Sekapur Sirih

Surabaya, eHealth. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, Lanjut Usia (Lansia) dan keluarga miskin.


Berita Terbaru

Semangat Tetap Melayani Masyarakat Demi Kesehatan Balita

Semangat Tetap Melayani Masyarakat Demi Kesehatan Balita

Surabaya, eHealth. Tidak harus ditempat yang mewah dan luas, Posyandu Matahari I memiliki tempat yang kecil berdiri diatas selokan, warga bisa menggunakannya sebagai tempat untuk penimbangan dan kegiatan Posyandu lainnya. Semangat para kader dalam melayani masyarakat di wilayah Tegalsari ini menghantarkan untuk mengikuti lomba Posyandu 

24 Kali PMT Balita, 48 Kali PMT Lansia

24 Kali PMT Balita, 48 Kali PMT Lansia

Surabaya, eHealth. Dalam rangka pelaksanaan Kegiatan Pemberian Makanan Tambahan bagi Balita di Posyandu dan Pemberian  Makanan Tambahan (PMT)  bagi lansia di Posyandu, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, dr. Sri Setyani dan Seksi Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Surabaya, dr. Kartika Sri Rejeki mengadakan Pertemuan bagi semua 

Siapkan SOP dalam Setiap Ruangan Puskesmas

Siapkan SOP dalam Setiap Ruangan Puskesmas

IMG_9718Surabaya, eHealth. Puskesmas Gayungan adalah satu dari 64 puskesmas di Kota Pahlawan yang sudah terakreditasi. Hal ini memicu puskesmas-puskesmas dari luar kota Surabaya untuk belajar langsung di sana agar mereka juga siap menghadapi proses akreditasi yang diadakan agar puskesmas menjadi lebih baik.

Tim Latkesmas (Pelatihan Kesehatan Masyarakat) Murnajati yang berkunjung ke Puskesmas Gayungan berjumlah 9 orang. Kehadiran tim pada hari Jumat, 15 Januari 2016 yang berasal dari puskesmas-puskesmas di Kabupaten Malang ini adalah untuk mempelajari tentang akreditasi puskesmas. Di Surabaya, puskesmas yang sudah terakreditasi adalah puskesmas Sememi, Tambak Rejo, dan Gayungan. Tim dari Murnajati sendiri juga menugaskan 2 kelompok untuk ke dua puskesmas lainnya tersebut.

Acara dibuka oleh Kepala Puskesmas Gayungan dr. Sri Emmy Hartiani didampingi satu orang pendamping akreditasi. Anggota tim Murnajati sangat antusias menanyakan berbagai hal terkait kelengkapan dokumen sampai tatacara pelaksanaan akreditasi, seperti adanya jadwal/timeline, dokumen apa saja yang dipersiapkan, dan lain sebagainya.

Sesudah acara pembukaan di ruang pertemuan, tim dibagi menjadi 3 bagian sesuai Pokja. Pokja I adalah administrasi dan manajemen, Pokja II adalah Unit Kesehatan Masyarakat, dan Pokja III adalah Unit Kesehatan Perseorangan.

Dalam Pokja administrasi dan manajemen, pertanyaan yang banyak dibahas adalah seputar buku pedoman panduan akreditasi, pembagian profesi, kesiapan SOP (Standard Operating Procedure) yang harus ada dalam setiap ruangan, penanganan pengaturan obat, dan sebagainya. Salah satu keluhan seorang peserta tim adalah banyaknya pegawai puskesmas yang bekerja tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan.

Perbedaan ISO dan akreditasi adalah, dalam akreditasi ada keterlibatan masyarakat (UKM, UKP). Bagi puskesmas yang sudah pernah mendapat sertifikasi ISO, akan lebih mudah dan siap dalam menghadapi proses akreditasi. Semoga dengan adanya studi di Surabaya ini, persiapan puskesmas-puskesmas di Kabupaten Malang dapat semakin matang dalam menghadapi akreditasi. (fns)