Apresiasi Pengobatan Herbal di Puskesmas Gundih

Apresiasi Pengobatan Herbal di Puskesmas Gundih

Surabaya, eHealth. Beverly Haggerty tampak begitu menikmati minuman herbal yang disajikan oleh ibu Anas, kader Toga Puskesmas Gundih. Melalui penerjemahnya, wanita asal Kanada ini beberapa kali bertanya mengenai khasiat minuman yang bernama sinom tersebut.

foto 1Tidak hanya Beverly saja yang begitu menikmati minuman yang baru pertama kali ia cicipi seumur hidupnya, keduabelas rekannya juga antusias untuk menicicipi minuman yang sama, bahkan ada beberapa yang mengabadikan sinom dan juga minuman herbal lainnya melalui kamera yang dibawa.

Memang, hari Rabu (02/09/2015) Puskesmas Gundih kedatangan tamu dari Negara Kanada. Diterima langsung oleh Kepala Puskesmas Gundih dr. Rahmat Suudi, rombongan tamu yang berjumlah 13 orang ini merupakan bagian dari program Friendship Force Surabaya, yakni organisasi nirlaba yang memiliki misi yakni membangun dan memupuk persahabatan dunia melalui pertukaran warga dan budaya.

Adi Putranto, anggota Friendship Force Surabaya mengatakan, kedatangan rombongan tamu yang berasal dari Kota St. Mary dan Ontario Kanada ini bertujuan untuk mengetahui kebudayaan khususnya yang terdapat di Kota Pahlawan ini, mulai dari kuliner, kesenian, hingga kehidupan sosial bermasyarakatnya. Salah satunya adalah mengunjungi Puskesmas Gundih yang memang memiliki inovasi unggulan Poli Pengobatan Tradisionalnya.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Gundih, dr. Rahmat Suudi mengungkapkan apresiasi tamu dari Kanada mengenai kegiatan Puskesmas Gundih yang melibatkan masyarakat sekitar untuk membuat ramuan herbal melalui pemanfaatan Taman Obat Keluarga.

Ia pun menirukan kekaguman Beverly saat berbincang dengannya, yakni baru mengetahui salah satu kegiatan masyarakat adalah membuat minuman herbal seperti ini, dan ternyata hal ini (instansi kesehatan bersama masyarakat membuat minuman herbal, red) tidak ada di negaranya. Ditambah lagi, penggunaan herbal di instansi kesehatan atau Puskesmas ini baru ia ketahui saat berkunjung di Surabaya.

“Sepanjang mereka berkeliling ke seluruh dunia, baru sekali ini kesehatan dikaitkan dengan herbal. Dan kemudian mereka juga sudah meyakini kalau herbal merupakan bagian dari pengobatan. Sekarang bukan hanya pengobatan modern, tapi juga kombinasi (dengan herbal, red),” ujar dr. Rahmat saat menirukan ucapan tamu dari negara yang terletak di wilayah utara benua Amerika tersebut.

Dokter yang concern di bidang pengobatan herbal ini menambahkan, ada juga tamu yang bertanya mengenai produk herbal yang berkhasiat untuk pengobatan kanker karena ada kolega dari mereka yang terkena penyakit tersebut.

Dr. Rahmat pun menjelaskan bahwa sebenarnya kalau selama ini mungkin herbal ini untuk kanker hanya sekedar mitos, tetapi ternyata disini ia menemukan banyak orang-orang yang terkena penyakit seperti itu dan setelah diberikan terapi secara herbal kanker mereka membaik.

Ia pun berkisah ada salah satu pasiennya dari Pulau Kalimantan, oleh dokter yang merawat setelah dioperasi, dikemoterapi dan sebagainya ternyata kemudian disuruh pulang tanpa alasan yang jelas, padahal secara pemeriksaan laboratorium ia belum tuntas pengobatannya. Setelah itu pasien tersebut datang ke Puskesmas Gundih untuk dilakukan pengobatan herbal.

Dalam kurun waktu enam bulan, pasien tersebut mengkonsumsi herbal secara terus menerus (tanpa obat tambahan) dan hanya berupa jamu. Setelah dicek lagi di laboratorium RSUD Dr. Soetomo, Ca 125 (jenis kanker, Red) ternyata sudah di bawah ambang batas alias pengobatan secara herbal ini berfungsi dengan baik.

Disamping manfaat pengobatan herbal, imbuh dokter alumnus Universitas Airlangga ini, para tamu juga mengapresiasi pemberdayaan masyarakatnya.

“Karena dengan cara seperti ini kita tidak menjadikan masyarakat sebagai objek saja, melainkan sekaligus diberikan pengetahuan dan kesempatan untuk menjadi pelaku untuk menyehatkan masyarakat sekitarnya, dan itu mereka apresiasi sekali.”

Foto 2Seusai berdiskusi mengenai inovasi pengobatan herbal yang dimiliki oleh Puskesmas Gundih, rombongan lalu mengajak untuk berfoto bersama. Bahkan seusai foto, Larry McClelland, salah satu tamu berkesempatan untuk menjajal becak yang ada di depan Puskesmas.

Sebelum bertandang ke Puskesmas Gundih, mereka terlebih dulu mengunjungi Kelurahan Gundih juga kampung Demak Timur untuk mengetahui kampung yang berbasis TOGA atau Taman Obat Keluarga, lalu juga ke kampung Gundih untuk melihat hasil Usaha Kecil Menengah (UKM) hasil karya asli warga Gundih. Seusai dari Gundih, rombongan melanjutkan ke Museum HoS of Sampoerna dan juga city tour untuk melihat Surabaya dari segala sisi. (And)