APE Membuat Balita Betah di Posyandu

Surabaya, eHealth. Tampaknya Puskesmas Sememi menjadi Puskesmas yang sukses membina Posyandunya. Hal ini terbukti dengan masuknya tiga Posyandu binaannya ke babak 15 Besar Lomba Posyandu Smart & Healthy. Seperti hari Senin (26/9) ini, dua Posyandu di wilayah Kelurahan Sememi menjalani penilaian babak 15 Besar.

Setelah melaksanakan penjurian di Posyandu Citra Sejahtera, Kelurahan Sememi. Tim juri langsung bergerak menuju Posyandu Gunung Wilis yang beralamatkan di Jl. Sememi Jaya Gg. 7A, RW VII Kelurahan Sememi. Sama halnya dengan Posyandu sebelumnya, tim juri langsung memberikan tiga permasalahan dan yang dihadapi oleh kader Posyandu Gunung Wilis dalam bentuk simulasi rapat untuk dicarikan solusinya.

Tiga permasalahan tersebut antara lain upaya meningkatkan D/S di Posyandu, upaya meningkatkan inovasi supaya masayarakat tertarik pada Posyandu, dan yang terakhir adalah upaya meningkatkan kenyamanan dan keamanan Posyandu.

Sama juga dengan Posyandu sebelumnya, waktu yang diberikan tim juri untuk simulasi rapat hanya 45 menit. Dari berbagai diskusi dan sumbang saran oleh undangan rapat yang hadir, akhirnya muncul beberapa solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Solusi yang pertama yakni upaya untuk meningkatkan D/S, yakni Posyandu dapat membuka pelayanan yang lebih pagi, yakni jam 10 pagi. Selain itu juga agar Posyandu Gunung Wilis dapat memfasilitasi diri dengan Alat Peraga Edukasi (APE) untuk Balita agar senang jika waktunya datang ke Posyandu. Selain itu, bonus doorprize diberikan apabila ada Balita yang berat badannya naik 3 kali berturut-turut.

Sedangkan solusi yang kedua tentang bagaimana meningkatkan inovasi agar masyarat tertarik ke Posyandu yakni mengganti timbangan sarung dengan keranjang bebek. Hal ini karena masih banyak Balita ketakutan sewaktu ditimbang dengan menggunakan timbangan sarung.

Selain itu, ada saran dari Wahyu Tri yang mengharapkan adanya peran donatur sebagai mitra Posyandu. Wanita yang menjabat sebagai Ketua PKK RT 07 ini juga mengusulkan dana dari hasil donatur diwujudkan dalam bentuk doorprize atau bingkisan kepada Balita yang berat badannya naik tiga kali berturut-turut.

Sejatinya, Posyandu yang berada di kawasan bantaran rel kereta api ini cukup menarik minat masyarakat untuk datang ke Posyandu. Pasalnya, Posyandu Gunung Wilis memiliki banyak keunggulan mulai dari Tabulin (Tabungan Ibu Bersalin), Toga, demo masak yang bervariasi, dan Amdes (ambulan desa) gratis. 

Lanjut, menginjak sesi pembahasan terakhir yaitu upaya meningkatkan kenyamanan dan keamanan Posyandu. Beberapa lintas sektor kerap menawarkan jasa untuk menempati tempatnya sebagai Posyandu sementara. Mengingat lokasi Posyandu Gunung Wilis jaraknya hanya beberapa meter dari rel kereta api. Dimana masalahnya Balita ini kerap bermain di sekitar rel sembari menunggu giliran ditimbang. Alhasil solusi didapat Posyandu tidak jadi dipindah dan yang lebih menarik dari perwakilan Polsek menawarkan untuk bersedia menjaga pelaksanaan Posyandu sekaligus mempererat dengan masyarakat khususnya orang tua Balita.

Sembari menutup acara, Ir. Luki Mundiastuti, SKM, salah satu juri yang berasal dari Akademi Gizi Surabaya ini mengaku puas atas hasil simulasi Posyandu Gunung Wilis. “Saya puas sekali. Dalam 45 menit, banyak solusi yang didapat dari hasil simulasi Posyandu Gunung Wilis,” ujarnya. Ia menambahkan semoga hari ini bukan hanya sekedar simulasi, tetapi juga bisa mewujudkan harapan dan kenyataan untuk keberlangsungan Posyandu Gunung Wilis ini.(Ian)