Ramai-ramai Cek Status Gizi di Stan Puskesmas Gading

Ramai-ramai Cek Status Gizi di Stan Puskesmas Gading

Surabaya, eHealth. Hari masih pagi, jarum jam pun masih menunjukkan angka 05.45 WIB. Namun, suasana di Jl. Pacar Pacar Keling Gg. 1 sudah ramai dipadati masyarakat yang ingin memeriksakan kesehatannya maupun memanfaatkan layanan publik lainnya yang tersedia.

FOTO 1
CEK MONITOR: Petugas Puskesmas Gading saat memeriksa hasil status gizi yang terdapat di monitor saat melakukan pemeriksaan gizi masyarakat Pacar Keling. /And

Memang pagi ini, hari Kamis (20/08/2015), masyarakat di wilayah Kelurahan Pacar Keling, Kecamatan Tambak sari Surabaya mendapatkan giliran pelaksanaan bakti sosial kesehatan dan pelayanan terintegrasi yang diadakan oleh Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Kesehatan Kota Surabaya.

Dalam penyelenggaraan bakti sosial tersebut, terdapat beberapa Puskesmas yang mendirikan stan untuk mempromosikan pelayanan kesehatan dan juga inovasi yang dimilikinya. Salah satunya adalah Puskesmas Gading yang membuka layanan cek Posbindu atau Pos Pembinaan Terpadu untuk warga Pacar Keling.

FOTO 2
RAMAI: Suasana stan Puskesmas Gading saat membuka Posbindu dengan layanan cek status gizi saat pelaksanaan bakti sosial kesehatan dan pelayanan terintegrasi, hari Kamis, (20/08/2015) di Kelurahan Pacar Keling. /And

Layanan Posbindu oleh Puskesmas yang bertempat di Jl. Kapas Lor 1 No 1 Surabaya yaitu pengecekan Indeks Massa Tubuh atau Body Mass Index (BMI) berupa alat bantu untuk mengetahui status gizi dan juga pengukuran yang menunjukkan hubungan antara berat badan dan tinggi badan seseorang.

Apabila masyarakat ada yang ingin mengetahui status gizinya, petugas Puskesmas Gading menyediakan alat ukur body composition monitor serupa alat timbang badan dengan dilengkapi layar kecil yang dapat ditarik dari perangkat utama.

Sebelum menggunakan body composition monitor, seseorang wajib didata mulai usia, tinggi dan berat badannya lalu dimasukkan ke layar monitor yang ada di alat tersebut.

Body composition monitor bekerja saat seseorang naik diatas alat tersebut dan kedua tangan menarik layar monitor dari perangkat utama dengan waktu yang telah ditentukan oleh petugas. Jika sudah selesai, maka layar monitor akan memaparkan hasil dari pengukuran tersebut.

Beberapa hasil dari pengukuran status gizi tersebut yakni lemak perut, lemak tubuh, body mass index, jumlah kalori, hingga body age atau ukuran usia metabolisme tubuh.

Staf Gizi Puskesmas Gading, Shinta Ayu Sari mengutarakan bahwa seseorang akan mengetahui bahwa status gizinya baik atau tidak apabila hasil dari pengukuran status gizi yang bersangkutan tidak melebihi atau kurang dari yang telah ditentukan.

Salah satu kadar status gizi yakni lemak perut untuk laki-laki dikatakan normal apabila untuk rentang usia 20-39 tahun (8,0%-19.9%), usia 40-59 tahun (11,0%-21,9%), usia 60-79 tahun (13%-24,9%). Sedangkan lemak perut bagi perempuan dikatakan normal apabila untuk rentang usia 20-39 tahun (21,0%-32,9%), 40-59 tahun (23,0% – 33,9%), 60-79 tahun (24,0%-35,9%).

Sedangkan untuk body age atau ukuran usia metabolisme tubuh, jika hasil yang menunjukkan usia metabolisme lebih besar dibanding usia asli orang tersebut, berarti ia perlu berolahraga rutin agar dapat menghindari berbagai penyakit dan mengurangi penimbunan lemak ditubuh. Namun jika sebaliknya, usia metabolisme sama dengan usia asli, atau bahkan lebih rendah dari usia asli, berarti seseorang tersebut sudah menjalani hidup sehat. Begitu juga hasil untuk kalori juga lemak tubuh yang semuanya bertujuan untuk mengetahui status gizi.

Wanita yang akrab disapa Shinta ini menambahkan, apabila dari hasil pemeriksaan ada yang status gizi nya diatas normal, maka dilakukan layanan konsultasi gizi di tempat yang sama. Apabila masih diperlukan layanan lanjutan, maka akan diarahkan untuk datang ke Puskesmas Gading.

Hal ini dilakukan karena apabila status gizi seseorang diatas batas normal, semakin besar pula risiko untuk terserang berbagai penyakit mematikan, seperti jantung, tekanan darah tinggi, obesitas, diabetes mellitus hingga osteoatritis. Sehingga, pungkas Shinta, menjaga keseimbangan gizi dalam tubuh sangatlah penting, caranya dengan menjaga pola hidup sehat dan rutin berolahraga. (And)