar akan sifat dirinya setelah sang trainer mengutarakan materi tentang empat sifat dasar manusia.

Memang, hari ini Sugiati bersama 164 kader Posyandu lainnya dari 19 kecamatan di Kota Surabaya mengikuti Jambore Kader Posyandu yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kota Surabaya, hari Rabu (29/11).

Pelaksanaan Jambore kader Posyandu yang bertempat di RS Adi Husada Undaan ini dikemas berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Kali ini para kader Posyandu mendapatkan pelatihan mengenai Awareness & Communication (kesadaran dan komunikasi)  yang dipandu oleh ReBorn Indonesia.

Sebelum dilaksanakan pelatihan, para peserta diberi tes untuk menjawab warna-warna dasar maupun yang berada dalam sebuah tulisan yang terpampang di LCD Projector secara bersama-sama dan cepat. Ternyata, dalam tes tersebut, banyak peserta yang salah menyebutkan warna-warna karena secara tidak sadar lebih memperhatikan tulisan daripada warna dibalik tulisan itu sendiri.

Menurut pria yang juga sebagai pengajar di Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga ini, kesalahan dalam menyebutkan warna ini lebih dikarenakan banyak yang hanya mengandalkan kekuatan otak sebelah saja, yakni disini peserta lebih mengandalkan membaca tulisan ketimbang memperhatikan warna itu sendiri.

“Di sini kekuatan otak antara otak kiri dan kanan haruslah seimbang, jika otak kanan dipakai untuk berpikir secara perasaan, seperti mendengarkan musik. Jika otak kiri dipakai untuk eksakta seperti berhitung,” ujar pria yang kerap disapa Yan Yan yang mengaku mampu membaca karakter dan sifat orang lain ini.

Dalam pelatihan tersebut, Yan Yan membagi kecenderungan berpikir manusia menjadi dua, yakni orang yang berpikir secara formal dan informal. Menurutnya, orang formal cenderung berpikir “seharusnya, idealnya, mestinya, aturannya, dan lebih thinking (berpikir) dulu daripada feeling (perasaan) jika akan melakukan tindakan.” Sedangkan orang informal lebih cenderung berpikir “ahh.. itu bisa diatur, yang penting caranya, ahh.. ngalir saja deh, dan lebih ke feeling dulu daripada thinking jika akan bertindak.”

Dari sini ia pun mengatakan bahwa ada juga kecenderungan manusia dalam berperilaku atau bereaksi. Kecenderungan itu pun ada dua bagian, yakni berdasarkan faktor dominan atau easy going. Menurut Yan Yan, tipe Dominan cenderung segera bereaksi jika ada keinginan dan seperti ada dorongan dalam hati yang kuat jika belum bereaksi. “Ada juga untuk manusia dengan tipe dominan, ia akan segera merespon jika ada yang mengganjal di hatinya, baik melalui ucapan maupun tindakan. Ada juga yang meski ia diam, namun ada keinginan kuat untuk segera merespon.”

Sedangkan easy going, lanjut Yan Yan, berbeda dengan Dominan. Seseorang yang memiliki tipe ini cenderung lebih malas untuk merespon sesuatu, dan juga masih ada jeda waktu untuk merespon sesuatu yang berkaitan dengan dirinya.

Dari beberapa sifat diatas, Yan Yan kembali membagi berdasarkan beberapa tipe-tipe tersebut. Ada empat sub tipe yang dikemukakannya, yakni tipe I sampai IV. Tipe I yakni Informal Dominan yang memiliki sifat ramah, selalu ingin tampil, mudah diajak bergaul, periang, namun cenderung tidak bisa menyimpan rahasia. Tipe II yakni Dominan Formal yang memiliki jiwa pemimpin, tegas, cenderung keras, terkadang tidak mau mengalah. Tipe III yakni pemikir dan cenderung penyendiri, dan tipe IV memiliki sifat sabar, setia, kalem, dan lebih memikirkan orang lain ketimbang dirinya sendiri

Dengan berbagai penjelasan yang disampaikan secara gamblang, banyak peserta yang kesemuanya adalah kaum hawa ini sadar akan kelebihan serta kelemahan yang dimilikinya. Selain itu, kecenderungan berpikir ini bukanlah sebuah kekurangan, namun juga disarankan untuk mampu mengimbangi dan beradaptasi dengan cara berpikir tipe lainnya. (And)