Berikan Pemahaman Gizi pada Siswa TK/MI

Surabaya, eHealth. Dahulu gizi buruk disebabkan karena kurangnya kebutuhan pangan untuk anak-anak, dan tidak ada asupan makanan yang tepat untuk tumbuh kembang anak. Namun di zaman serba modern ini, terjadinya kasus gizi buruk disebabkan banyak jenis makanan yang dikonsumsi tetapi tidak sesuai dengan kandungan gizi alias nihil gizi. Oleh karena itu, pentingnya kesadaran orang tua untuk merubah pola hidup sehat sejak dini.

Hal ini diutarakan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, dr. Esty Martiana Rachmie saat menghadiri Peringatan Hari Gizi Nasional bertempat di halaman TK dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Baiturrahman, Jl. Juwingan 1 B, Surabaya, hari Senin (24/1). Dalam acara peringatan yang merupakan hasil kerjasama antara yayasan Dana Sosial Al Falah (YDSF) dengan Dinkes Kota Surabaya ini dengan mengajak puluhan siswa TK dan MI Baiturrahman serta siswa TK Al Falah untuk mengenal makanan alami yang memiliki kandungan gizi tinggi.

Kegiatan yang mengambil tema “Hidup Sehat Untuk Semua” ini diisi dengan pengenalan, memasak, dan makan makanan bergizi bersama-sama seperti buah-buahan, jagung rebus, kacang hijau, serta susu kedelai. Pada kesempatan tersebut, Kadinkes juga mengajarkan cara merebus jagung kepada puluhan murid TK. “Sebelum direbus, jagung harus dicuci terlebih dahulu biar ber….sih,” tukas dr. Esty disambut jawaban serempak dari murud-murid TK Baiturrahman dan Al Falah.

Sementara itu, Humas YDSF Arif Prasojo menegaskan, acara tersebut diselenggarakan di MI Baiturrahman yang juga mendatangkan siswa TK Al Falah untuk melatih anak-anak peduli dengan saudara-saudaranya di sekolah lain yang kekurangan gizi. “Dengan kegiatan ini, kita ingin menumbuhkan pada anak untuk cinta makanan sehat dan alami, sekaligus mengasah kepekaan mereka untuk berbagi,” ujar Arif.

Ke depannya Arif berharap agar para siswa belajar pola hidup sehat dengan mengkonsumsi bahan makanan alami dan bergizi. Karena manfaat mengkonsumsi makanan bergizi tidak hanya dirasakan saat ini, tetapi juga untuk masa depan. Selain makan bersama, para siswa dihibur dongeng mengenai bagaimana hidup sehat dan manfaat makanan bergizi yang disampaikan oleh Ki Heru Cokro dan Ridzotullahmad Nurchakim, Ahli Gizi dari Puskesmas Peneleh.

Sekedar diketahui, di Surabaya kasus gizi buruk dari tahun ke tahun jumlahnya terus berkurang. Tercatat hingga tahun 2010 kasus penderita gizi buruk hanya sebesar 0,9%. Kadinkes menyatakan perlunya pemahaman yang tepat mengenai gizi di masyarakat, sebab gizi buruk tidak berpatok kepada anak yang berbadan kurus akibat kekurangan gizi, namun anak yang bergizi lebih (obesitas) juga merupakan kasus gizi buruk.

Halimah, salah seorang wali murid juga mengungkapkan kegembiraannya dengan diadakannya Peringatan Hari Gizi Nasional ke 59 ini. “Saya selalu menyempatkan memasak sarapan untuk anak saya, soalnya bapaknya anak-anak tidak suka kalau anak saya banyak jajan seperti cireng (makanan yang terbuat dari tepung kanji, Red),” ujar ibu dari Musa, murid TK A Baiturrahman ini. (dot)