Menciptakan Laboratorium yang Berpihak pada Masyarakat

Surabaya, eHealth. Laboratorium kesehatan yang selama ini beroperasi di kantor Dinas Kesehatan Kota Surabaya Jalan Jemursari No. 197 kini menempati rumah baru. Dengan lokasi yang notabene lebih ramai dan dekat dengan pusat kota, diharapkan kehadiran laboratorium ini dapat turut menyokong kesehatan masyarakat di Kota Surabaya.

 

Laboratorium Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Surabaya kini berlokasi di Jalan Pucang Jajar No. 31 Surabaya. Diresmikan langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya dr. Esty Martiana Rachmie pada hari Selasa (10/5). Laboratorium ini menempati wilayah yang cukup ramai, dekat dengan pemukiman warga, sekolah, dan sarana umum lainnya.

dr. Esty menyambut baik pembukaan laboratorium ini. “Walaupun di sekitar sini terdapat beberapa laboratorium lain, saya yakin laboratorium dari Dinas Kesehatan akan mampu bersaing,” tukasnya optimis. Wanita kelahiran Lamongan ini juga menambahkan, “Laboratorium kita ini mematok tarif paling murah, namun dengan kualitas yang setara dan bahkan lebih baik.”

Dengan adanya boyongan tersebut, karyawan laboratorium Dinkes Kota Surabaya mengadakan tasyakuran sederhana yang dihadiri oleh para Kepala Bidang dan Kepala Seksi Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Tampak pula lurah Kelurahan Pucang dan perwakilan dari kecamatan turut hadir dalam tasyakuran.

Walau terasa berat meninggalkan kantor Dinas Kesehatan, Sri Hartutik selaku Kepala Laboratorium Dinkes Kota Surabaya menegaskan bahwa sudah waktunya organisasi berbenah. “Hal ini sesuai dengan adanya SK Walikota No. 69 Tahun 2008 tentang UPTD Laboratorium Kesehatan pada Dinas Kesehatan Kota Surabaya, dan didukung oleh Perda No. 5 Tahun 2010 tentang Pelayanan Kesehatan,” jelasnya dalam sambutannya.

Wanita yang menjabat sebagai Kepala Laboratorium mulai tahun 2010 ini berharap bantuan dari tiap-tiap bidang yang terkait dalam pembangunan laboratorium seperti misalnya bidang Pengembangan SDM Kesehatan yang diharap memberikan pelatihan dan penyegaran bagi tenaga laboratorium.

Walau belum terakreditasi, Laboratorium Kesehatan memiliki kualitas yang tidak kalah dengan laboratorium lain yang sudah terakreditasi, misalnya dari segi kelengkapan dan mutu peralatan. Harga yang dipatok juga jauh lebih terjangkau dibanding laboratorium lain yang masih memikirkan sisi komersil dan profit.

“Mudah-mudahan dengan itu (harga yang murah, Red) kita bisa alihkan pikiran masyarakat bahwa laboratorium milik pemerintah image-nya tidak jelek, melainkan murah meriah dan akurat,” harap ibu Tutik.

Sebagai bentuk strategi pemasaran dan agar meningkatkan daya saing, laboratorium ini akan melakukan bakti sosial (Baksos) untuk memperingati hari Ulang Tahun kota Surabaya yaitu pemeriksaan gratis gula darah dan asam urat, yang akan dilaksanakan setiap hari mulai tanggal 23 Mei hingga 4 Juni mulai pukul 8 pagi hingga 12 siang.

Sesungguhnya apa yang menyebabkan pindahnya lokasi laboratorium kesehatan ini? “Lokasi yang tidak strategis, ditambah tidak adanya plang atau papan nama yang menegaskan bahwa disini (Laboratorium yang lama, Red) ada laboratorium kesehatan,” ujar Tutik prihatin. Laboratorium di kantor Dinas Kesehatan Kota tersebut biasanya dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memeriksakan air isi ulang atau tes kesehatan CPNS. Di samping itu, sudah waktunya bagi laboratorium yang memiliki 10 orang staf ini untuk mengikuti standar Menteri Kesehatan yaitu standar ruangan, standar peralatan, dan standar mutu.

Salah satu nilai lebih yang menjadi keunikan laboratorium ini adalah tersedianya Sudut Baca, yang berisi buku-buku dan majalah baik dari kategori umum maupun kesehatan yang dapat dimanfaatkan saat menunggu giliran pemeriksaan. Buku-buku ini didapat dari sumbangsih kepala laboratorium sendiri dan kawan-kawan, yang kebetulan memang pencinta buku.

Diharapkan laboratorium ini mampu mengabdikan diri ke masyarakat. Sejak awal tidak ada keinginan untuk mencari laba sebesar-besarnya. Melainkan, murni sebagai bantuan kepada masyarakat. Laboratorium ini juga menerima pelajar yang ingin magang. Mengacu pada istilah yang dicetuskan Sri Hartutik, laboratorium ini haruslah menjadi “laboratorium yang memiliki berkepihakan pada masyarakat.” (fns)