Rela Ganti Bayar Air Kamar Mandi Warga Demi Untuk PSN

Surabaya, eHealth. Kesabaran dan ketelatenan adalah sebuah bekal utama seorang dr. Endah dalam ”membangun” Puskesmas Tambak Rejo yang ia pimpin. Dokter yang bernama lengkap dr. Rr. Hj. Endah Yudiantini, MM ini mengemban tugas sebagai Kepala Puskesmas Tambak Rejo sejak tahun 1999. Dalam kurun waktu 12 tahun ini bukan perkara mudah untuk mewujudkan sebuah Puskesmas dengan pelayanan yang prima. Bahkan, tidak sedikit ia menanggung sendiri beban pekerjaan demi keberlangsungan Puskesmas. Alhasil, berkat buah perjuangannya dan juga semua karyawan Puskesmas Tambak Rejo, kini Puskesmas tersebut telah memberikan pelayanan kesehatan yang berstandar internasional ISO 9001:2008.

Dokter yang dahulu sempat berkeinginan menjadi seorang arsitek ini mengisahkan masa kecilnya yang ia habiskan di Kota Pasuruan mulai SD hingga SMA. Setelah itu, dr. Endah melanjutkan jenjang kuliah di Fakultas Kedokteran dan Magister Manajemen UGM Yogyakarta.

Kepada tim eHealth, wanita kelahiran 30 Juni ini lantas menceritakan, sebelum mengambil pilihan pendidikan dokter di UGM Yogyakarta, Endah juga memiliki angan-angan untuk menjadi seorang arsitek. Hebatnya, ia pun diterima di dua jurusan yang berbeda di kampus yang sama, yakni Jurusan Arsitektur dan pendidikan dokter UGM Yogyakarta.

Namun, lanjutnya, ia lebih memilih pendidikan dokter karena juga atas dorongan dari keluarga. Selain itu, Endah juga teringat saat ayahnya jatuh sakit, ia merasa iba namun juga tak bisa berbuat apa-apa, karena saat itu ia masih duduk di bangku SMP. Dari peristiwa itulah, ia lantas memantapkan diri memilih dokter sebagai profesinya untuk menolong sesama. ”Betapa senangnya waktu itu jika seandainya saya bisa mengobati ayah yang lagi sakit,” ujar wanita yang masih memiliki keturunan Pakualaman dan juga kasunanan Yogyakarta.

Setelah lulus dan menikah, dr. Endah merantau ke Surabaya mengikuti sang suami yang ditugaskan di kota pahlawan ini. Ia sempat bekerja di RS Adi Husada sebelum diterima menjadi Pegawai Negeri Sipil akhir tahun 1990. Ia juga sempat menjabat sebagai Kasubsi (sekarang Kepala Seksi, Red) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan juga Kasubsi Anak dan Remaja. Tahun 1999, dokter yang kini berusia 52 tahun ini dipindah ke RSUD Dr. Soewandhie selama 6 bulan dan akhirnya meneruskan karirnya sebagai Kepala Puskesmas Tambak Rejo.

dr. Endah mengaku, awal menjadi Kepala Puskesmas yang beralamat di Jl. Ngaglik No. 87 ini memang minim fasilitas. Bahkan, waktu itu ia menilai bahwa tempat ini belum layak untuk dinamakan Puskesmas. Pasalnya, waktu itu sebagian bangunan terbuat dari triplek dan belum ada penyekat untuk ruang layanan. Memang, saat itu Puskesmas Tambak Rejo merupakan bangunan baru karena bangunan Puskesmas lama dibongkar untuk pembangunan RSUD Dr. Soewandhie.

Tak jarang, untuk menambah fasilitas dalam Puskesmas ia kerap mengeluarkan biaya sendiri seperti kursi, sofa, AC, ataupun barang yang lain. Ditambah, saat itu hanya ada tenaga 4 bidan dan 1 perawat. Dengan kondisi seperti itu, dr. Endah berinisiatif untuk mencari sendiri tenaga kontrak dan sukwan untuk membantu meningkatkan pelayanan. Saat itu pasien yang dilayani pun tidak banyak, hanya berkisar 11-20 pasien per hari.

”Saya masih ingat waktu itu, saya sementara menggaji dengan uang sendiri sebanyak 6 orang masing-masing Rp. 50.000,-. Terkadang sampai 11 orang (digaji, Red). Kalau ada uang sisa saya tambahi jadi Rp. 75.000,-. Namun semuanya saya jalani saja dengan senang hati,” tandasnya.

Usaha yang dilakukan dr. Endah pun bak gayung bersambut. Berbagai lintas sektor yang ada di Kecamatan Simokerto, seperti Muspika, Polsek, hingga Kecamatan turut membantu sarana penunjang Puskesmas. Selain lintas sektor, dokter berjilbab inipun juga menggandeng berbagai sponsor untuk menjalin kerjasama dengan kompensasi mau membantu memberikan beberapa peralatan

Ia mengaku, saat itu pengadaan dari Dinkes Kota Surabaya masih terbilang minim, ia pun sudah mengajukan alokasi ke Dinkes Kota Surabaya, namun ia tahu bahwa alokasi tersebut akan berlaku di tahun berikutnya. ”Memang saya sudah lakukan pengajuan ke Dinkes, tapi saya menyadari pengajuan itu (berlaku) di tahun berikutnya. Jadi tidak bisa langsung disepakati,” ujarnya.

Tak berhenti sampai disini saja, ia bersama karyawannya melakukan sosialisasi mengenai keberadaan Puskesmas Tambak Rejo agar masyarakat yang sakit dapat berobat ke Puskesmas. Selain itu juga untuk mensosialisasikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat kepada masyarakat di wilayah kerjanya.

”Sejak awal saya senang berada disini, saya merasa ini adalah tantangan buat saya,” katanya dengan bangga. Hampir tiap hari ia turun ke lapangan mengajak karyawanannya untuk penyuluhan pada penduduk. ”Malah tiap hari keliling untuk penyuluhan mengajak bawahan saya. Wis pokok e aku goncengen yo mau keliling penyuluhan,” selorohnya dengan logat kental Suroboyoan.

Banyak pengalaman menarik yang ia dapatkan saat bersingungan dengan masyarakat langsung untuk memberikan beragam penyuluhan. Seperti saat menindak lanjuti Pemberantasan Jentik Nyamuk (PJN) di beberapa rumah warga. Setelah sidak di lapangan, ia menemukan beberapa rumah yang bak mandinya penuh dengan jentik nyamuk.

”Saya suruh menguras semua bak mandi yang banyak jentik-jentiknya. Lha kok mereka (warga) ngomong mau nguras bak mandinya asal saya disuruh mengganti biaya airnya. Ya terpaksa saya belikan air untuk beberapa rumah,” tandas wanita yang juga berprofesi sebagai fasilitator pelatihan petugas jamaah haji 2001-2011 ini sembari senyum.

dr. Endah mengakui, program penyuluhan kesehatan hasilnya tidak akan maksimal kalau ia tidak langsung turun ke lapangan. Bahkan, saat pemberian imunisasi pun ia harus meminta bantuan ulama untuk menjelaskan pada masyarakat mengenai manfaat imunisasi, baru kemudian akhirnya masyarakat mau mengimunisasikan anaknya.

Sedangkan hubungan dengan sesama karyawan di lingkungan Puskesmas Tambak Rejo, ia pun anggap sebagai bagian dari keluarga sendiri. ”Mereka seperti keluraga saya sendiri, dan seperti anak-anak saya yang umurnya tak jauh beda,” kata dokter yang dikaruniai 4 orang anak ini.

Akhirnya, upaya yang dilakukan oleh dr. Endah saat ini telah membuahkan hasil. Secara bertahap, pelayanan yang diberikan Puskesmas Tambak Rejo semakin hari semakin baik. Ditambah dengan berhasilnya Puskesmas Tambak Rejo yang meraih sertifikasi internasional ISO 9001:2008. Jika dulu masyarakat memandang Puskesmas Tambak Rejo sebelah mata, namun atas kerja keras semua karyawan Puskesmas, kini menjadi Puskesmas dengan standarisasi internasional. (Ian)