Sekapur Sirih

Surabaya, eHealth. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, Lanjut Usia (Lansia) dan keluarga miskin.


Berita Terbaru

Memasyarakatkan Program TFC kepada Masyarakat

Memasyarakatkan Program TFC kepada Masyarakat

Surabaya, eHealth. Hari Senin (28/2), mahasiswa S2 Fakultas Kesehatan Masyarakat Jurusan Gizi Masyarakat bertandang ke Dinas Kesehatan Kota Surabaya untuk mengadakan evaluasi residensi Dinkes Kota Surabaya dan Puskesmas Dupak mengenai program Theurapetic Feeding Centre (TFC) atau yang dikenal dengan Pusat Pemulihan Gizi. Residensi ini dihadiri 

Tanaman Obat Pencegah Hipertensi

Tanaman Obat Pencegah Hipertensi

Surabaya, eHealth. Tekanan darah tinggi atau yang biasa dikenal dengan Hipertensi adalah salah satu faktor penyebab stroke, serangan jantung, dan gagal ginjal. Seorang penderita Hipertensi akan merasakan dampaknya setelah terjadi komplikasi. Di daerah perkotaan, penyakit ini merupakan penyakit yang paling sering dijumpai. Hal ini disebabkan 

Belajar Di Kapal Bantu Rumah Sakit

Belajar Di Kapal Bantu Rumah Sakit

Surabaya, eHealth. Meski mendung dan hujan semakin mengucur, namun semua itu tak menyurutkan niat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya dan Kepala Puskesmas se-Surabaya untuk berkunjung ke KRI Bantu Rumah Sakit (BRS) Dr. Soeharso-990 yang bersandar di Armatim Tanjung Perak Surabaya.

Studi Tour tersebut diikuti oleh 200 orang dari Dinkes, Kepala Puskesmas serta dokter Puskesmas. Para peserta itu diterima terbuka oleh Kapten Kapal BRS, Let. Kol Ari Widyatmoko diruang pertemuan yang berada di Deck B.

Pada penerimaan peserta study tour itu, Let. Kol Ari Widyatmoko menjelaskan tentang profil kapal KRI RS. Dr. Soeharso-990. Dijelaskan bahwa kapal tersebut merupakan jenis kapal Bantu Rumah Sakit (BRS) buatan Korea Selatan dan dibuat pada tahun 2002. Kapal megah itu sebelumnya bernama Tanjung Dalpele (972) yang awalnya kapal itu berfungsi sebagai kapal Bantu Angkut Personel (BAP) bernama KRI Tanjung Dalpele. Karena perubahan fungsi menjadi Kapal Bantu Rumah Sakit, maka kapal tersebut dinamakan KRI Dr. Soeharso-990 yang diambil dari nama seorang dokter yang banyak berjasa dalam perjuangan kemerdekaan RI.

Kapal yang mampu memuat 3000 penumpang dan 400 Pasukan itu mempunyai berat 11.394 ton jika kapal dalam keadaan kosong dan 16.000 ton berisi penuh. Kapal ini mempunyai panjang 122 meter, lebar 22 m dan draf 6,7 m ini mempunyai geladak yang panjang dan luas sehingga mampu mengoprasikan dua buah helikopter sekelas superpuma sekaligus.

Sebagai kapal Rumah Sakit, dalam kapal itu telah disediakan 1 ruang UGD, 3 ruang Bedah, 6 ruang poliklinik, 14 ruang Panjang klinik dan 2 ruang perawatan dengan kapasitas masing-masing 20 tempat tidur. Kapal itu memiliki 75 anak buah kapal (ABK), 65 staf medis dan mampu menampung 40 pasien rawat inap.

Meski KRI Dr. Soeharso adalah Kapal Rumah Sakit, namun kapal ini tetap dilengkapi dengan persenjataan. Diantara senjatanya adalah meriam bofors SAK 40 mm L/70 1 pucuk, 2 pucuk Kanon Penangkis Serangan Udara (PSU) serta 2 buah senapan mesin 12,7 mm.

Dikatakan oleh Komandan Ari, begitu ia disapa anak buahnya, ”Kapal jenis Rumah Sakit ini hanya cuma satu di Indonesia, untuk itu pengoprasiannya kita menjangkau seluruh Indonesia,” paparnya.

Karena itulah, tak heran jika KRI Dr. Soeharso-990 itu sudah bergerak ke berbagai lautan Indonesia, khususnya pulau terpencil dan daerah rawan bencana. ”Kita pernah ke Wasior, Aceh, serta Yogyakarta dan tempat-tempat bencana lain,” imbuhnya.

”Ada beberapa pengalaman menarik selama bertugas yakni ketika melayani pasien, berinteraksi dengan pasien ketika membantu masyarakat di Wasior, pasien katarak sangat banyak. Begitu kapal bersandar banyak masyarakat menyerbu, sampai ribuan pasien, tetapi tetap kita layani,” tukasnya.

Dari pengalaman ketika menjalankan misi kesehatan itu, mereka tak jarang kekurangan tenaga medis. Kedepannya TNI AL bisa bekerjasama dengan Dinkes Kota Surabaya untuk menjalankan misi kesehatan tersebut. Untuk itulah hikmah yang dapat diambil dari kunjungan ini, ”Untuk ke depannya kita bisa bekerjasama, seperti bakti sosial dan penanganan bencana, mereka (dokter dari Dinkes Kota Surabaya, Red) bisa bergabung untuk menangani pasien-pasien akibat bencana,” terangnya. ”Di samping itu kami merasa senang bahwa mayarakat kita tahu bahwa ada kapal Rumah Sakit,” tutur Komandan Ari. (Ima)