dr. Nurul Lailah, Kepala Puskesmas Dupak

Surabaya, eHealth. Sosok dr. Nurul Lailah di lingkup masyarakat Kota Surabaya memang masih belum dikenal. Tetapi, di kalangan bidang kesehatan dan masyarakat Dupak, dokter asli dari Madura ini tidak diragukan lagi sepak terjangnya. Ia sempat menjadi Tenaga Kesehatan Teladan dan beberapa prestasi sebagai dokter teladan di Kalimantan. Kunci utamanya adalah senang akan sebuah tantangan.

Nurul kecil yang dilahirkan di Kabupaten Pamekasan Madura ini memang bersikukuh menjadi seorang dokter. Dia tidak pernah sedikitpun berpaling dari cita-citanya ke bidang lain setelah lulus dari SMA. Kendati dalam perjalanan Nurul tidak lulus Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri, ia tak patah arang. Kecintaannya pada profesi satu ini yang kemudian menjatuhkan pilihannya di Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma, Surabaya. Setelah lulus, Nurul langsung bertugas di Kalimantan, Malang, hingga terakhir di Kota Surabaya pada bulan Desember 2005.

Awal dirinya bertugas di Kota Surabaya yakni ditempatkan di Puskesmas Lidah Kulon selama seminggu, lalu dipindah tugaskan di Puskesmas Dupak sebagai dokter kedua. Pada tahun 2005, tepatnya tanggal 15 Maret 2005, terdapat pergantian Kepala Puskesmas di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Surabaya, termasuk Puskesmas Dupak yang kala itu dijabat oleh dr. Bambang. Sejak saat itu, roda kepemimpinan di Puskesmas yang beralamatkan di Jl. Dupak Bangun Rejo Gg Poli Surabaya ini beralih ke dr. Nurul Lailah.

Di awal masa kepemimpinannya, ia merasa Puskesmas Dupak masih sangat konservatif, mulai dari bangunan hingga manajemennya. ”Dulu saya prihatin melihat Puskesmas yang semuanya masih dalam kondisi konservatif, mulai dari anggotanya yang kurang disiplin, programnya tidak jelas, dan masih banyak lagi,” ujarnya. Untuk membenahi kendala tersebut, dr. Nurul merangkul teman-teman satu Puskesmas untuk berusaha memperbaiki dan membangun Puskesmas Dupak menjadi Puskesmas yang terbaik untuk pelayanan kepada masyarakat.

Dokter yang memiliki dua anak ini memiliki semangat untuk menghadapi sebuah tantangan, dimana ia memiliki impian untuk memajukan Puskesmas menjadi lebih modern hingga sarana peralatan yang dibutuhkan oleh masyarakat semuanya tersedia. “Saya ingin Puskesmas saya ini menjadi Puskesmas yang modern. Setiap orang yang datang, apa yang diinginkannya semua ada.”

Tidak berhenti disitu saja, inovasi untuk memberikan pelayanan kesehatan tidak hanya tertuju kepada masyarakat menengah ke bawah saja yang selama ini menjadi stereotip masyarakat akan keberadaan Puskesmas. Namun, ia juga merangkul masyarakat kalangan menengah keatas untuk berobat ke Puskesmas. Tentunya, lanjut dr. Nurul, semuanya didukung oleh performa yang baik. Bahkan, ia ingin menciptakan Puskesmas yang full service ibarat sebuah bank yang terlihat lebih profesional.

“Saya ingin pelayanan Puskesmas saya ini seperti bank, dimana saat orang datang ke Puskesmas ada satpam yang membukakan pintu seraya mengucapkan ‘selamat pagi bu; selamat pagi, ada yang bisa saya bantu?’,” tukas wanita berjilbab ini. Ia optimis, upaya ini akan segera terwujud apabila segera direalisasikan. Intinya, Sumber Daya Manusia yang terdapat di Puskesmas Dupak harus dipacu dan disemangati bahwa pentingnya arti dari sebuah pelayanan kesehatan.

Ia sadar, disekelilingnya terdapat kompetitor pelayanan kesehatan yang kian menjamur. Tetapi dr. Nurul tak segan untuk berkaca diri. Justru dengan banyaknya kompetitor ini dapat mengetahui kekurangan di Puskesmas yang dipimpinnya agar dijadikan acuan yang positif untuk memajukan Puskesmas Dupak.

“Saya tidak takut akan daya saing diluar, saya menganggap kompetitor membuat saya menjadi lebih baik. Justru bagus agar kami bisa berkaca diri,” jelasnya. Kompetitor, lanjutnya, bukan hal yang berbahaya, tetapi mereka sangatlah berharga.

Meski saat ini warga Dupak melihat Puskesmas lebih terlihat seperti Rumah Sakit dimana bangunannya yang telah direnovasi menjadi lebih representatif. Akan tetapi, yang lebih utama adalah pelayanannya kepada masyarakat. “Percuma saja meskipun bangunannya terlihat bagus, tapi orangnya pada cemberut dalam melayani. Pasti orang tidak suka,” ujar dokter yang juga sebagai nominator Tenaga Kesehatan Teladan Tingkat Kota Surabaya tahun 2010 ini.

Jabatan sebagai Kepala Puskesmas adalah sebuah amanah dari Allah maupun negara. Amanah yang diemban oleh dr. Nurul inilah yang dipergunakan sebaik-baiknya. Ia mempunya rasa kekeluargaan yang tinggi di kalangan karyawan Puskesmas karena dr. Nurul menganggap Puskesmas merupakan rumah kedua baginya.

”Negara di amanahi untuk memimpin suatu organisasi yang saya anggap cukup menyenangkan, dan itu harus saya kelola, bagaimana orang-orang berada di naungan saya bisa sejahtera secara lahir dan batin, mereka bisa senang di rumah dan senang berada di Puskesmas. Apabila kesan itu terus berlangsung, otomatis kinerja kami dapat berjalan lancar,” jelas dokter yang juga pernah menjadi dokter teladan di Kalimantan ini.

Sebagai pemimpin memang tidaklah mudah, mengingat karakter orang berbeda-beda. dr. Nurul membuktikan pendekatannya ini hingga ke tiap anggotanya. Dirinya mengenal betul karakter para anggotanya. Sampai tukang parkir pun ia sanggup mengenal dan memperlakukannnya dengan baik. ”Saya senang mempelajari pribadi dokter, cleaning service dan tukang parkir di Puskesmas saya, saya tahu si A bagaimana orangnya, di mana rumahnya, begitu juga sebaliknya si B juga. Jika mereka ada masalah tentunya saya mengatakan apakah perlu bantuan. Dengan begitu, mereka merasa terbantu permasalahannya, kami merasa dekat seperti saudara hingga akhirnya kendala teratasi, kinerja juga tetap berjalan tanpa beban,” imbuhnya.

Ada sesuatu yang unik tetapi istimewa selama bertugas di beberapa kota. Saat ia bertugas di Kalimantan ditempatkan di kawasan lokalisasi, di Kota Malang pun sama, hingga di Surabaya, dr. Nurul tetap bertugas di kawasan lokalisasi. Namun, semuanya ini justru menjadi sebuah tantangan baginya. Mungkin inilah sebuah amanah yang harus diemban oleh dr. Nurul karena di satu sisi beliau berjuang untuk memberikan pengabdian kesehatan pada masyarakat dan di sisi lain ia memperjuangkan kaumnya yakni kaum perempuan ke arah lebih baik.

Perjuangannnya memang begitu berat, namun ia tidak habis akal dengan merangkul semua elemen LSM, Tokoh Masyarakat dan Karang Taruna setempat untuk bekerjasama menanggulangi masalah sosial sekaligus memberikan pengarahan bahaya Narkoba, bahaya HIV/AIDS, hingga pola asuh anak di kalangan ekonomi bawah.

dr. Nurul adalah sebagian dari Kepala Puskesmas yang ada di Surabaya. Keteguhan dan kesukannya akan sebuah tantangan menjadikan beliau sosok yang tangguh ditempa berbagai hal permasalahan internal maupun eksternal. Rasa kekeluargaannya juga sangat tinggi. Semua pribadi memiliki kekurangan dan kelebihan, tergantung bagaimana individu masing-masing bisa intropeksi dan mengisi kekurangan tersebut bisa menjadi manfaat lebih besar dalam kemajuan organisasinya. Hasil dari kerja keras dr. Nurul setahap demi setahap telah menunjukkan perkembangan. Dulu, Puskesmas Dupak yang sangat konservatif kini berdiri megah dan pelayanannya tak kalah baiknya hingga mendapatkan predikat Puskesmas ISO 9001:2008.(Ian)