Sekapur Sirih

Surabaya, eHealth. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, Lanjut Usia (Lansia) dan keluarga miskin.


Berita Terbaru

Couple Community Kuatkan Perempuan Penderita HIV

Couple Community Kuatkan Perempuan Penderita HIV

Surabaya, eHealth. Dalam mengarungi bahtera rumah tangga, Anik P. (56) sudah merasakan pahit getirnya kehidupan. Tidak pernah terbayangkan bahwa ia mempunyai seorang suami pecandu narkoba. Kenyataan pahit harus ia terima tatkala mengetahui sang suami adalah pencandu narkoba. Namun, ia tidak menyerah begitu saja, segala upaya 

Puskesmas Sidotopo Kini Berlokasi di Sisi Jalan Besar

Puskesmas Sidotopo Kini Berlokasi di Sisi Jalan Besar

Surabaya, eHealth. Puskesmas Sidotopo kini resmi menempati gedung baru di lokasi yang baru pula. Hal ini setelah Wali Kota Surabaya Dr. (HC) Ir. Tri Rismaharini, MT meresmikan Puskesmas Sidotopo yang kini berlokasi di Jl. Pegirian No. 236, hari Selasa (22/09/2015). Sebelumnya, Puskesmas Sidotopo berlokasi di 

Cegah Gangguan Pendengaran dengan Pemeriksaan Sejak Dini

Cegah Gangguan Pendengaran dengan Pemeriksaan Sejak Dini

dr. Chonifah memberikan contoh saat menangani pasien anak-anak dalam sosialisasi PGPKT Konda Surabaya dan pelatihan bersih telinga
dr. Chonifah memberikan contoh saat menangani pasien anak-anak dalam sosialisasi PGPKT Konda Surabaya dan pelatihan bersih telinga
Surabaya, eHealth. Dinas Kesehatan Kota Surabaya bersama dengan RSAL (Rumah Sakit Angkatan Laut) mengadakan Sosialisasi PGPKT (Penangulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian dan Pelatihan Bersih Telinga, hari Jumat (18/09/2015) di Gedung Serba Guna RSAL Surabaya.

Dalam Sosialisasi PGPKT dan Pelatihan Bersih telinga itu dihadiri oleh Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, dr. Sri Setyani, Kepala Jala Puspa dr. Sulantari Sp.THT-KL serta 62 dokter seluruh Puskemas se-Surabaya.

Dalam acara tersebut tujuannya adalah para dokter di Puskesmas bisa menangani bersih serumen (kotoran telinga) karena sebenarnya penanganan itu sudah bisa dilakukan di Puskesmas, namun selama ini justru ditangani dokter spesialis THT. Sering kali terjadi bahwa tindakan bersih telinga tidak tercover oleh BPJS sehingga rumah sakit yang bekerjasama dengan BPJS tidak terbayar.

”Saya harapkan dokter umum di Puskesmas terampil membersihkan serumen, karena sudah mempunyai kompetensi membersihkan telinga, hanya saja di Puskesmas terkadang masih kekurangan alat saja dalam membersihkan serumen,” ungkap laksamana Pertama TNI (Purn) dr. Sulantari Sp.THT-KL Ketua Komite Daerah (Komda) PGPKT Kota Surabaya.

Selain mendapatkan pelatihan membersihkan telinga, para dokter yang hadir juga mendapatkan materi mengenai pencegahan penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran.

Salah satu cara untuk mencegah adanya gangguan pendengaran adalah dengan tes OAE (Oto Acoustic Emission) atau BERA (Brainstem Evoked Response Auditory). Cara kerjanya adalah dengan menggunakan komputer serta dibantu sejumlah elektroda yang ditempelkan di permukaan kulit kepala bayi kemudian anak diberi rangsangan suara sambil direkam di komputer, hasilnya berupa data dalam bentuk grafik. Dari situlah akan diketahui ambang dengarnya.

Namun terkadang gangguan dengar bisa disebabkan oleh gumpalan serumen yang menumpuk menutup liang telinga sehingga menganggu pendengran terutama yang keras. Jika kemasukan air mengembang sehingga timbul rasa tertekan dan tiba-tiba terasa budeg (tuli sementara), biasanya serumen itu warnanya putih.

Ia juga mengungkapkan penyakit pendengaran yang bisa dicegah antara lain yaitu serumen, otitis media (infeksi telinga tengah) yang disebabkan oleh batuk dan pilek. Namun untuk gangguan pendengaran atau tuli sejak lahir bisa dicegah dengan pemeriksaan kesehatan pada ibu yang akan menikah untuk mengetahui apakah terinveksi virus Torch atau tidak. Jika ibu tersebut diketahui mengidap virus Torch maka terlebih dahulu harus dilakukan terapi, sebelum ia berkeinginan mempunyai anak. (Ima)