Sekapur Sirih

Surabaya, eHealth. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, Lanjut Usia (Lansia) dan keluarga miskin.


Berita Terbaru

Menkes Canangkan Gerakan Nasional Tes HIV Dengan TOP

Menkes Canangkan Gerakan Nasional Tes HIV Dengan TOP

Surabaya, eHealth. Puncak Peringatan Hari AIDS Sedunia Tahun 2016 di Indonesia dipusatkan di Kota Surabaya, tepatnya di Gedung Negara Grahadi, hari Kamis (01/12/2016). Menteri Kesehatan RI Prof. Dr. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, SpM (K) hadir dan memimpin acara yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat 

Canangkan Surabaya Sebagai Kota Paliatif Pertama di Indonesia

Canangkan Surabaya Sebagai Kota Paliatif Pertama di Indonesia

Surabaya, eHealth. Berbagai kalangan di Kota Surabaya telah menetapkan komitmennya untuk mewujudkan Surabaya sebagai Kota Paliatif dengan tekad membebaskan masyarakatnya dari nyeri Kanker.

Sebagai wujud dari tekad tersebut, maka tak henti-henti Dinas Kesehatan Kota Surabaya bersama dengan tim paliatif dari Pusat Pengembangan Paliatif dan Bebas Nyeri (PPPBN) RSU Dr. Soetomo mensosialisasikan mengenai Paliatif kepada masyarakat. Sosialisasi itu dilakukan di 160 Kelurahan, 53 Puskesmas, serta 49 Rumah Sakit se-Kota Surabaya.

Setelah mencanangkan Surabaya Bebas Nyeri Kanker pada tahun 2010 lalu dan menjadikan Kota Paliatif tersebut kini komitmen itu diperkuat dengan Pembukaan instalansi rawat inap Paliatif di RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH) yang telah diresmikan oleh Menteri Kesehatan dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, hari Jum’at (11/2), bertempat RS BDH.

Selain Menteri Kesehatan, pada peresmian Instalasi rawat inap Paliatif itu telah dihadiri oleh Walikota Surabaya Ir. Tri Rismaharini dan Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya dr. Esty Martiana Rachmie serta seluruh undangan yang berjumlah 170 undangan dari seluruh PKK Kota Surabaya, Relawan Paliatif, SKPD, camat dan lurah yang berada di wilayah Surabaya barat.

Pada pembukaan itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, dr. Esty Martiana Rachmie mengungkapkan bahwa RS BDH sebagai Rumah Sakit milik pemerintah sudah seharusnya memiliki poli Paliatif. Terlebih dengan dicanangkannya Surabaya sebagai Kota Paliatif. ”Antara nyeri kanker dan Paliatif itu sangat terkait karena Paliatif merupakan salah satu program perawatan kesehatan yang terpadu dimana perawatannya dilakukan secara holistik baik biologis, psiko-sosial, kultural maupun spiritual dengan tujuan meringankan rasa nyeri untuk meningkatkan kualitas hidup penderita,” paparnya.

Kadinkes menambahkan bahwa jumlah pasien Kanker meningkat tajam, dari peringkat keenam menjadi urutan kedua penyebab kematian. ”Terutama paling banyak adalah penderita Kanker leher rahim dan payudara, baik di Indonesia maupun di Surabaya. Meningkatnya cukup signifikan, di Surabaya ada 3000 pasien baru setiap tahunnya dan 70-100% keluhan paling banyak adalah nyeri,” papar dokter lulusan Fakultas Kedokteran UGM itu.

Sementara itu, Menteri Kesehatan dr. Endang Rahayu Sedyaningsih dalam kunjungannya mengaku kagum dengan kepedulian Pemerintah Kota Surabaya terhadap penderita Kanker. ”Bukan panjang umurnya yang dipikirkan, tetapi kualitas dari hari-hari yang dilewati para pengidap Kanker tersebut,” ungkapnya.

Penderita Kanker merasa dirinya sudah tidak bermakna lagi, namun dengan adanya Poli Paliatif dan dilengkapi dengan para relawan kunjungan petugas kesehatan ke rumah-rumah atau home care yang sudah dicanangkan di Kota Surabaya tersebut akan mengurangi beban penderita karena penyakit Kanker bisa menyerang siapa saja.

”Penderita Kanker bisa menyerang siapa saja, tanpa melihat usia, jenis kelamin, maupun pangkat atau jabatan,” terangnya kepada seluruh peserta yang hadir.

Oleh karena itu dr. Endang begitu ia disapa, menghimbau kepada masyarakat agar berperilaku hidup sehat dengan menghindari rokok, mengurangi minuman beralkohol, mengurangi makanan yang dibakar dan sering mengkonsumsi sayur dan buah.

Direktur RSUD BDH, drg. Rias Arimukti mengatakan bahwa pembangunan poli rawat inap Paliatif ini merupakan bagian dari pembanguan Rumah Sakit. Namun untuk perlengkapannya ia mengaku mendapat bantuan dari Yayasan Paliatif. Untuk kelas 3 dan 2 disediakan masing-masing 8 bed. Sementara untuk kelas 1 hanya tersedia 2 bed.

”Kita juga punya dua poli Paliatif lagi selain disini, yaitu Puskesmas Balongsari dan Puskesmas Rangkah,” paparnya. Dipilihnya kedua Puskesmas itu karena Sumber Daya Manusianya maupun sarana prasarananya sudah memadai, juga karena sebagian besar penderita Kanker berasal dari dua wilayah itu.

Pada penghujung acara peresmian pembukaan Poli Paliatif di RSUD BDH, Dinkes Kota memberikan cinderamata berupa selayang pandang Dinas Kesehatan Kota Surabaya serta buku-buku perkembangan Paliatif di Kota Surabaya. (Ima)