Peningkatan Kualitas Bidan Untuk Turunkan AKI dan AKB

Surabaya, eHealth. Pusat Pelatihan Klinik Terpadu Primer (P2KP) kini memiliki sekretariat baru. Organisasi Independen yang berdiri bulan November 2008 ini menempati bangunan satu komplek dengan Kelurahan Kendang Sari. Sebagai wujud rasa syukur, para pengurus P2KP menggelar hajatan secara sederhana yang dihadiri langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya sekaligus menggunting pita sebagai tanda diresmikannya penggunaan sekretariat P2KP Kota Surabaya, hari Selasa (15/3).

Dalam sambutannya, orang nomor satu di jajaran Dinkes Kota Surabaya ini mengharapkan dengan adanya P2KP ini, kompetensi bidan di Surabaya semakin meningkat. “Kita (Dinkes Kota Surabaya dan Ikatan Bidan Indonesia, Red) mendorong dibentuknya P2KP karena saat ini di Kota Surabaya ada ribuan bidan. Sehingga kemampuan dan kualitas dari bidan ini dapat kita pantau melalui pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh P2KP,” tukas dr. Esty.

Lebih lanjut, ia menginginkan dalam pelatihan yang diadakan oleh P2KP tidak hanya berupa peningkatan kemampuan teknis saja, melainkan juga peningkatan iman. Karena menurutnya dalam menolong orang lain tidak hanya untuk mendapatkan uang semata, melainkan juga bagian dari ibadah.

“Bidan harus banyak diberikan pelatihan, baik pelatihan APN (Asuhan Persalinan Normal, Red), KB, dan pelatihan lainnya,” ujar dr. Esty.

Dokter kelahiran Lamongan 54 tahun yang lalu ini menambahkan, dengan adanya pelatihan kepada bidan, diharapkan mampu menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) khususnya di Kota Surabaya serta meminimalkan kesalahan yang dibuat bidan dalam menangani pasien.

Sementara itu, Wakil Ketua P2KP Kota Surabaya Endang Sri Resmiati, SH, SST, M.Kes mengatakan, adanya sekretariat baru P2KP yang beralamatkan di Jl. Kendangsari YKP No. 2 ini semakin memudahkan untuk memantau dan memberikan pelatihan kepada bidan sekaligus menjadi tempat pelatihan bidan itu sendiri.

“Sebelumnya (ada sekretariat baru, Red) kita memberi pelatihan kepada bidan di RS IBI di Jl. Dupak. Namun sekarang dengan adanya sekretariat baru, maka pelatihan selanjutnya kita pindahkan kesini,” ucap Endang yang juga sebagai Ketua Ikatan Bidan Indonesia Daerah Jawa Timur.

Agenda pertama P2KP, lanjutnya, setelah memiliki sekretariat baru ini yakni akan mengadakan pelatihan APN kepada 10 bidan tanggal 18-27 Maret 2011. “Jumlah bidan yang dilatih pun tidak banyak-banyak, hanya 10 bidan. Hal ini agar kualitas dari pelatihan akan semakin maksimal,” tutur Endang.

Perlu diketahui, beberapa pelatihan yang diadakan oleh P2KP untuk bidan adalah Pelatihan Asuhan Persalinan Normal, Contracepcy Technology Update (CTU), Asfeksi atau Resusitusi, Decision Making Tools (DMS), dan lainnya.

“Salah satu indikator keberhasilan dari P2KP serta Pemkot Surabaya adalah adanya penurunan AKI dan AKB. Sehingga, peningkatan kualitas dari bidan merupakan suatu keharusan dan peningkatan tersebut salah satunya berupa adanya pelatihan yang kami selenggarakan,” tutur Endang.

Tujuan dibentuknya P2KP ini, tambah Endang, untuk mewadahi kemampuan bidan khususnya di Kota Surabaya. Oleh karena itu organisasi yang diketuai oleh dr. Baksono SpOG (K) ini berafiliasi dengan Ikatan Bidan Indonesia. “Saat ini bidan yang terdaftar sebagai anggota IBI di Surabaya mencapai 1200 orang. Untuk itu, agar pemantauan kompetensi kepada bidan lebih jelas, maka dibentuklah P2KP ini,” imbuhnya. Selain masuk sebagai anggota IBI, bidan juga harus terdaftar di P2KP sehingga pengurus dari P2KP merupakan anggota IBI juga.

“Bagi Bidan Praktek Swasta (BPS, Red) atau bidan yang menangani pelayanan KB, KIA, dan persalinan harus mengikuti pelatihan di P2KP,” tutupnya. (And)