Badan Langsing Berkat ”Macan Luwe”

Surabaya, eHealth. Memasuki wilayah Kelurahan Gundih sontak hawa sejuk akan anda rasakan. Kawasan bersih dan hijau ini merupakan basis dan kantong-kantong tanaman Toga. Setiap halaman warga, anda akan menjumpai Tanaman Toga. Bukan hanya sebagai hiasan halaman rumah, tetapi tanaman-tanaman ini mempunyai berbagai khasiat obat. Meski Toga merupakan tanaman alami, namun tidak boleh diminum sembarangan, harus mengikuti resep dan takaran yang ditentukan oleh ahlinya agar tidak berbahaya bagi tubuh. Untuk itu, hari Kamis (10/3) diadakan Demo Memasak Toga, di RW 9 Kelurahan Gundih. 

Pada setiap pertemuan kader, para kader ini melakukan kegiatan demo resep obat yang sudah diberikan oleh Puskesmas Gundih. Kali ini merupakan giliran RW 9 yang melakukan demo Toga yang dipandu langsung oleh staf Puskesmas Gundih, Yusuf Subagyo. Pertemuan kader ini dilakukan setiap bulan sekali dan kader itu nantinya akan menyampaikan kepada warganya yang berada di RT masing-masing. Pertemuan ini dihadiri oleh seluruh kader dari RT 1 hingga RT 6. ”Setiap pertemuan kader, mereka melaksanakan demo Toga sesuai resep yang saya berikan,” terang Yusuf.

Kali ini para kader sedang mempraktekkan resep jamu ”Macan Luwe” yang sudah diberikan oleh Yusuf. Untuk membuat jamu atau obat tradisional itu tidak harus mahal, tidak harus menggunakan peralatan yang mahal juga, hanya cukup menyiapkan telenan dan ulekan dari kayu, serta bahan-bahan sesuai resep. Dengan begitu, para kader bisa membuat sendiri di rumah. ”Kita tidak harus menggunakan blender, cukup peralatan sederhana saja sudah bisa membuatnya, dengan kesederhanaan ini manfaatnya tidak kalah,” ujar Yusuf.

”Macan Luwe” itu berkhasiat sebagai pelangsing dan kewanitaan. Untuk membuatnya semua bahan yakni kunci, suruh, majaan, kunir, gula dan garam itu dicampur dalam kantong plastik, kemudian ditumbuk sampai halus. Setelah proses itu, bahan dimasukkan dalam air mendidih, biarkan bahan sampai matang.

Nama ”Macan Luwe” diambil dari bahasa jawa yang berarti ”Harimau Lapar” yang dimaksudkan agar gaungnya di masyarakat menyebar kemana-mana serta bisa berkesinambungan terus menerus. Selain itu, bahasa jawa mudah diingat oleh orang Jawa. Disamping ”Macan Luwe” ada beberapa resep lain seperti Macan Ketawa, Semar Mesem dan Semar Mendem.

Sebelum memulai demo itu, Yusuf sudah memberikan informasi bahan apa saja yang harus dipersiapkan. Bahan-bahan itu tidak dibeli, warga sudah bisa mendapatkanya di halaman rumah. Kecuali bahan-bahan Toga yang jarang ditemui oleh warga, seperti Temu Giring yang tumbuhnya di hutan. ”Kalau itu bisa menghubungi saya, sehingga saya bisa membawakannya dari Puskesmas, karena di Puskesmas kita mempunyai beberapa koleksi tanaman Toga yang jarang dijumpai,” paparnya.

Bukan hanya tanaman Toga saja yang bermanfaat, namun tumbuhan bunga juga bermanfaat seperti bunga melati dan bunga mawar bermanfaat bagi tubuh manusia. Bunga-bunga itu dimanfaatkan untuk wewangian wanita.

Resep-resep itu merupakan bagian dari 17 resep yang sudah diberikannya. Masih banyak resep yang akan diberikan oleh Staf Puskesmas Gundih, Yusuf Subagyo itu. Di lain waktu kegiatan semacam itu juga dilakukan oleh para kader Posyandu untuk meningkatkan gizi anak. Misalkan membuat obat-obatan untuk meningkatkan nafsu makan anak. Pada kader Posyandu itu gabungan antara kelurahan Gundih dan Kelurahan Bubutan. Para kader tersebut mempraktekkan hasil resep yang sudah diberikan oleh Yusuf.

Setelah mengikuti demo Toga itu, para kader mempraktekkan di rumah masing-masing. Diakui oleh ibu Sri Widi Sayeti warga RT 7. ”Sehabis demo, nanti saya praktekkan di rumah dan hasilnya saya konsumsi bersama keluarga, selain untuk mengingat juga sebagai konsumsi sehat buat keluarga kami,” papar ibu Widi begitu ia disapa.

Kegiatan Demo Toga itu sangat bermanfaat untuk warga, karena bisa membuat obat sendiri di rumah dan alami. ”Kalau anak saya sakit panas saja, langsung saya buatkan jamu-jamuan seperti kunir dan madu, sudah sembuh,” papar ibu dua anak itu. (Ima)