Cegah Kanker Leher Rahim Dengan IVA, Cegah Kanker Payudara Dengan Sadari dan Sadarnis

Cegah Kanker Leher Rahim Dengan IVA, Cegah Kanker Payudara Dengan Sadari dan Sadarnis
IVA Jagir 1
Stop Kanker : Nina Soekarwo bersama perwakilan pejabat lainnya bersama-sama menyematkan Pin dan juga leaflet “Ayo Cegah Kanker Leher Rahim” kepada guru yang hadir dalam pemeriksaan IVA di Puskesmas Jagir. Foto : Andi Sahrial

Surabaya, eHealth. Puluhan guru perempuan berkumpul di Puskesmas Jagir hari Kamis pagi (24/11/2016) untuk mengikuti program pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) serentak yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kota Surabaya bersama dengan Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan serta Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) Kabinet Kerja.

Pemeriksaan IVA ini sebagai bagian dari perayaan Peringatan Hari Guru Nasional yang jatuh setiap tanggal 25 November.  Pemeriksaan yang ditujukan sebagai langkah pencegahan kanker leher rahim yang juga dikenal dengan kanker serviks ini tidak dipungut biaya karena sudah ditanggung oleh BPJS Kesehatan.

Dalam pemeriksaan ini juga dihadiri oleh istri Gubernur Jawa Timur Dra. Hj. Nina Soekarwo, M.Si yang juga sebagai Ketua Yayasan Kanker Indonesia Provinsi Jawa Timur. Selain Nina Soekarwo, hadir juga perwakilan OASE Kabinet Kerja Dwi Widjaja, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dr. Kohar Hari Santoso, Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya drg. Febria Rachmanita, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Dr. Ikhsan, S.Psi, MM, dan juga beberapa pejabat Kota Surabaya.

Nina Soekarwo menyampaikan bahwa program pemeriksaan IVA ini sebagai upaya menekan angka penderita kanker leher rahim. Menurutnya, pemeriksaan IVA ini merupakan program jangka panjang Ibu Negara RI untuk menekan tingginya jumlah penderita kanker leher rahim, dan di Jawa Timur ditargetkan sebanyak 1,5 juta pasien yang diperiksa.

Lebih lanjut ia menjelaskan, pemeriksaan IVA yang dilakukan secara bersama-sama ini secara tidak langsung akan menyosialisasikan tentang pentingnya deteksi dini terhadap kanker.

“Deteksi dini ini penting karena 1 jam orang meninggal karena kanker serviks. Paling tinggi memang kanker payudara, tetapi penyebab kematian tertinggi adalah kanker serviks,” kata Nina.

Untuk wilayah Jawa Timur, Nina sudah menyerukan kepada tim dokter dari Dinas Kesehatan dan juga yayasan Kanker agar berkeliling daerah untuk melakukan deteksi dini terhadap kanker leher rahim. Untuk kota besar, mungkin pap smear lebih mudah dilakukan, tetapi untuk daerah dengan kondisi geografis yang tidak mudah, maka IVA bisa menjadi solusi.

Sadari Dan Sadarnis

IVA Jagir 2
Sadari dan Sadarnis : dr. Lolita Riamawati (berdiri sebelah kiri) saat menjelaskan seputar kesehatan reproduksi kepada para guru sebelum dilaksanakannya Tes IVA di Puskesmas Jagir. Foto : Andi Sahrial

Sebelum menjalani skrining IVA, para ibu guru diberi pembekalan seputar kesehatan reproduksi serta pengetahuan cara pencegahan penyakit kanker yang disampaikan oleh dr. Lolita Riamawati. Dokter yang juga menjabat sebagai Kepala Puskesmas Sememi ini memaparkan per bagian alat reproduksi wanita, salah satunya adalah leher rahim yang memang memiliki risiko terjadinya kanker leher rahim.

Ia melanjutkan, dua penyakit kanker penyebab kematian tertinggi adalah kanker payudara dan kanker leher rahim, dan semua itu dialami oleh kaum wanita. Oleh karena itu, kaum wanita harus selalu menjaga diri dengan melakukan pencegahan, baik pencegahan untuk kanker payudara maupu kanker leher rahim.

Untuk pencegahan kanker payudara, bisa dilakukan sendiri dengan metode Sadari (Periksa Payudara Sendiri). Apabila muncul benjolan meski sebesar kelereng di area payudara, wajib diperiksakan ke dokter atau Puskesmas dan dilaksanakan Sadarnis (Periksa Payudara oleh Tenaga Medis), sehingga bisa diketahui apakah benjolan yang ada di payudara tersebut merupakan tumor atau tidak.

Sedangkan pencegahan untuk kanker leher rahim, bagi wanita yang telah melakukan hubungan seksual, maka diwajibkan memeriksakan dirinya ke Puskesmas dengan metode Pap Smear atau IVA dengan jangka waktu satu tahun sekali.

Dengan adanya pembekalan ini, diharapkan para guru tidak hanya mengaplikasikannya untuk diri sendiri, namun juga ditularkan ke anak didiknya, sehingga semua bisa mawas diri dengan menjaga kesehatannya masing-masing. (And)