Teliti Puskesmas Urban di Negara Berkembang

Teliti Puskesmas Urban di Negara Berkembang

Surabaya, eHealth. Seminggu terakhir, Puskesmas Medokan Ayu kedatangan tamu istimewa, tiga orang berperawakan bule hilir mudik di Puskesmas yang beralamatkan di Jl. Medokan Asri Utara IV/31, Kecamatan Rungkut ini. Sesekali ketiga orang tersebut berdialog dengan pasien maupun pegawai Puskesmas seraya sesekali mencatat apa yang mereka diskusikan. Sontak, dengan wajah bulenya, mereka menjadi pusat perhatian dari pasien yang berkunjung ke Puskesmas, hari Senin (27/10/2014).

IMG_3993eKetiga orang tersebut adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran dari Erasmus University, Rotterdam, Belanda. Mereka adalah Irene Herrings, Joep Johannes Raymond Hermans, dan Roos Gensen dengan didampingi oleh dr. Linda, dosen dari Universitas Airlangga.

Tujuan ketiga mahasiswa ini datang ke Puskesmas Medokan Ayu untuk mempelajari sistem kesehatan yang terdapat di fasilitas kesehatan, khususnya Puskesmas, Posyandu dan sebagainya. Kota Surabaya dijadikan salah satu obyek penelitian untuk Puskesmas urban atau daerah perkotaan, yakni Puskesmas Medokan Ayu dan Banyu Urip.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Puskesmas Medokan Ayu drg. Siti Januarsih memberikan paparan mengenai Puskesmas Medokan Ayu beserta upaya pengembangan dan inovasi. Selain itu juga dipaparkan mengenai program Puskesmas, seperti kunjungan ke Posyandu Balita, Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan penghitungan angka bebas jentik.

Joep Johannes Raymond mengatakan, kunjungan ke Puskesmas Medokan Ayu juga untuk mengetahui kualitas Puskesmas di daerah perkotaan dan pedesaan di Negara berkembang. Selain Surabaya, tim dari FK Erasmus University juga menyambangi Yogyakarta dan Jakarta.

Mereka berkeliling ke beberapa Poli di Puskesmas, seperti ruang bersalin, Poli Umum, dan juga ruang TU terkait pencatatan data-data Puskesmas.

Saat ditanya, apa yang sebaiknya ditambahkan di dalam Puskesmas sebagai bentuk pengembangan atau perbaikan, mereka menyarankan adanya sistem online atau terkomputerisasi untuk pencatatan data Puskesmas.

Hasil penelitian akan digunakan sebagai perbandingan dengan hasil yang tim mereka dapatkan dari mengunjungi fasilitas-fasilitas kesehatan di negara-negara berkembang lain yaitu Afrika Selatan, Kenya, Bangladesh, dan juga nantinya di negeri Belanda.

Mereka juga berkesempatan mengikuti Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) yang diadakan setelah jam pelayanan Puskesmas. Masing-masing mengukur BMI (Body Mass Index) dengan alat pengukur yang digunakan dengan cara berdiri tegak sambil memegang alat dan mesin secara otomatis mendeteksi status kesehatan tubuh mereka. (Fns)