Sekapur Sirih

Surabaya, eHealth. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, Lanjut Usia (Lansia) dan keluarga miskin.


Berita Terbaru

Pokak hangatkan tubuh dan Puding Teh Bunga Rosella Cantik Nan Lezat

Pokak hangatkan tubuh dan Puding Teh Bunga Rosella Cantik Nan Lezat

Surabaya,eHealth Kegiatan yang berupa Demo Toga ini dihadiri oleh 40 kader Toga dengan didampingi oleh beberapa petugas Battra Puskesmas di wilayah Surabaya Siwalankerto, Peneleh, Keputih, Gundih dan Tanah Kali Kedinding.Sebelum dimulai Demo Toga, Riska dari Batra Puskesmas Tanah Kali Kedinding memberikan pengenalan toga dan budidayanya. 

Pelayanan Battra Di Puskesmas Diapresiasi Pengunjung Pameran

Pelayanan Battra Di Puskesmas Diapresiasi Pengunjung Pameran

Surabaya, eHealth. Wajah Ahmad Zaimul Haq (28), tampak pucat. Sesekali ia memegang perutnya sambil merintih kesakitan. Ternyata penyakit asam lambungnya kambuh. Fotografer sebuah media massa di Kota Surabaya ini bergegas ke stan Dinas Kesehatan Kota Surabaya yang berada di areal pameran di Ballroom Hotel Shangri-La 

Untuk Edukasi Masyarakat dan Juga Dokter Tentang Pengobatan Tradisional

Untuk Edukasi Masyarakat dan Juga Dokter Tentang Pengobatan Tradisional

Surabaya, eHealth. Program Studi D3 Pengobatan Tradisional (Battra) Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga punya gawe besar dengan menyelenggarakan simposium bertaraf internasional untuk pertama kalinya. Acara yang bertajuk “The 1st International Symposium on Traditional Complementery and Alternative Medicine” dengan sub tema “The Appliance of Herbal Medicine, Jamu and Other Complementary Alternative Medicine in Indonesian Integrative Medicine” ini dihelat selama dua hari mulai tanggal 12 dan 13 April 2014 di Shangri-La Hotel Surabaya.

IMG_1142e
Direktur Bina Pelayanan Kesehatan Tradisional Alternatif dan Komplementer Kementerian Kesehatan Dedi Kuswanda (tengah) didampingi Ketua Panitia International Symposium on Traditional Complementery and Alternative Medicine Puruhito (kanan). (/and)

Ketua Panitia simposium pengobatan tradisional Prof. Dr. Med.H. Puruhito, dr.,Sp.B-TKV dalam sambutannya mengatakan, pengobatan tradisional kini menjadi pilihan di masyarakat dalam melakukan pengobatan maupun pencegahan dan menjadi kebutuhan dunia yang cukup besar. Namun, tidak semua pengobat tradisional memiliki keahlian yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Melalui simposium ini, dokter spesialis bedah kardiovaskuler yang juga mantan Rektor Unair ini menjelaskan tujuan khusus dari simposium, yakni mensosialisasi dan mengedukasi masyarakat, termasuk para dokter, karena mengingat obat dan obat herbal merupakan bentuk pelayanan kesehatan yang berbeda, baik dalam komposisi, bagaimana penggunaan dan pemanfaatannya dalam pelayanan kesehatan secara medis, serta upaya percepatan penggunaan obat tradisional jamu secara nasional, dengan melalui koordinasi dan sinkronisasi antar instansi terkait, yakni Kemenkes, Kemendag, dan KemenBUMN.

Prof. Puruhito berharap, simposium ini akan menghasilkan regulasi yang mengatur tentang pengobatan tradisional, mulai dari bahan ramuan hingga layanan kesehatannya.

“Selama ini untuk impor tanaman-tanaman obat dari China ternyata melewati Kementerian Perdagangan layaknya impor tanaman atau buah-buahan, bukan Kementerian Kesehatan. Padahal ini kan terkait kesehatan, jadi harus penanganan khusus. Ini nanti yang akan diatur dalam regulasi itu,” tukasnya.

Menghadirkan Banyak Narasumber

Selama dua hari, berbagai rangkaian acara pada symposium ini dihelat yakni Scientific presentation dengan policy papers, result of research, free-paper presentation, serta open discussion. Ada juga Business exhibitions yang menghadirkan pameran kesehatan herbal, baik dari perusahaan kosmetika dan obat tradisional, rumah sakit hingga pemerintah yang dalam hal ini diisi oleh Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Serta di malam hari diadakan jamuan makan malam untuk peserta simposium di rumah dinas Wali Kota Surabaya yang juga dihadiri oleh Wali Kota Surabaya Ir. Tri Rismaharini.

Dalam simposium ini juga menghadirkan banyak narasumber dari berbagai disiplin ilmu, baik dari Indonesia maupun luar negeri, seperti Dr. Abidinsyah Siregar, DHSM.,M.Kes dari Deputi BKKBN yang menyampaikan paparan mengenai penggunaan pengobatan tradisional untuk Keluarga Berencana (KB). Ada juga Martha Tilaar, seorang pengusaha kosmetika dan jamu tradisional Indonesia dengan merk dagang Sariayu Martha Tilaar yang mengusung materi “The Power of Jamu Indonesia” dalam paparannya, serta Dr. Noornisah Muhammed dari USM Malaysia yang mengusung tema “Prospective Side of Herbal Medicine.” (And)