Sekapur Sirih

Surabaya, eHealth. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, Lanjut Usia (Lansia) dan keluarga miskin.


Berita Terbaru

Cuci Tangan Pakai Sabun, “Supaya Nggak Cacingan”

Cuci Tangan Pakai Sabun, “Supaya Nggak Cacingan”

Surabaya, eHealth. Penyakit Gigi dan Mulut menempati posisi ke-3 dari 10 penyakit terbanyak Kota Surabaya tahun 2014 yaitu sebesar 110.553 kasus. Kesehatan gigi dan mulut sangat penting, karena gigi yang rusak akan menyebabkan rasa sakit, gangguan pernafasan, dan lain-lain. Berlatar belakang masalah ini, Dinas Kesehatan 

Meriahkan Acara Dengan Kostum Unik Sarat Pesan Kesehatan

Meriahkan Acara Dengan Kostum Unik Sarat Pesan Kesehatan

Surabaya, eHealth. Meriah! Itulah satu kata yang diucapkan saat mengikuti pembukaan Surabaya Health Season (SHS) Tahun 2015. Betapa tidak, sekitar 4.500 peserta hadir di halaman Balai Kota Surabaya untuk mengikuti jalan sehat dan senam bersama di halaman Taman Surya Balai Kota Surabaya, hari Minggu pagi 

Cukup Sentuh Layar untuk Ambil Nomor Antrian

Cukup Sentuh Layar untuk Ambil Nomor Antrian

Surabaya, eHealth. Suasana sumpek saat berjubelnya pasien yang tengah mengantri di loket pendaftaran di fasilitas layanan kesehatan di Kota Surabaya, baik di Puskesmas maupun Rumah Sakit Pemerintah nantinya bakal menjadi pemandangan langka. Pasalnya, tepat pada peringatan Hari Pahlawan, Pemerintah Kota Surabaya meluncurkan kios pelayanan publik, sebuah anjungan dengan berbagai pelayanan untuk mempercepat proses pelayanan publik dalam rangka penyelenggaraan good governance, salah satunya adalah e-health.

IMG_6243ePeluncuran kios pelayanan publik yang dilaksanakan seusai upacara peringatan Hari Pahlawan Ke-69 dan Hari Kesehatan Nasional ke-50 ini dilakukan sendiri oleh Wali Kota Surabaya Ir. Tri Rismaharini MT di lantai 2 Balai Kota Surabaya, hari Senin (10/11/2014).

Wali Kota yang akrab disapa Risma ini mengatakan, adanya e-Health ini bertujuan untuk memangkas antrian pasien di loket, sehingga warga yang ingin ke Puskesmas atau Rumah Sakit Pemerintah tak perlu datang terlalu pagi hanya untuk antri di loket.

Program layanan kesehatan secara online ini digagas Risma karena berawal dari keprihatan Wali Kota Surabaya yang seringkali menyaksikan antrian panjang pasien di Rumah Sakit maupun Puskesmas.

“Bahkan, pernah saya menyaksikan helm yang dijejer di depan loket (pendaftaran pasien, red). Awalnya saya bingung, kenapa ada helm yang berjajar di depan loket. Ternyata itu (helm) sebagai gantinya pasien yang tengah mengantri. Kreatif juga orang Surabaya ini sebenarnya,” tukas wali Kota perempuan pertama di Surabaya ini seraya tertawa.

Dalam kios pelayanan publik ini yang didesain mirip seperti Anjungan Tunai Mandiri (ATM) non tunai, warga yang ingin mendapatkan nomor antrian cukup menempelkan e-KTP pada scanner yang telah disediakan, lalu memilih layanan yang diinginkan dengan menyentuh layar (touchscreen) dan mengikuti petunjuk yang ada di dalam layar tersebut. Ketika sudah selesai, secara otomatis anjungan ini mengeluarkan print nomor antrian sesuai dengan yang telah dipilih.

Tidak hanya itu saja “kecanggihan” dari anjungan ini, di dalam layar juga disediakan tiga bahasa, yakni bahasa Indonesia, Jawa dialek Surabaya, dan bahasa Madura untuk memudahkan pemahaman warga.

Risma menambahkan, selama ini, alur pasien yang berobat terutama akses melalui BPJS, adalah pasien yang berobat dari Puskesmas kemudian dirujuk dan didaftarkan di Rumah Sakit. Pihak Rumah sakit lantas mengirim pasien ke ruang poli. Bila seperti itu, imbuh Risma, maka antriannya dua kali.

“Itu kan lama, ini ndak lagi (antri dengan model lama, red). Ini dari Puskesmas ndak lagi ke umum, langsung ke poli. Jadi yang sudah masuk di Puskesmas bukan pasien baru lagi. Data dari Puskemas bisa dikirim ke poli masing-masing di rumah sakit. Di poli, data sudah ada karena dikirim dari Puskesmas. Jadi pasien dapat nomor antrean di sini (kios pelayanan) nggak perlu nunggu di rumah sakit,” tukas Risma dihadapan wartawan.

Dalam kesempatan tersebut, wanita alumnus ITS Surabaya ini mencoba mendaftar di layanan kesehatan Puskesmas Wiyung dengan menyentuh layar dan mengikuti petunjuk yang ada. Setelah selesai, ia pun mendapat print out berupa secarik kertas dengan nomor urut antrian satu.

Resmikan Juga e-Lampid dan BLC

Selain e-Health, Pemkot Surabaya juga meluncurkan e-Lampid dan Broadband Learning Centre (BLC) di sepuluh lokasi di Surabaya. Dalam program e-Lampid yang merupakan singkatan dari (akta) Lahir, Mati, Pindah dan Datang ini, warga dapat melakukan pencatatan sipil sehingga tidak perlu lagi mengantri di loket Dinas kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil), namun cukup datang ke anjungan Kios pelayanan Publik.

Di anjungan yang sama dengan e-Health tersebut, warga dapat mengurus administrasi kelahiran, kematian, pindah alamat, maupun kedatangan ke Surabaya.

“Kalau buat akta (kelahiran, red), ndak perlu datang ke kantor Dispendukcapil karena bisa daftar lewat online. Waktunya juga cepat, tiga hari,” katanya.

Saat ini telah tersedia 203 anjungan Kios Pelayanan Publik yang akan ditempatkan di kantor kelurahan, kecamatan, dan beberapa Puskesmas. Kedepannya, anjungan ini akan ditempatkan di tiap-tiap RW di seluruh wilayah Surabaya. (And)