Pelayanan Battra Di Puskesmas Diapresiasi Pengunjung Pameran

Surabaya, eHealth. Wajah Ahmad Zaimul Haq (28), tampak pucat. Sesekali ia memegang perutnya sambil merintih kesakitan. Ternyata penyakit asam lambungnya kambuh. Fotografer sebuah media massa di Kota Surabaya ini bergegas ke stan Dinas Kesehatan Kota Surabaya yang berada di areal pameran di Ballroom Hotel Shangri-La untuk memeriksakan diri. Oleh Alimah, petugas jaga stan Dinkes Kota Surabaya disarankan untuk menjalani terapi akupuntur untuk mengurangi rasa sakit yang dideritanya.

Mengangguk tanda setuju, Somat –panggilan Ahmad Zaimul Haq- lantas diajak ke stan Program Studi D 3 Pengobat Tradisional (Battra) Universitas Airlangga untuk menjalani terapi akupuntur. Alimah yang juga sebagai ahli Battra di lingkungan Dinkes Kota Surabaya mulai menusukkan satu persatu jarum akupuntur di beberapa bagian tubuh Somat, seperti perut, betis kaki, sampai punggung tangan.

Setelah 15 menit terapi akupuntur, Alimah mulai mencabut jarum akupuntur sembari menyarankan untuk kontrol setiap satu minggu sekali ke Puskesmas terdekat yang memiliki pelayanan Battra. Selain itu, Somat juga diberikan ramuan temulawak dan kunyit masing-masing satu botol untuk diminum.

“Sekarang sudah baikan (dibanding sebelum menjalani terapi akupuntur),” tukas Somat seraya tersenyum. Walhasil, setelah dilakukan terapi akupuntur, pria alumnus Unesa tersebut kembali melaksanakan tugas nya sebagai fotografer untuk meliput kegiatan simposium Pengobat Tradisional.

Memang, saat itu Dinas Kesehatan Kota Surabaya turut berpartisipasi dengan mendirikan stan pameran dalam kegiatan “The 1st International Symposium on Traditional Complementery and Alternative Medicine” yang diselenggarakan oleh Program Studi D 3 Pengobat Tradisional Universitas Airlangga, selama dua hari yakni tanggal 12-13 April 2014 di Ballroom Hotel Shangri-La Surabaya.

Meski stan dari instansi yang beralamatkan di Jl. Jemursari No. 197 Surabaya ini hanya berukuran 3×3 meter, namun tak menyurutkan antusias pengunjung yang sebagian besar merupakan peserta simposium untuk datang ke stan milik Dinkes Kota Surabaya.

Berbagai macam tanaman herbal dipajang didepan stan, tak lupa juga simplisia menghiasi meja. Juga contoh minuman wedang pokak yang terbuat dari campuran jahe, kayu manis, cengkeh, kapulaga, daun jeruk purut, pandan dan serai. Sebuah minuman khas dari Puskesmas yang berfungsi untuk menghangatkan tubuh dan mencegah masuk angin. Ada juga hasil ramuan herbal olahan para kader binaan Puskesmas yang dijual yang bertujuan sebagai penunjang ekonomi warga.

Para pengunjung banyak yang mengapresiasi inovasi Dinkes Kota Surabaya yang telah membuka layanan Poli Battra di 20 Puskesmas di Kota Surabaya. Selain itu juga banyak bertanya seputar pelayanan inovasi selain Battra di Puskesmas.

Seperti diketahui, sejak tahun 2009, Dinas Kesehatan Kota Surabaya membuka pelayanan Poli Battra di beberapa Puskesmas di Kota Surabaya. Hingga tahun 2014 ini, sudah ada 20 Puskesmas dari 62 Puskesmas yang membuka pelayanan Battra, yakni Puskesmas Gundih, Sememi, Banyu Urip, Jeruk, Pegirian, Simomulyo, Keputih, Tenggilis, Jemursari, Peneleh, Sidotopo Wetan, Pucang Sewu, Medokan Ayu, Sawahan, Ketabang, Tambak Rejo, Siwalankerto, Tanah Kali Kedinding, Manukan Kulon, dan Puskesmas Morokrembangan.

Pelayanan Battra di Puskesmas tersebut meliputi Akupuntur, akupressure, pijat bayi, dan juga konsultasi herbal. Jam buka pelayanan pun sama seperti jam buka Puskesmas, yakni Senin – Kamis mulai pukul 07.30 – 12.00, jumat mulai pukul 07.30 – 10.00, dan Sabtu pukul 07.30 – 11.00.

“Setiap tahun Dinas Kesehatan secara bertahap memproyeksikan membuka lima Puskesmas baru dengan pelayanan Battra. Jadi tahun 2014 ini rencananya akan ada tambahan lima Puskesmas baru dengan pelayanan Battra,” tukas Lika, staf Dinkes Kota Surabaya kepada pengunjung yang hadir.

Tidak hanya itu saja, banyak pengunjung yang berbagi ilmu mengenai pengobatan tradisional, salah satunya adalah Wang Jingjing., MD, ahli akupuntur dari Tiongkok. Bahkan beliau tak segan-segan mempraktikkan ilmu akupunturnya kepada petugas Battra Dinkes. “Semoga kita bisa saling mendapatkan ilmu agar dapat berguna bagi sesamanya,” ujar Wang Jingjing dalam bahasa Tiongkok yang diterjemahkan oleh rekan kerjanya. (And)