dr.Tienne Soeleman, Kepala Puskesmas Wonokusumo

Surabaya, eHealth. Meski sudah menginjak usia diatas 50 tahun, namun wanita yang ramah dan rendah hati ini tetap semangat dalam mengemban amanah sebagai Kepala Puskesmas di pinggiran utara Surabaya. Adalah dr. Tienne Soeleman, Kepala Puskesmas Wonokusumo yang merupakan sosok yang selalu santun dan selalu mengajarkan kepada stafnya untuk selalu bersikap jujur dimana saja.

Wanita ramah yang selalu bertutur kata lembut ini dilahirkan di kota kecil Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Masa kecil wanita yang akrab disapa dr. Tien oleh rekan sejawatnya ini dihabiskan di kota ujung utara Jawa Tengah ini, hingga akhirnya pindah ke Semarang untuk melanjutkan studi di SMP dan SMA.

Baru setelah lulus dari SMA, ia kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas 11 Maret di Kota Solo. Tahun 1986, ia lulus dari kedokteran dan juga lolos menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil dan langsung ditempatkan ke Jayapura sebagai dokter disana hingga akhirnya tahun 1991, dr. Tien pindah ke Surabaya.

Tahun 1991, dr. Tien bertugas di Puskesmas Jemursari untuk menggantikan salah seorang dokter di Puskesmas tersebut yang sedang cuti, kemudian pindah ke Puskesmas Kedungdoro menjadi dokter kedua. Tak lama bertugas di Kedungdoro, dr. Tienne kembali ditugaskan ke Puskesmas Tembok Dukuh, kali ini ia diamanahkan sebagai Kepala Puskesmas di tempat tersebut. Tahun 2010, ia kembali dipindah tugaskan serta tetap diamanahkan sebagai Kepala Puskesmas di Puskesmas Wonokusumo.

Menjabat sebagai Kepala Puskesmas di wilayah utara Surabaya merupakan tantangan tersendiri baginya. Menurutnya, perbedaan wilayah juga turut mempengaruhi kondisi lingkungan sekitar, dimana wilayah Wonokusumo sendiri merupakan kawasan padat penduduk serta mayoritas sebagai warga pendatang dan musiman. Sehingga perlu adanya pembinaan masalah yang berkaitan dengan kesehatan. Memang wajar jika diawal kepemimpinannya di wilayah Wonokusumo, dr. Tienne terus beradaptasi untuk mengenal lebih dekat masyarakat beserta kehidupan sehari-harinya.

“Saya sudah sowan (permisi, Red) kepada pihak-pihak terkait, seperti Kapolres, Danramil, Camat, Lurah, dan tokoh masyarakat lainnya,” tutur dokter yang hobi membaca ini. “Apa yang saya lakukan ini demi membantu dan mendukung saya untuk menjalankan program-program kesehatan kedepannya untuk masyarakat,” imbuhnya.

Ia pun menambahkan, setiap Puskesmas pasti memiliki karakter wilayah sendiri, baik itu kebiasaan masyarakat dalam segala macam permasalahan kesehatan. Justru permasalahan inilah yang menjadi sasaran untuk mengentaskan pola pikir masyarakat yang minim akan pengetahuan kesehatan. Peran Puskesmas disini sangatlah penting untuk merubah pola pikir yang kurang baik, salah satunya adalah perilaku hidup bersih dan sehat serta penanganan pada Balita gizi buruk.

Berbagai langkah pun ia tempuh untuk program pengentasan Balita gizi buruk yang terdapat di wilayah Wonokusumo. Selain itu, ia juga merangkul dukun bayi di wilayahnya agar para dukun tersebut mau diberi pengarahan untuk tidak melakukan tindakan pertolongan persalinan. “Saya sudah ke rumahnya (dukun bayi, Red) dan berbicara dengan baik-baik. Kalau seandainya ada warga yang melahirkan, biarkan tenaga kesehatan saja yang menangani proses kelahiran itu,” tukasnya.

Ia pun tidak mengesampingkan peran dukun begitu saja, dr. Tienne menawarkan jika ingin tetap membantu, maka sebatas untuk merawat ibu dan bayinya pasca persalinan.

Meski baru setahun dr. Tienne menjabat sebagai Kepala Puskesmas Wonokusumo, namun ia sudah menganggap karyawannya seperti keluarganya sendiri. Ia juga menanamkan rasa kepedulian serta rasa kekeluargaan yang hangat kepada karyawan Puskesmas yang beralamat di Jl. Wonokusumo Tengah No. 55 Surabaya ini. Yang terpenting, dr. Tienne selalu menuturkan kepada karyawannya selalu bersikap jujur dalam bekerja dimanapun berada.(Ian)