Dua Tenaga Kesehatan Teladan Surabaya Masuk Nominasi Nasional

Dua Tenaga Kesehatan Teladan Surabaya Masuk Nominasi Nasional

Surabaya, eHealth. Dua Tenaga Kesehatan (Nakes) Teladan Tingkat Kota Surabaya yakni dr. Rahmad Su’udi dari Puskesmas Gundih (kategori tenaga medis) dan Sri Ningsih, Amd Keb (kategori tenaga paramedis) dari Puskesmas Kalirungkut kini maju untuk menjalani penilaian Nakes Teladan Tingkat Jawa Timur.

tes presentasi nakes teladan
dr. Rahmad Su’udi (duduk paling kiri) mempersiapkan presentasi mengenai Upaya Penanganan Balita Kurang Gizi Dengan Pendekatan Battra dhadapan tim juri dari Dinkes Provinsi Jatim, (25/06/2013).(Ian)

Bertempat di ruang pertemuan Kepala Dinas kesehatan Provinsi Jawa Timur, Jl. Ahmad Yani No. 88 Surabaya, hari Selasa (25/06/2013), dua Nakes teladan ini mempersentasikan keunggulan program dan inovasi masing-masing.

Dalam penilaian Nakes Teladan Tingkat Provinsi Jawa Timur ini, Kota Surabaya bersaing dengan beberapa kota/kabupaten lainnya di Jawa Timur, seperti Jombang, Magetan, Sampang, Ngawi dan beberapa daerah lainnya.

Sebagai peserta dengan no urut pertama dari kategori Tenaga Medis, dr. Rahmad Su’udi mempresentasikan tentang Upaya Penanganan Balita Kurang Gizi dengan pendekatan pengobatan tradisional. Lelaki yang juga Ketua Perhimpunan Dokter Umum Dinkes Kota Surabaya (Perdudikes) ini berusaha meyakinkan tim juri mengenai programnya, karena selama ini ini belum ada penanganan kurang gizi melalui pengobatan tradisional. ”Mereka (tim juri, Red) sangat apresiatif dengan pendekatan yang menggunakan mindset pengobatan tradisional sehingga mudah digunakan oleh masyarakat,” tukasnya seusai menjalani penilaian kepada tim eHealth.

Meski begitu, dr. Rahmad menyerahkan semua keputusan kepada para juri, menjadi pemenang atau tidak, ia akan terus menjalankan programnya untuk masyarakat. ”Yang terpenting buat saya, program saya bisa diterima di masyarakat dan bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” jelas Kepala Puskesmas Gundih ini.

Selain kategori Medis yang diwakili oleh dr. Rahmad Su’udi, Kota Surabaya juga mendapat kehormatan juga yaitu Bidan Puskesmas Kali Rungkut Sri Ningsih Amd.Keb untuk mempresentasikan program unggulannya dihadapan tim juri Nakes Teladan Tingkat Privinsi Jawa Timur.

Kali ini Sri Ningsih Amd. Keb mempresentasikan Peningkatan Stimulasi Tumbuh Kembang Anak melalui Pemberdayaan Keluarga dan Masyarakat. Secara garis besar, ia menjelaskan kepada para tim juri bahwa stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal.

Lanjut ia katakan bahwa setiap anak perlu mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan. Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang anak bahkan gangguan yang menetap. Apabila terjadi gangguan, maka harapan untuk menjadi anak yang berkualitas tidaklah akan terwujud.

Ia melanjutkan, dalam kegiatan stimulasi tumbuh kembang anak melalui pemberdayaan keluarga dan masyarakat yaitu dilakukan secara menyeluruh dan terkoordinasi dalam bentuk kemitraan antara orang tua, masyarakat dan tenaga kesehatan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak usia dini dan kesiapan memasuki jenjang pendidikan formal.

”Stimulasi Tumbuh Kembang Anak ini bisa dilakukan oleh orang tua sendiri di rumah, sehingga jika terjadi penyimpangan bisa diketahui sedini mungkin dan bisa di tangani sedini juga, bukan malah menganggap kalau anak terlambat bejalan karena meniru bapak ibunya atau saudara, hal itu bisa dideteksi sedini mungkin,” terang Ningsih begitu ia disapa.

Dalam paparannya ia juga membagi leaflet yang biasa ia gunakan sebagai media pengetahuan bagi para orang tua balita. Juri juga memberikan lontaran pertanyaan mengapa menggunakan leaflet stimulasi tumbuh kembang, padahal di buku KIA sudah ada. Sri Ningsih menjelaskan bahwa keterangan Stimulasi Tumbuh Kembang Anak yang ada di buku KIA cepat lusuh karena sering kalinya terpakai. Dengan leaflet para ibu lebih cepat menerima pengetahuan itu.

Setelah penjurian ia merasa lega dan menyerahkan semua kepada juri. Apapun keputusan tim juri, ia tetap akan mengembangkan pola pola baru agar mudah diterima masyarakat dan tentunya bermanfaat bagi masyarakat. (Ima)