Upaya Penanganan Balita Kurang Gizi dengan Pendekatan Battra di Puskesmas Gundih

Upaya Penanganan Balita Kurang Gizi dengan Pendekatan Battra di Puskesmas Gundih

Surabaya, eHealth. Tanggal 10 Mei 2013 merupakan hari yang tidak akan terlupakan bagi dr. Rahmad Su’udi, Kepala Puskesmas Gundih. Hari itu ia mendapatkan kesempatan sebagai calon Tenaga Kesehatan (Nakes) Teladan Tingkat Provinsi Jawa Timur setelah terpilih menjadi Nakes Teladan Tingkat Kota Surabaya. 

dr rachmad
dr. Rachmad Su’udi melakukan presentasi di hadapan Tim Juri.

Dr. Rahmad begitu ia disapa, ia tidak pernah mengira bahwa dirinya akan mendapat kesempatan menjadi lima besar tingkat Jawa Timur. Di hadapan para juri yang berasal Dinkes Provinsi Jawa Timur yang berkunjung ke Puskesmas Gundih, hari Jumat (10/05/2013), dr. Rahmad tampil dengan penuh kesiapan. Ia menampilkan terobosan terbarunya dengan mempresentasikan ”Upaya Penanganan Balita Kurang Gizi dengan Pendekatan Pengobatan Tradisional di Puskesmas Gundih”.

Dalam presentasinya dr. Rahmad menjelaskan, bahwa Balita dengan gizi buruk merupakan permasalahan kesehatan yang masih banyak ditemukan. Padahal usia Balita merupakan periode emas tumbuh kembang bagi seorang manusia.

Sudah dilakukan berbagai upaya untuk menanggulangi permasalahan gizi buruk, mencakup kegiatan Posyandu, penyuluhan, pemberian makanan tambahan, pemantauan dari rumah ke rumah, demo masak makanan sehat, serta membuka kelas ibu pintar Balita sehat. Namun dari banyak upaya tersebut, masih saja ditemukan Balita dengan kasus gizi buruk.

Terjadinya balita gizi buruk itu merupakan permasalahan multi faktor. Pemahaman tentang pentingnya gizi bagi tumbuh kembang anak rata-rata rendah di kalangan orang tua dari Balita gizi buruk. Hal ini merupakan akumulasi dari rendahnya tingkat pendidikan, keadaan sosial ekonomi serta lingkungan masyarakat yang kurang kondusif terhadap kesehatan.

Selain itu, terkait dengan tingginya migrasi penduduk yang kebanyakan dilakukan masyarakat dari daerah yang lebih percaya terhadap ’orang pintar’ (dukun) daripada tenaga kesehatan dalam menangani masalah kesehatan.

Berdasarkan hal itu, dr. Rahmad mengatakan, selain memakai penanganan gizi buruk sesuai program yang dicanangkan oleh Dinas Kesehatan, ia mengangkat kearifan lokal berupa pijat (akupresur) dan nutrisi herbal yang memberi peluang pendekatan tradisional sebagai inovasi penanggulangan gizi buruk di wilayah Puskesmas Gundih.

Selain itu, ia berusaha menjadikan upaya itu sebagai isu masyarakat dengan melibatkan mereka dalam penanaman tumbuhan berkhasiat (herbal) di halaman rumah mereka masing-masing.

Inovasi itulah yang mengundang para juri untuk menjadikan dr. Rahmad sebagai calon Nakes Teladan. Pada penjurian itu para juri secara langsung turun kepada masyarakat dan kader menanyakan langsung kepada masyarakat terkait upaya yang sudah dilakukan oleh dokter Rahmad.

Dalam hal ini kategori Dokter dan Dokter Gigi dari Surabaya akan berjuang untuk menang dari Lumajang, Situbondo, Ngawi dan  Gresik. (Ima)