Pemkot Ghuangzhou Anggap Surabaya Sebagai Sister City

Pemkot Ghuangzhou Anggap Surabaya Sebagai Sister City

Surabaya, eHealth. Puskesmas Gundih sedang kedatangan tamu istimewa. Pasalnya, Puskesmas yang beralamatkan di Jl. Margodadi 36-38 ini dikunjungi delegasi dari Pemerintah Kota Guangzhou, Tiongkok, hari Rabu (16/07/2014). Wendi Huang, dari Biro Kesehatan Pemerintah Kota Guangzhou menegaskan kunjungan ke Surabaya ini untuk menjalin kerjasama di bidang kesehatan.

IMG_9191e
Wendi Huang dari Biro Kesehatan Pemerintah Kota Guangzhou bersama staf dari Puskesmas Gundih. (/ima)

Wendi menambahkan bahwa Surabaya dianggap sebagai sister city yang memiliki kesamaan, baik secara demografis, ekonomi, maupun bidang kesehatannya.

“Pemerintah Kota Guangzhou dan Surabaya ini seperti sister city dengan membangun hubungan (kerjasama, red) dalam bidang medis,” tukasnya dalam bahasa Tiongkok. Ia memandang Surabaya mempunyai manajemen kesehatan yang sangat baik dengan visi dan misi yang sangat jelas, terutama yang berkaitan dengan implementasi penggunaan obat tradisional.

Dalam kunjungan tersebut, ia mengapresiasi peran aktif masyarakat sekitar yang tergabung dalam kader Toga yang rela membantu mensosialisasikan pengobatan tradisional tanpa pamrih. “Saya rasa masyarakat disini (Gundih, red) sangat baik dan saling membantu. Itu berbeda dengan Guangzhou, disana budayanya tidak seperti itu (menjadi sukarelawan/kader),” imbuh wanita yang menjabat sebagai Head Deputi Department of Science, Technology and Education Guangzhou ini.

Wendi menambahkan mengenai penerapan obat tradisional di Negara Tiongkok, termasuk Guangzhou, bahwa di setiap Rumah Sakit maupun fasilitas kesehatan lainnya harus memiliki satu dokter dan farmasi khusus untuk pengobatan tradisional.

Wanita berparas tegas ini menyarankan Kota Surabaya terus mengembangkan inovasinya dalam bidang kesehatan. Di samping itu, Surabaya harus membenahi kekurangan terkait kesehatan tubuh untuk aktifitas luar, seperti mengurangi polusi kendaraan bermotor. Promosikan secara gencar latihan fisik terutama berjalan kaki minimal 10.000 langkah perhari agar terhindar kegemukan dan hipertensi. Lalu orang-orangnya harus berhenti merokok.

Menurutnya, lebih baik tinggal di Surabaya daripada Jakarta. Pasalnya di Surabaya tingkat stres orangnya masih rendah, penerapan Green and Clean sudah sangat bagus. Tidak terlalu macet dan orangnya sangat ramah.

Kemudian masih di Puskesmas Gundih, didampingi bersama Kepala Puskesmas Gundih dr. Rahmad Su’udi dan staf mengajak Wendi melihat unggulan dari Puskesmas seperti Taman Obat Keluarga (Toga), pelayanan Poli Battra seperti akupuntur dan akupressure hingga berkeliling di seputar wilayah Puskesmas Gundih. (Ian)