Bintan Pelajari Penerapan KTR dan KTM di Surabaya

Surabaya, eHealth. Perda No. 5 tahun 2008 tentang KTR (Kawasan Terbatas Rokok) dan KTM (Kawasan Terbatas Merokok) yang sudah dibuat oleh Pemerintah Kota Melalui Dinas Kesehatan Kota Surabaya menarik perhatian Dinas Kesehatan dan Bagian Hukum Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau untuk berkunjung ke Dinkes Surabaya, hari Jum’at (23/10).

Kunjungan itu diterima oleh Kepala Seksi Pendidikan dan Pelatihan SDM Kesehatan Dinkes Kota Surabaya, Hariyanto SKM, dan Kepala Sub. Penyusunan Program, drg. Primayanti beserta staf. Dalam kunjungan itu, Hariyanto, SKM menjelaskan profil Dinkes Kota Surabaya dan perihal sejarah ditetapkannya Perda KTR dan KTM.

Meski menjadi Perda, KTR dan KTM masih terus dilakukan monitoring. Pada monitoring terhadap KTR dan KTM Surabaya sudah mempunyai tim monitoring dari masing-masing SKPD. Misalkan yang bertugas memonitoring kawasan wisata adalah Rumah Sakit, Puskesmas dan Klinik adalah tugas Dinas kesehatan, Dinas Pariwisata, Mall dan pasar tugas Dinas Perdagangan, tempat pendidikan tugas Dinas Pendidikan begitu seterusnya. ”Monitoring melekat pada dinas terkait,” jelas Hariyanto.

Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan, dr. Untung Suwanto menjelaskan bahwa mereka bisa mengambil pengalaman yang telah dialami oleh Dinkes Surabaya yaitu proses yang sudah dialami bahwa tidak mudah ketika Perda itu sudah dijalankan.

Dalam pelaksanaannya, masih ada monitoring yang selalu mengawasi pelaksanaan KTR dan KTM. ”Apresiasi dan komitmen yang kuat dari pemerintah daerah untuk mewujudkan KTR dan KTM, selama 2008 hingga sekarang ternyata di dalamnya ada pemantau–pemantau dan para penanggung jawab para SKPD,” terangnya.

Lanjut ia katakan bahwa mereka akan mencoba melalui proses yang telah dilalui oleh Dinas Kesehatan sampai menjadi perda KTR dan KTM, ”Inilah yang nantinya kita akan bawa kesana (Bintan, red). Meski kita terdapat perbedaan wilayah, kalau di Surabaya penduduk dan wilayahnya sangat besar dan tempat produsen rokok. Kalau kita yang disana tidak ada produsen rokok, kita hanya penyalur saja, tentunya akan lebih bisa,” lanjutnya. (Ima)