Hilangkan Stigma! Kusta Dapat Disembuhkan Dengan Tuntas

Hilangkan Stigma! Kusta Dapat Disembuhkan Dengan Tuntas

Surabaya, eHealth. Penyakit kusta memang merupakan salah satu penyakit menular. Bahkan jika tidak atau terlambat diobati, penyakit yang disebabkan oleh Mycrobacterium leprae dapat menimbulkan kecacatan bagi penderitanya. Karena itu, penyakit kusta bukan hanya dipandang sebagai permasalahan medis saja, namun juga meluas ke sosial, ekonomi dan budaya.

IMG_5216Indonesia tercatat sebagai negara dengan penyumbang penderita kusta terbanyak di dunia setelah India dan Brazil. Sedangkan Provinsi Jawa Timur merupakan provinsi dengan peringkat teratas di Indonesia dalam penyakit kusta. Hal ini diutarakan oleh Imam Muhaji, S.Kep. Ners, Wakil Supervisor Program Kusta Dinas Kesehatan Kota Surabaya, saat talkshow di Radio Republik Indonesia (RRI) yang membahas tema Peringatan Hari Kusta Sedunia, hari Kamis (29/01/2015).

Imam mengatakan bahwa masih banyak penderita kusta yang “tersisihkan” di lingkungan sekitarnya karena dianggap sebagai pembawa penyakit kutukan maupun keturunan. Sehingga, penderita banyak yang mengalami depresi karena merasa diasingkan.

Memang, lanjut Imam, kusta bisa menular ke orang lain karena adanya interaksi aktif seperti anggota keluarga yang hidup bersama penderita, namun penularannya tidak segampang seperti influenza.
“Jadi seseorang berisiko tertular jika ada yang hidup serumah (dengan penderita, Red) dan selama bertahun-tahun,” ujarnya.
Ada dua tipe penyakit kusta, yakni kusta kering (pauli Bassiler/PB) dan kusta basah (Multi Bassiler/MB). “Nah, yang berpotensi menular yakni kusta dengan tipe MB.”

Masalahnya, penderita sering tidak menyadari bahwa dirinya terjangkit penyakit yang juga dikenal sebagai penyakit lepra. Karena hampir tidak ada gejala yang dirasakan, hanya timbul kelainan kulit berupa bercak putih atau bercak merah yang mati rasa, tidak gatal, tidak sakit, sehingga penderita tidak merasa terganggu.

“Banyak penderita yang menganggap bercak putih itu sebagai panu dan sering diabaikan. Sehingga jika terlambat diobati bakal menimbulkan kecacatan,” tukas staf Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Dinkes Kota Surabaya ini.

Apabila penderita sudah masuk ke taraf cacat, banyak yang akhirnya merasa rendah diri dan tidak mau bergaul dengan lingkungan sekitar karena penyakitnya ini.

Oleh karena itu, tema peringatan Hari Kusta Sedunia pada tahun ini adalah “Hilangkan Stigma! Kusta Dapat Disembuhkan.” Ia berharap masyarakat dapat lebih “aware” terhadap kusta dan segera berobat jika menemui tanda-tanda bercak putih di tubuh.

Kusta dapat disembuhkan dengan tuntas jika sudah terdeteksi dini. Masyarakat bisa mengecek apakah dirinya terkena kusta atau penyakit kulit yang lain ke Puskesmas yang ada di Kota Surabaya.

Obat kusta bisa didapat gratis dari Puskesmas. Bahkan di Kota Surabaya, Pemerintah Kota (Surabaya) juga memberikan bantuan berupa Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk penderita kusta yang ber-KTP Surabaya.

Dalam talkshow ini juga menghadirkan Pak Solichin (43), salah satu orang yang pernah menderita kusta. Solichin membagikan pengalamannya saat terkena penyakit tersebut dari awal hingga sembuh dengan pengobatan teratur. (And)