RS Adi Husada Kapasari Optimalkan Tim Paliatif

Surabaya, eHealth. Sebagai tindak lanjut dari pendeklarasian Surabaya Bebas Nyeri Kanker (SBNK), Rumah Sakit Adi Husada Kapasari masih dirasa kurag optimal saat melaksanakan komitmen tersebut. Untuk itu, Tim Paliatif RSU Dr. Soetomo memberikan sosialisasi dengan melakukan pembinaan kepada tim paliatif dari RS Adi Husada Kapasari untuk lebih mengoptimalkan pelayanan kepada pasien penderita Kanker, hari Kamis (27/1) bertempat di ruang pertemuan RS Adi Husada Kapasari.

Pada pembinaan tersebut dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, dr. Esty Martiana Rachmie, Ketua Tim Paliatif RSU Dr. Soetomo dr. Agus Ali Fauzi, PGD, Pall Med (ECU) serta Ketua Forum Pers RSU Dr. Soetomo, dr. Urip Murtedjo. Pembinaan ini juga dihadiri perawat, dokter dan pada medis RS Adi Husada Kapasari.

Dalam sambutannya, dr. Urip Murtedjo mengatakan, untuk menjalankan komitmen SBNK tidak lepas dari dukungan semua pihak. ”Dukungan itu dari Walikota Surabaya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, dan juga dukungan dari RSU Dr. Soetomo dengan gedung pusat Pendidikan Paliatif,” paparnya saat membuka acara sosialisasi dengan pembinaan tim paliatif.

Sementara itu, Kadinkes juga menambahkan bahwa deklarasi yang sudah ditandatangani bersama tidak omong kosong, tetapi kini sudah banyak pasien Kanker sudah merasakan perawatan paliatif itu. ”Mereka (penderita Kanker, Red) bisa merasakan, baik yang secara pencegahan dan penyembuhannya,” tukas dokter lulusan Fakultas Kedokteran UGM.

Namun, di RS Adi Husada Kapasari masih menemui banyak kendala dan belum sepenuhnya optimal terkait penanganan paliatif. Saat ini RS Adi Husada Kapasari hanya mempunyai satu tim paliatif yang terdiri dari 1 dokter, 1 Perawat, dan 1 paramedis. Satu tim itulah yang selama ini menangani semua pasien paliatif, untuk itu penanganan pada pasien paliatif belum maksimal. Seperti yang telah dikatakan oleh Direktur RS Adi Husada Kapasari, dr. Josephine S. Boma, MARS, ”Kurang optimalnya itu karena adanya keterbatasan tenaga serta ketidaktahuan masyarakat bahwa di RS Adi Husada Kapasari ini ada perawatan paliatif,” terangnya.

Lanjut ia katakan, karena program paliatif itu masih tergolong program yang baru, maka dalam perjalanan banyak menemui kendala. Kendala tersebut diantaranya adalah tidak adanya ruang khusus untuk pasien Kanker di RS Adi Husada Kapasari. Tetapi pihak manajemen RS mengoptimalkan ruang perawatan paliatif bagi pasien. ”Ruangan khusus paliatif belum ada, tetapi kita selalu mengoptimalkan ruang perawatan pada lantai 4,” ujar dokter keturunan Tionghoa ini.

Oleh karena itu, dr. Joseph berharap dengan adanya sosialisai ini, tim paliatif yang berada di RS Adi Husada Kapasari semakin bertambah dan semakin banyak masyarakat yang memanfaatkan fasilitas tersebut. ”Kami berharap tim paliatif makin bertambah meski belum banyak pasien yang berkunjung, saat ini setiap hari kami menerima pasien paliatif 4 hingga 5 pasien baik yang baru atau yang lama,” paparnya. (Ima)