Kembangkan Sayap, Tambah Ruang Inap Bersalin dan Poli Anak

Surabaya, eHealth. Sejak tahun 1968 Puskesmas Tanjungsari memiliki komitmen untuk memprioritaskan program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Sejak saat itu lah mereka terus memfokuskan pengembangan pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak. Mulai tahun 2008 lalu Puskesmas Tanjungsari mengepakkan sayapnya dengan menambah ruang inap bersalin dan ruang khusus pelayanan kesehatan untuk anak atau Poli Anak. ”Sebelumnya pelayanan kesehatan umum menjadi satu baik orang dewasa maupun anak-anak, namun saat ini pelayanan kesehatan anak kami sendirikan untuk mengubah mindset mereka, agar anak-anak tidak takut ketika menjalani pengobatan tersebut,” terang Kepala Puskesmas Tanjungsari dr. Grace Debbi Adam.

Tepatnya pada Bulan Desember tahun 2008 lalu, Puskesmas Tanjungsari mengalami perubahan struktur bangunan yang diperluas dengan satu lantai lagi. Penambahan itu dipergunakan khusus untuk ruang inap bersalin dan poli anak yang kini menjadi pelayanan kesehatan unggulan di wilayah Tanjungsari. Saat ini ruang inap bersalin mempunyai tiga kamar yakni ruang melahirkan, ruang nifas dan ruang bayi. Masing-masing ruangan mempunyai dua sampai tiga tempat tidur.

Pada awalnya masyarakat belum banyak yang mengenal bahwa ada pelayanan ruang inap bersalin di Puskesmas yang terletak di Jl. Tanjungsari No. 115 Surabaya ini. Karena pelayanan yang baik dan banyak pasien yang puas akan pelayanan persalinan di Puskesmas Tanjungsari, maka pelayanan ini lambat laun dikenal di masyarakat melalui ”Getok tular” atau dari mulut ke mulut. ”Kini masyarakat sudah banyak yang memanfaatkannya, satu bulan hingga enam pasien, bahkan terkadang satu hari hingga dua pasien,” terang dr. Grace begitu ia disapa.

Lanjut ia katakan, ”Penambahan fasilitas seperti USG sudah ada, sehingga menarik masyarakat untuk memeriksakan kandungan ke Puskesmas,” paparnya. Kini Masyarakat kerap kali berkunjung ke Puskesmas, meski hanya sekedar memeriksakan kandungan dan USG. Setiap hari terdapat lima sampai tujuh pasien yang datang untuk memeriksakan kandungan. Sedangkan untuk ibu melahirkan satu bulan mencapai enam sampai tujuh pasien.

Penanganan pada persalinan di Puskesmas Tanjungsari hanya untuk persalinan normal, jika pasien ada masalah pre eklamsia atau mengalami Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) maka untuk wilayah Surabaya semua akan dirujuk pada Rumah Sakit terdekat, salah satunya adalah RS Mitra Keluarga, RS Dr. Soewandie, RS Bhakti Darma Husada dan RS Darul Sifa’.

Selain itu, pelayanan ruang inap bersalin di Puskesmas Tanjungsari buka 24 jam. Untuk itu, para karyawan yang bertugas seperti bidan berjaga 24 jam dengan cara bergantian. ”Kami mempunyai enam bidan yang jaga di Puskesmas, dua bidan jaga sore hari dan dua bidan pagi hari, begitu seterusnya,” ungkap ibu lima anak itu saat ditemui tim eHealth di ruang kerjanya.

Selain ruang inap bersalin, Puskemas Tanjungsari mempunyai ruang khusus pengobatan anak atau poli anak. Awalnya pelayanan kesehatan umum dewasa dan anak-anak menjadi satu, sehingga kerap kali menimbulkan ketakutan bagi anak-anak yang berobat ke Puskesmas. Karena alasan tersebut, maka pengobatan bagi anak-anak khusus disendirikan. ”Poli anak kita bikin lebih asyik dengan menambahinya boneka, mainan agar anak-anak betah dan tidak takut untuk berobat,” tukas dokter yang pernah memimpin Puskesmas Simomulyo ini.

Selain alasan di atas, lanjut dr. Grace,  karena pada pelayanan kesehatan umum lebih lama sehingga anak-anak secara otomatis akan mengikuti lamanya antrian tersebut. Hal ini juga dikarenakan pasien anak-anak lebih sedikit dibanding orang dewasa. Pengobatan pada anak-anak setiap hari mencapai 20 pasien sampai 25 pasien.

Namun kini masyarakat sudah banyak yang memanfaatkan Poli Anak yang berada di Puskesmas. ”Karena itu saya harap nanti Puskesmas Tanjungsari bakal diberikan dokter spesialis anak, yang mendukung program kami yakni kesehatan ibu dan anak,” harapnya.

Selain perubahan-perubahan itu Puskesmas Tanjungsari kini banyak yang berubah setelah menjalani sertifikasi ISO (International Organization for Standarization) 9001:2008. Perubahan yang paling signifikan yakni  karyawannya lebih disiplin, begitu juga adminitrasinya lebih bagus dan tertata. ”Setelah ISO, Puskesmas kami banyak yang berubah mulai dari struktur bangunan, administrasi dan kedisiplinan karyawan,” ungkap dokter asli Makasar ini.

Tidak hanya itu saja, inovasi pun terus dikembangkan seperti halnya Pos UKK (Unit Kesehatan Kerja), Pos Kesehatan Keluarga (Poskekel) dan Puskesmas Keliling (Pusling). Meski saat ini yang beroperasi hanya satu kelurahan diantara tiga kelurahan lainya yakni Kelurahan Tanjungsari, Sonokwijenan, dan Kelurahan Putat Gede. ”Kita masih mengoptimalkan di Kelurahan Tanjungsari, nanti kita akan kembangkan pada kelurahan lain seperti Sonokawijenan dan Kelurahan Putat Gede,” terang Puji Astutik, S. Kep, bagian Promosi Kesehatan Puskesmas Tanjungsari.

Inovasi Pos UKK yang saat ini sudah berjalan di Kelurahan Tanjungsari bertujuan untuk mengupayakan pertolongan pertama jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan saat bekerja, selain itu pula mengupayakan kemandirian masyarakat dalam perihal kesehatan. “Setiap sebulan sekali staf dari Puskesmas akan memantau Pos tersebut,” ungkap Puji. Para kader pun dioptimalkan untuk mengkoordinir Pos UKK dengan pemberian pelatihan sebelumnya.

Harapan pun terlontar dari dr. Grace bahwa tahun 2011 ia berharap semua program bisa berjalan dengan baik agar pelayanan di Puskesmas Tanjungsari makin diminati oleh masyarakat. (Ima)