Ingin Pelajari Pelaksanaan BPJS Kesehatan di Surabaya

Surabaya, eHealth. Kembali, Dinas Kesehatan Kota Surabaya menerima kunjungan dari Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial Kota Sawahlunto, Sumatera Barat. Dalam kunjungan itu para rombongan disambut oleh Kepala bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan drg. Bisukma Kurniawati dan Kepala Seksi Pelatihan dan Pendidikan SDM Kesehatan, Hariyanto, SKM, M.Kes di ruang rapat lantai II Dinkes Surabaya, hari Kamis (18/12).

Dalam kunjungan tersebut, Dinkes Kota Sawahlunto dan Dinas Sosial ingin belajar dan mengetahui pelaksanaan dan pelayanan BPJS Kesehatan di Surabaya.

Dalam paparannya, drg. Bisukma Kurniawati menjelaskan, di Surabaya, jika sebelumnya membayar klaim sebesar tagihan setiap Rumah Sakit, namun untuk tahun ini instansi yang beralamatkan di Jl. Jemursari No. 197 Surabaya ini membayar premi atas anggota yang terdaftar dalam kepesertaan BPJS Kesehatan.

Pejabat yang akrab disapa drg. Bety ini menambahkan, dengan cara pembayaran premi seperti itu, Kota surabaya melalui Dinkes lebih efisien dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan dan Sosial Kota Sawahlunto dr. Ambun Kadri, MKes mengaku berkunjung ke Surabaya untuk mengetahui pelaksanaan dan pelayanan BPJS kesehatan di kota pahlawan ini. Tujuannya agar sebelum melangkah atau memutuskan apakah akan menggunakan premi atau klaim dalam pelaksanaan BPJS di kotanya nanti.

”Kami ingin membawa ilmu ini ke Kota Sawahlunto untuk segera diaplikasikan. Namun tentunya nanti kita akan konfirmasikan lagi dengan Pemkot yang ada di sana,” terang dr. Ambun.

Ia optimistis, pelaksanaan BPJS kesehatan tentunya akan mudah diaplikasikan di Sawahlunto, mengingat jumlah penduduknya yang tidak terlalu besar seperti Surabaya dengan jumlah mencapai tiga juta jiwa. Dalam kunjungannya juga ia memaparkan profil mengenai Kota Sawahlunto yang merupakan salah satu kota di Provinsi Sumatera Barat. Kota yang terletak 85 Km sebelah timur Kota Padang dengan dikelilingi tiga kabupaten, yakni kabupaten Tanah datar, Solok dan Kabupaten Sijunjung.

Dr. Ambun juga mengungkapkan bahwa Kota Sawahlunto dikenal sebagai Kota Tambang batu bara, namun Kota Sawahlunto sempat ”mati” setelah penambangan dihentikan. Dan saat ini Kota Sawahlunto berkembang menjadi kota wisata tua yang multi etnik, sehingga menjadi salah satu kota tua terbaik di Indonesia. (Ima)