Sekapur Sirih

Surabaya, eHealth. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, Lanjut Usia (Lansia) dan keluarga miskin.


Berita Terbaru

Puskesmas Tanah Kalikedinding Raih Juara I Lomba Toga

Puskesmas Tanah Kalikedinding Raih Juara I Lomba Toga

Surabaya, eHealth. Setelah dilakukan penilaian di masing-masing Puskesmas selama bulan September kemarin, kini Dinas Kesehatan Kota Surabaya mengumumkan siapa Puskesmas pemenang Lomba Taman Obat Keluarga (Toga) Tingkat Puskesmas se-Kota Surabaya Tahun 2013. Pengumuman pemenang disampaikan secara sederhana yang bertempat di Ruang Rapat lantai satu Dinkes 

Puskesmas Tanah Kalikedinding Raih Juara I Lomba Toga

Puskesmas Tanah Kalikedinding Raih Juara I Lomba Toga

Surabaya, eHealth. Setelah dilakukan penilaian di masing-masing Puskesmas selama bulan September kemarin, kini Dinas Kesehatan Kota Surabaya mengumumkan siapa Puskesmas pemenang Lomba Taman Obat Keluarga (Toga) Tingkat Puskesmas se-Kota Surabaya Tahun 2013. Pengumuman pemenang disampaikan secara sederhana yang bertempat di Ruang Rapat lantai satu Dinkes 

Rumah Remaja, Pertama di Surabaya

Rumah Remaja, Pertama di Surabaya

Surabaya, eHealth. Selain meresmikan Therapeutic Feeding Center (TFC), Puskesmas Tanah Kali Kedinding (Takal) juga secara resmi membuka wadah yang diperuntukkan bagi kaum muda. Remaja di Kelurahan Takal kini memiliki tempat ‘kongkow’ baru, yaitu Rumah Remaja, yang terletak di Puskesmas Takal.

Ditemui di ruang kerjanya setelah peresmian TFC dan Rumah Remaja pada hari Minggu (27/2), Kepala Puskesmas Takal dr. Maya Syahria Saleh, M.Kes menjelaskan pentingnya Rumah Remaja demi turut menyokong masa depan generasi muda terkait masalah kesehatan. Momen peringatan Hari Gizi dinyatakan tepat untuk membuka Rumah Remaja berkonsep “New Genre” ini.

New Genre dapat diartikan sebagai organisasi remaja yang berada di bawah naungan Puskesmas Takal dengan fokus pada pengembangan kegiatan yang bersifat Edutainment (Education & Entertainment) dan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) secara sukarela (voluntary).

“Remaja juga perlu tahu masalah gizi,” ujar dr. Maya. “Nanti kan remaja akan berkeluarga, merawat anak-anak, dan lain sebagainya, jadi mereka perlu memahami sejak dini bahwa masalah gizi itu berpengaruh bagi kecerdasan anak.” Tidak hanya pengetahuan tentang gizi yang ditawarkan, namun juga hal-hal krusial lain seperti Kesehatan Reproduksi (Kespro) dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Salah satu kegiatan awal Rumah Remaja New Genre adalah pembentukan Peer Educator (PE). PE adalah “perwakilan” dari Rumah Remaja yang diberi pengetahuan seputar teknik konseling dan materi-materi kesehatan. Nantinya mereka akan dipersiapkan untuk memberi edukasi seputar kesehatan remaja kepada teman-teman sebaya dan sepermainan. Terdapat 12 orang PE yang dipilih langsung oleh masing-masing kepala Rukun Warga (RW) di Kelurahan Takal.

Diharapkan dengan adanya PE yang berusia remaja akan menjadikan kenyamanan dalam berkomunikasi sesama teman. Para PE akan langsung ‘terjun ke lapangan’ dan meningkatkan awareness seputar kesehatan dengan teman-teman mereka. Maka kasus-kasus yang jamak menimpa remaja seperti bunuh diri, percintaan, ketidakstabilan dan ketidakmampuan mengambil keputusan, dapat dihindari berkat adanya pengetahuan kesehatan dan teman-teman PE yang mau mendengarkan keluh kesah mengenai apapun.

Rumah Remaja yang diresmikan oleh FKM Universitas Airlangga ini sendiri akan memiliki Poli KRR (Kesehatan Reproduksi Remaja) sembari menanti psikolog dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya yang nantinya akan hadir setiap hari Sabtu. Untuk sementara, psikolog didatangkan dari Universitas Airlangga. Rumah Remaja ini tidak memungut bayaran sepeserpun.

Kehadiran Rumah Remaja yang pertama di Kota Surabaya ini tidak lepas dari peran serta Swayanaka (Mahasiswa Penyayang Kanak-kanak) Indonesia, Rotary Club Kaliasin, AKZI (Akademi Gizi) Surabaya, dan Promkes IKM Universitas Airlangga yang memberi bantuan berupa buku-buku dari UNICEF.

Tujuan pembentukan Rumah Remaja ini antara lain untuk membantu remaja usia 10-18 tahun (namun tidak menutup kemungkinan bagi usia di luar itu) merencanakan masa depan mereka, menjadi tempat sharing dan diskusi antar teman, dan mendapatkan banyak ilmu mulai dari kesehatan reproduksi sampai gizi. Pembekalan masalah kesehatan ini sangat penting bagi masa depan remaja. Di tempat ini mereka tidak perlu merasa tabu dan malu membahas hal apapun. (Fns)