Puskesmas Dupak Berikan Pelayanan Terbaik Bagi Penderita HIV

Surabaya, eHealth. Dalam rangka melaksanakan percepatan peningkatan kualitas pelayanan Publik, Kementerian pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi mengadakan Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik. Salah satu yang dikedepankan oleh Pemerintah Kota Surabaya adalah Inovasi pelayanan kesehatan. Untuk itu, Dinas Kesehatan Kota Surabaya (Dinkes) hari Kamis (03/09/2015) dikunjungi oleh tim penilai inovasi pelayanan publik dari Provinsi Jawa Timur.

Pada kunjungan tim juri itu, diterima langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya drg. Febria Rachmanita dan Kepala Bagian Organisasi dan Tata Laksana Ifron Hady Susanto. Pada penjurian itu dipimpin oleh Nur Cholis Kepala Bagian Tata Laksana, Biro Organisasi Provinsi Jawa Timur.

Terdapat 38 institusi yang sudah dikunjungi, salah satunya adalah adalah Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Instansi pemerintah yang beralamat di Jl. Jemursari No. 197 Surabaya ini mengajukan dua proposal pelayanan inovasi. Pertama adalah Pengendalian HIV Secara Komprehensif dan Berkesinambungan di Puskesmas Dupak serta Kepedulian Terhadap Psikologi Remaja Oleh Puskesmas Tambak Rejo.

Inovasi pelayanan publik adalah terobosan jenis pelayanan baik yang merupakan gagasan atau ide kreatif yang memberikan manfaat bagi masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Selain itu, pelaksanaan kompetisi itu sebagai bentuk keberhasilan birokrasi yang ditandai dengan kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan oleh Aparatur Negara.

Pada pelaksanaan inovasi pelayanan publik itu ada beberapa kriteria yang harus dicapai oleh instansi tertentu yaitu tersedianya sarana prasarana yang layak, pemberian informasi yang mudah, cepat dan akurat serta dibarengi dengan biaya yang murah. Inovasi pelayanan publik ini juga sebagai barometer peningkatan kinerja para aparatur negara.

Dalam kesempatan itu, Kepala Puskesmas Dupak dr. Nurul Lailah memberikan presentasi mengenai ”Pengendalian HIV secara Komprehensif dan Berkesinambungan di Puskesmas Dupak”. Dalam penjelasannya bahwa Puskesmas memberikan layanan koprehensif kepada penderita IMS dan TB-HIV tidak dibedakan dengan pelayanan yang lain.

Puskesmas Dupak tidak membedakan siapa saja yang harus di tes HIV, semua ibu hamil akan di tes HIV di Puskesmas Dupak tidak membedakan siapapun. Dalam hal ini Puskesmas Dupak sudah melakukan tes terhadap 2.037 orag pada tahun 2014. Ditemukan 29 orang kasus HIV dan ODHA 22 orang. Dalam pelaksanaannya Puskesmas Dupak tidak membiarkan penderita begitu saja, namun memberikan pelayanan kesehatan, pendampingan dan pengobatan serta konseling sehingga penderita tidak merasa frustasi.

Selain pelayanan di Puskesmas, layanan HIV juga dilakukan dengan melibatkan partisipasi publik yaitu kader untuk melakukan upaya pengendalian dengan melakukan pengawasan dan pendampingan pengobatan serta penemuan dini kasus HIV. Strategi yang dilakukan adalah dengan perencanaan, pembentukan petugas, palatihan, sosialisasi, proses pendampingan dan panjangkauan, diskusi kelompok, kunjungan rumah serta monitoring dan evaluasi.

Dengan pemberian dan pelayanan itu maka ODHA bisa terpantau kesehatannya, mempertahankan hidupnya, hidup ODHA menjadi lebih berkualitas, stigma dan diskriminasi menurun serta penyebaran kasus HIV terutama pada dunia hiburan dapat dikendalikan. Selain itu manfaatnya adalah kesadaran masyarakat meningkat untuk melakukan deteksi dini terutama pada ibu hamil, keterbukaan dari masyarakat dan tokoh masyarakat untuk bisa mendorong orang HIV mau berobat ke layanan kesehatan serta tenaga kerja pada dunia hiburan mempunyai pengetahuan yang benar tentang pencegahan HIV dan penanggulangannya.

Pada penjurian ini, para juri sangat aprisiatif terhadap pelaksanaan penanggulangan HIV di Puskesmas Dupak. Karena di Kota- Kota lain belum ada pelayanan seperti pelayanan yang di berikan oleh Puskesmas Dupak. (Ima)