Kebersihan Ponpes Dinilai Sangat Baik

Kebersihan Ponpes Dinilai Sangat Baik

Surabaya, eHealth. Lomba Pos kesehatan Pesantren atau yang lebih dikenal dengan Poskestren se-Jawa Timur tahun 2014 kembali digelar. Kota Pahlawan kembali ditantang untuk menunjukkan yang terbaik. Bagaimana kesiapan pondok pesantren terpilih dari Surabaya?

Tim Juri Lomba Poskestren Tingkat Provinsi Jatim mengadakan penilaian di Ponpes As Shalafi Al Fithrah
Tim Juri Lomba Poskestren Tingkat Provinsi Jatim mengadakan penilaian di Ponpes Assalafi Al Fithrah(/and)

Warga Surabaya patut berbangga karena salah satu Pondok Pesantren (Ponpes) yang terletak di wilayah Tanah Kali Kedinding berhasil menjadi nominasi Lomba Poskestren se-Jawa Timur tahun 2014. Ponpes Assalafi Al Fithrah berhasil mewakili Kota Surabaya dari total keseluruhan 3,818 Ponpes di Surabaya dan 740 Ponpes yang memiliki Poskestren, dengan pesaing dari 5 kabupaten-kota se-Jatim yaitu Madiun, Tuban, Jombang, Paciran-Lamongan, dan Trenggalek.

Acara penjurian hari Jumat (21/3/2014) yang dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya beserta jajaran stafnya ini dimulai dengan doa, qasidah oleh santriwan dan santriwati Ponpes Assalafi Al Fithrah, dan pembukaan. Selain dari Dinkes, turut hadir Kepala Puskesmas Tanah Kali Kedinding drg. Rias Arimukti, Kepala Camat Kecamatan Kenjeran I Gede Yudi Kartika, Lurah Kelurahan Tanah Kali Kedinding Mujianto, serta tentunya tim juri penilaian lomba Poskestren dari Dinkes Provinsi Jatim yang diketuai oleh dr. Setia Budianto, beserta enam anggota juri.

Para tamu dipersilakan melihat-lihat hasil karya santriwati yang dipasang di ruang pertemuan tersebut, antara lain aneka makanan dan kerajinan tangan, yang biasa dijual oleh santriwati kepada teman-teman. Di Ponpes yang berdiri tahun 1992 ini, terdapat sekitar 2.400 santri, dimana jumlah santriwan lebih banyak daripada jumlah santriwati.

Poskestren sendiri memiliki definisi sebagai suatu kegiatan yang mengutamakan upaya promotif dan preventif, namun tidak menghindarkan tindakan kuratif dan degeneratif. Dengan kata lain, Poskestren mengupayakan tindakan pencegahan penyakit, yang juga memberikan pengobatan dan perbaikan kembali terhadap penyakit.

Keberadaan pos kesehatan di Ponpes bertujuan untuk mendidik para santri, yang adalah generasi muda penerus kemajuan bangsa, untuk mengerti akan kesehatan dan kebersihan, sehingga kelak setelah dewasa mereka akan terbiasa hidup bersih dan sehat. Santriwan dan santriwati yang bertugas mengurusi Poskestren disebut Santrihusada.

Tim juri berkeliling melihat kamar-kamar, ruangan komputer, perpustakaan, hingga dapur dan tempat makan santri. Juri banyak menggali informasi dari Poskestren antara lain informasi data penyakit terbanyak, jumlah santri yang berobat, meneliti sistem pencatatan, serta tentunya wawancara dengan para santri husada.

Umpan balik dari tim juri yang nomor satu adalah pujian atas kebersihan Ponpes Assalafi Al Fithrah. Pencatatan, upaya pemberantasan penyakit dan penyuluhan kesehatan juga sudah baik. Tim juri memberikan saran agar lantai tempat makan para santri, baik putra maupun putri yang memang didesain lesehan selalu dalam keadaan kering. Jika memungkinkan lantai yang dari campuran semen hendaknya dibuatkan keramik, agar mudah dibersihkan dari kotoran. (Fns)