Jadikan Kawasan Bersih Bebas Nyamuk Berkat Bumantik

Surabaya, eHealth. Ketika memasuki kawasan Pegirian pertama kali yang anda lihat jika hujan turun adalah genangan air yang memenuhi jalan. Namun tidak di Kawasan Posyandu Teratai yang ada di RW 9, Kelurahan Pegirian ini. Jalan menuju kawasan tersebut sudah mengalami perbaikan dan merupakan kampung hijau. Masyarakatnya pun sadar akan kebersihan, hal itulah yang diungkapkan oleh Ketua Ibu Pemantau Jentik (Bumantik), Sri Sumarni saat penjurian Lomba Posyandu ”Smart & Healthy” Tahun 2011, hari Rabu (9/3).

Kebersihan lingkungan sangat berpengaruh terhadap perkembangbiakan jentik nyamuk yang berkembang biak, yang merupakan vektor (perantara) penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Penyakit mematikan tersebut harus dicegah dengan membasmi tempat potensial yang dijadikan perindukan nyamuk. Untuk itu, kegiatan pemantau jentik menjadi tugas penting bagi Bumantik untuk melindungi warga dari bahaya nyamuk Aedes aegypti. Kegiatan itu sudah berlangsung selama tiga tahun lalu, setelah dibentuk kader Bumantik yang diketuai oleh Sri Sumarni.

Sejak saat itu, setiap bulan dilaksanakan kegiatan pemantauan jentik di tiap-tiap RT. Setiap RT mempunyai dua kader Bumantik yang selalu memeriksa rumah warga. Sebelum pemeriksaan jentik tidak dilakukan pengumuman terlebih dahulu agar warga tidak bersiap-siap untuk membersihkan bak mandinya, sehingga bisa mengetahui kebiasaan warga sehari-hari. ”Kalau ketahuan ada jentiknya langsung saya buang airnya di bak mandinya itu,” terang ibu Sumarmi begitu ia disapa rekannya.

Hasil dari pemeriksaan itu langsung dituangkan pada kartu jentik. Setiap warga memiliki kartu jentik yang merupakan program Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya. ”Jika ada jentiknya kami tulis positif dan jika tidak saya temukan jentik maka saya tulis negatif,” terang Ketua Bumantik yang juga menjabat sebagai Ketua PKK RW 9 itu.

Kegiatan Bumantik merupakan bagian dari kegiatan Posyandu Teratai I. Disamping kegiatan Bumantik, para kader juga bertanggung jawab terhadap kesehatan Balita. Untuk kegiatan pemantauan kesehatan Balita, diaplikasikan dalam kegiatan Posyandu, yakni pada pelayanan lima meja. Meja satu berfungsi sebagai pendaftaran, meja dua sebagai penimbangan, meja tiga sebagai pencatatan, meja empat sebagai penyuluhan, dan meja lima sebagai pelayanan kesehatan.

Pemantauan status gizi anak itu dirasakan manfaatnya oleh ibu Balita Yuliana (29) dan Balitanya Aina Sofia yang masih berumur 17 bulan. ”Saya selalu rutin kesini untuk memantau status gizi anak saya, penyuluhannya mengenai gizi empat sehat lima sempurna, sehingga berat badan anak terus naik ga pernah turun,” ujar Yuliana seraya tersenyum.

Di Posyandu Teratai I terdapat 143 Balita, 50 Balita diantaranya adalah murid PAUD. Pembukaan Posyandu dilakukan tiap satu bulan sekali pada tanggal yang sama dan pembukaan PAUD dilakukan pada sore hari setiap hari Kamis, Jum’at, dan Sabtu. Seperti yang telah diungkapkan oleh Bunda PAUD Kentik Purwanti, ”Yang masuk PAUD anak umur 2-5 tahun, siapapun boleh mengikuti PAUD, setiap pertemuan membayar 1000 rupiah tetapi jika yang tidak mampu boleh tidak membayar,” terang wanita yang memakai jilbab itu.

Sejak berdirinya Posyandu Teratai I pada tahun 2007 lalu, Posyandu ini telah menyabet beberapa penghargaan, salah satunya juara I lomba menghias topeng yang diadakan oleh perusahaan swasta, serta beberapa lomba lain. (Ima)