Sekapur Sirih

Surabaya, eHealth. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, Lanjut Usia (Lansia) dan keluarga miskin.


Berita Terbaru

Upaya Untuk Tingkatkan Kepedulian Terhadap Penderita Odha dan Adha

Upaya Untuk Tingkatkan Kepedulian Terhadap Penderita Odha dan Adha

Surabaya, eHealth. Dalam rangka memperingati hari AIDS Sedunia tahun 2014, Dinas Kesehatan Kota Surabaya menyelenggarakan berbagai kegiatan yaitu Gathering ODHA (orang dengan HIV/AIDS) dan ADHA (anak dengan HIV/AIDS) yang diikuti oleh Dinkes, Puskesmas, LSM dab KPA (Komisi Pemberantas AIDS) di Puskesmas Jagir Jl. Bendul Merisi No. 1, hari Senin (1/12/2014).

IMG_8790kSelain acara tersebut, Dinas Kesehatan beserta KPA juga mengadakan penyuluhan HIV dan narkoba serta pemeriksaan urine di universitas Petra dan Sosialisasi VCT di tempat kerja yaitu pertamina Jagir, Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA NUN). Hari berikutnya diteruskan dengan acara kampanye bulan ABAT (aku bangga aku tau) untuk Mahasiswa, Pelajar, Tenaga Kerja formal dan informal serta seminar HIV dan AIDS untuk masyarakat.

Tujuannya adalah untuk meningkatkan, kepedulian dan komitmen seluruh unsur masyarakat dan sektor terkait di tingkat pusat maupun daerah yang berkaitan dengan pelaksanaan penangulangan HIV dan AIDS di Indonesia, agar infeksi baru HIV dan AIDS dapat diketahui dan di obati secara dini sehingga laju epideminya dapat ditekan.

Selain itu, juga untuk meningkatkan efektifitas pelaksanaan kegiatan penangulangan HIV dan AIDS yang dilakukan oleh pemerintah, sektor swasta, LSM Media Massa, Tokoh Agama dan adat serta masyarakat secara luas dalam menekan laju epidemik HIV dan AIDS di Indonesia. Serta meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat, untuk tidak melakukan stigma dan diskrimininasi terhadap orang dengan HIV dan AIDS.

Namun dalam Gathering itu Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit, dr. Daniek Suryaningdyah mengatakan bahwa tes HIV secara dini itu juga perlu ditingkatkan, serta meningkatkan akses pengobatan, perawatan, kepedulian serta dukungan terhadap orang dengan HIV dan AIDS.

Pada momen itu, Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Dinkes Kota Surabaya dr. Mira Novia juga memberikan surport dan semangat bagi ODHA dan ADHA. Surport itu berupa dukungan mengenai perlindungan hukum terhadap ODHA dan ADHA. salah satu Perda menyebutkan Kepmenakertrans nomer 68 tahun 2004 tentang penangulangan HIV/AIDS ditempat kerja. Bagi penderita HIV/AIDS yang bekerja tidak menganggu pelaksanaan kerja tidak boleh dikeluarkan. Surport juga diberikan sebagai perlindungan terhadap ODHA dan ADHA agar tidak ada diskriminasi dan di kucilkan masyarakat.

Permasalahan ODHA dan ADHA tidak berhenti sampai di situ, permasalah ekonomi juga menjadi polemik bagi penderita ODHA. Karena masyarakat belum memahami sepenuhnya bahwa HIV/AIDS tidak menular melalui hubungan sosial. Untuk itu ODHA di tolak di masyarakat, juga dalam tempat kerja. Akibatnya penderita mengalami kekurangan ekonomi untuk melangsungkan hidupnya.

Seperti pengakuan Nita, hidup dalam kekurangan dengan 3 anak dan suami meninggal. Ia terkena HIV dari suami. Ia berharap bisa kerja mencari nafkah sendiri agar bisa merenovasi rumah yang sudah tidak layak untuk ditinggalinya beserta 3 anaknya. ”Kalau hujan, bocor semua, sampai binggung cari ember untuk menampung air hujan yang masuk kerumah,” harapnya.

Selain Nita, penderita lain yang enggan disebutkan namanya, ia berharap untuk bisa membuka usaha warung kopi agar bisa menghidupi keluarganya. Karena ia sudah di berhentikan dari pekerjaanya. Harapan itu tetap ditampung oleh Dinas Kesehatan, untuk menjadi pertimbangan kedepan, karena penderita ODHA juga mempengaruhi status ekonominya. (Ima)