Sekapur Sirih

Surabaya, eHealth. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, Lanjut Usia (Lansia) dan keluarga miskin.


Berita Terbaru

Gebyar Difteri Sebagai Langkah Pencegahan Difteri

Gebyar Difteri Sebagai Langkah Pencegahan Difteri

Surabaya, eHealth. Penyakit Difteri masih menjadi momok bagi masyarakat, khususnya di wilayah Provinsi Jawa Timur. Karena banyaknya penderita Difteri, pemerintah bekerja sama dengan lintas sektor mengadakan kegiatan imunasasi tambahan (Sub PIN Difteri) yang diadakan serentak di 19 Kabupaten/Kota se-Jawa Timur. Berdasarkan data Surveilans Nasional, Kejadian 

Sosialisasikan Sub PIN Untuk Cegah Penularan Difteri

Sosialisasikan Sub PIN Untuk Cegah Penularan Difteri

Surabaya, eHealth. Penyakit Difteri masih menjadi “momok” bagi masyarakat, terutama di Provinsi Jawa Timur. Pasalnya, banyaknya penderita yang terjangkit oleh penyakit yang disebabkan oleh kuman Corynebacterium diphtheriae ini. Oleh karena itu, pemerintah menggandeng lintas sektor dan tokoh masyarakat untuk bersama-sama melakukan pencegahan penyakit Difteri ini 

Tetapkan Jawa Timur Sebagai KLB Difteri

Tetapkan Jawa Timur Sebagai KLB Difteri

Surabaya, eHealth. Provinsi Jawa Timur kini tengah siaga menghadapi Penyakit Difteri. Hal ini setelah Gubernur Jawa Timur Soekarwo menetapkan KLB (Kejadian Luar Biasa) penyakit Difteri sejak hari Jumat, 7 Oktober 2011 lalu. Mulai hari Senin (10/10), Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang tertuang dalam Surat Edaran Gubernur Jawa Timur No: 440/14954/031/2011 mencanangkan gerakan Penanggulangan KLB Difteri secara serentak di 38 Kabupaten/Kota di seluruh Jawa Timur.

Hal ini diutarakan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Drs. A. Mudjib Affan, MARS saat mengunjungi Posyandu Mandiri XIV Kelurahan Simokerto, Kecamatan Simokerto. Mudjib Affan mengatakan, total anak yang terserang penyakit yang disebabkan oleh Corynebacterium diphteriae selama tahun 2011 mencapai 333 orang dan meninggal 11 orang. Angka ini meningkat dibandingkan tahun 2010 sebesar 306 kasus Difteri, 21 orang diantaranya meninggal.

“Memang jumlah yang meninggal turun, tetapi jumlah penderita meningkat (dari tahun 2010, Red),” tukas Mujib Affan.

Sebenarnya, lanjut orang nomor satu di jajaran Dinkes Provinsi jawa Timur ini, status KLB di Jawa Timur sebenarnya mulai tahun 2008 lalu, dan tahun 2010 telah dilakukan tindakan pencegahan berupa ORI (Outbreak Response Immunization) Difteri untuk 11 kabupaten/kota di Jatim. Namun, hasil tersebut masih dirasa belum maksimal.

Untuk menangani kasus ini, pihaknya telah menyediakan sebanyak 40 ribu vaksin yang telah disalurkan ke seluruh Puskesmas di wilayah Jawa Timur. Penyakit ini, kata Mujib Affan, telah menyebar di 34 kabupaten/kota dan hanya empat daerah yang belum terjangkit, diantaranya adalah Ngawi, Trenggalek, Pacitan dan Magetan.

Meski dari seluruh wilayah Jawa Timur hanya ada 11 kasus yang sampai meninggal dunia, namun pemerintah tetap mengeluarkan status KLB Difteri mengingat kasus ini menyebar hampir merata  di semua daerah. Oleh karena itu, pemerintah menggelontorkan dana sebesar 8 miliar rupiah untuk imunisasi serentak di seluruh wilayah Jawa Timur ini.

Pahami Gejala Difteri

Mujib Affan menambahkan, salah satu penyebab munculnya kembali penyakit yang termasuk PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi) adalah tingkat kesadaran masyarakat yang masih belum maksimal, seperti masih ada status imunisasi pada anak yang masih belum lengkap.

“Jika anak-anak sudah diimunisasi, Insya Allah tidak akan kena (Difteri, Red). Bagaimana membuat kekebalan tubuh itu bisa membuat menjadi lebih baik. Karena anak2 masih belum lengkap imunisasinya, maka kekebalannya pun masih rentan,” tuturnya.

Cara penularan Difteri melalui udara maupun percikan ludah (droplet) dari penderita, selain itu juga ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi.

Difteri termasuk penyakit saluran pernapasan bagian atas. Anak yang terinfeksi kuman Difteri setelah 2-4 hari akan mengalami gejala-gejala infeksi saluran pernapasan bagian atas, diantaranya adalah demam tinggi lebih dari 38o Celcius, timbul rasa nyeri saat menelan makanan, pusing, tampak selaput berwarna putih keabu-abuan (Pseudomembran) dan bengkak pada leher.

Jika mendapati anak maupun orang dewasa dengan gejala seperti diatas, segera periksakan ke tenaga kesehatan terdekat, seperti Puskesmas maupun Rumah Sakit.(And)