Aktifkan Puskesmas Poned 100%

Surabaya, eHealth. Puskesmas dengan pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di Indonesia Timur sudah ditentukan. Terdapat 1579 Puskesmas Poned di Regional Timur, namun dari jumlah sekian itu yang aktif melakukan tugasnya hanya 80 persen. Atas dasar itu, Kemenkes Bagian Sub Direktorat (DIT) Bina Pelayanan Kesehatan Dasar mengadakan On The Job Training (OJT) Peserta Lokakarya Puskesmas Poned bagi Regional Indonesia Timur. 

Peserta OJT itu di ikuti oleh 65 bidan desa, dokter yang bertugas di Puskesmas Poned serta pengelola Poned dan tim Poned dari regional Indonesia timur yang meliputi Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantab Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Puskesmas Poned itu bertujuan untuk menangani kegawat daruratan di tingkat dasar.

Dikatakan oleh Kasubdit Bina Pelayanan Dasar dr. Muhammad Ilhami Sp.OG bahwa saat ini Puskesmas Poned tidak berjalan 100 persen dikarenakan kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) serta kurangnya pembinaan. Untuk itu perlu dilakukan pembangunanan jaringan dengan Dinas Kesehatan, RSUD dan Puskesmas agar terjalin rujukan yang baik. Sehingga di daerah bisa menerapkan Puskesmas Poned tersebut.

 OJT itu akan dilaksanakan selama tiga hari, pada dua hari kedepan diberikan materi kelas dan satu hari tinjauan lapangan yang akan dilakukan di Puskesmas Jagir yang sudah melaksanakan tugasnya sebagai Puskesmas Poned. Sebelum melakukan tinjauan lapangan, Kepala Puskesmas Jagir dr. Sri Peni Tjahjati memberikan gambaran umum mengenai Puskesmas Jagir dan pelaksanaan Puskesmas Poned.

dr. Peni mengatakan bahwa kendala dalam pelaksanaan Poned di Jagir yakni terkait SDM yang kerap kali diganti-ganti atau dimutasi. Namun meski begitu, pelaksanaannya tetap berjalan dengan baik, karena di Puskesmas Jagir sudah dilengkapi dengan dokter spesialis obstetri dan ginekologi. Upaya itulah yang akhirnya menarik perhatian peserta untuk meninjau lapangan di Puskesmas Jagir.

 Pada momen tersebut, peserta mendapatkan beberapa materi salah satunya adalah kebijakan pengembangan Poned yang meliputi jumlah penduduk, luas wilayah dan pemetaan kebutuhan yang disampaikan oleh dr. Bambang Sarjono, MPH Direktur Bina Upaya Pelayanan Dasar Kemenkes RI. Selain itu, peserta juga mendapatkan materi mengenai pedoman penyelengaraan Puskesmas Poned yang disampaikan oleh dr. Muhammad Ilhami Sp.OG. Materi kegawat daruratan kebidanan dan kandungan dari dr. Bambang Trijanto Sp.OG (K) dan materi kegawat daruratan pada neonatal oleh dr. Radix Hadriyanto Sp.A.(Ima)