Lakukan Penilaian Lomba Posyandu Dengan Lima Indikator

Lakukan Penilaian Lomba Posyandu Dengan Lima Indikator
Teliti : Tim Juri dari Akademi Gizi, Ni Made Krisna Dewi (baju merah) saat memperhatikan kader Posyandu Mangga 3 Kel. Jepara melakukan penimbangan kepada Balita dalam Lomba Posyandu Smart & Healthy Tahun 2017./Foto : Andi Sahrial

Surabaya, eHealth. Setelah sukses di gelaran tahun sebelumnya, kini Pos Pelayanan Terpadu atau yang lebih dikenal dengan Posyandu di Kota Surabaya kembali ditantang untuk menunjukkan kemampuan dan juga inovasinya dalam lomba Posyandu “Smart & Healthy” Tahun 2017.

Lomba yang rutin dihelat oleh Dinas Kesehatan Kota Surabaya sejak pertama kali diadakan tahun 2010 ini diikuti oleh 31 Posyandu yang mewakili tiap kecamatan di Kota Surabaya.

Penjurian untuk Posyandu yang mengikuti lomba ini dimulai tanggal 14 Februari 2017 dengan berkunjung langsung ke Posyandu sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan hingga bulan April 2017. Kemudian dari penilaian tersebut, tim juri akan menentukan siapa yang menjadi Posyandu terbaik dalam pelaksanaan Lomba Posyandu “Smart & Healthy” Tahun 2017 ini.

Nantinya, para pemenang akan mendapatkan penghargaan berupa uang pembinaan dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya, selain itu pemenang juara pertama dalam lomba ini juga akan mendapatkan penghargaan dari Wali Kota Surabaya saat puncak peringatan HUT Kota Surabaya pada bulan Mei mendatang.

Tim juri Lomba Posyandu “Smart & Healthy” ini terdiri dari Dinas Kesehatan, Akademi Gizi, PKK Kota Surabaya, Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dan LSM Wahana Visi Indonesia.

Dalam penilaiannya, tim juri akan melakukan penilaian yang meliputi lima indikator, yakni yang pertama adalah Administrasi Posyandu yang terdiri dari kelembagaan Posyandu, pengelolaan Posyandu, data kelengkapan administrasi, sarana peralatan dan administrasi, lalu yang kedua adalah Hari Buka Posyandu dan Kemampuan Kader yang meliputi mulai pendaftaran, penimbangan, pencatatan, penyuluhan serta kegiatan tambahan penunjang kesehatan.

Untuk indikator yang ketiga adalah Peran Serta Masyarakat Terhadap Hasil Kegiatan Posyandu dan Peran Tim Pokjanal Posyandu yang meliputi opini masyarakat tentang Posyandu yang bersangkutan, pembiayaan Posyandu, sumber daya dan sumber dana, pendataan hasil kegiatan, pendataan bayi, Balita dan Bumil di Posyandu, keberadaan Pokjanal Posyandu di tingkat kecamatan, dan kontribusi serta pembinaan yang telah dilakukan oleh Pokjanal.

Indikator keempat adalah Program Inovasi dan Pelayanan Posyandu, yang meliputi penilaian kehadiran tim Pokjanal Posyandu, penilaian inovasi Posyandu, penilaian program-program Posyandu, penilaian peran serta instansi terkait seperti Puskesmas, Petugas Lapangan Keluarga Berencana, dan inovasi Posyandu pada saat kunjungan penilaian.

Sedangkan indikator penilaian terakhir yakni Pembinaan Posyandu, seperti pembentukan Pembina, susunan dan peran Pembina Posyandu, serta kegiatan pembinaan.

Posyandu Sebagai Ujung Tombak Kesehatan Ibu dan Anak
Bukan tanpa alasan Dinas Kesehatan Kota Surabaya sudah tujuh kali rutin menggelar kegiatan Lomba Posyandu “Smart & Healthy” ini. Hal ini dikarenakan fungsi vital Posyandu sebagai ujung tombak dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak yang mencakup lima fungsi pelayanan, yakni pemantauan pertumbuhan, penyuluhan gizi dan kesehatan, imunisasi, pelayanan KB dan pelayanan kesehatan dasar.

Selain itu juga adanya lomba ini bertujuan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kunjungan Balita di Posyandu, meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan kader Posyandu, juga meningkatkan pengetahuan dan peran serta masyarakat akan pentingnya Posyandu dalam peningkatan gizi dan kesehatan.

Diharapkan, nantinya apabila salah satu Posyandu yang keluar sebagai juara akan menularkan ilmu nya kepada Posyandu lain, sehingga kemampuan kader Posyandu di Kota Surabaya akan merata. (And)