Temukan Solusi dengan Strategi Rapat
Surabaya, eHealth. Sepasang Barongsai siap melakukan atraksinya untuk menyambut kedatangan tim juri yang kedua kalinya dalam Lomba Posyandu Smart and Healthy tahun 2011 itu di Posyandu Melati II Kelurahan Kapasari, Kecamatan Genteng. Tim Barongsai yang menyambut tim juri ini merupakan warga sekitar yang turut berpartisipasi untuk menyemarakkan momen berharga ini. Bahkan, Tomi Widyanto, AP, S. Sos, Camat Genteng turut menghadiri langsung Posyandu Melati II untuk memberikan dukungan moral.
Penilaian babak 15 besar Lomba Posyandu Smart & Healthy Tahun 2011 ini, tim juri tidak lagi melihat teknis pelaksanaan Posyandu tetapi melihat melihat kepedulian lintas sektor terhadap Posyandu. Untuk itu, para kader dan lintas sektor dipersilahkan melakukan simulasi rapat selama 45 menit untuk menemukan solusi pada masalah yang ia hadapi khususnya di Posyandu Melati II ini.
Pada simulasi tersebut, tim juri memberikan tiga permasalahan yang biasa dihadapi oleh Posyandu. Pertama ia memberikan masalah mengenai upaya Posyandu dalam meningkatkan D/S yakni perbandingan Balita yang datang ke Posyandu dengan jumlah keseluruhan Balita yang terdapat di wilayah kerja Posyandu tersebut, serta N/D yakni perbandingan kenaikan berat badan Balita yang datang ke Posyandu dengan jumlah Balita yang datang ke Posyandu.
Kedua, mereka diberikan masalah ketika harus meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap posyandu dan bagaimana upaya pemerataan kemampuan kader Posyandu.
Pada simulasi rapat itu dihadiri langsung oleh Camat Genteng Tomi Widyanto, AP, S. Sos, Tokoh Masyarakat, Kepala Puskesmas Peneleh drg. Sri Kadarwati, ibu Balita serta seluruh kader Posyandu yang terlibat dalam pelaksanaan Posyandu. Mereka membahas bagaimana solusi yang harus diambil ketika masalah yang dicontohkan itu terjadi di wilayahnya.
Pada permasalahan pemerataan kemampuan kader Posyandu para kader melakukan rooling meja antara meja I,II, III,IV sehingga masing-masing kader bisa menguasai semua yang berkaitan dengan Posyandu.
”Satu kader itu tidak hanya bisa di meja satu yang melakukan pendaftaran saja, setiap enam bulan sekali rooling ke meja empat untuk memberikan penyuluhan,” terang ketua kader Koesrini yang sudah menjadi kader sejak 40 tahun yang lalu. Dengan pelaksanaan rooling itu, secara otomatis kemampuan kader merata.
Selain rooling meja, juga bergilir ketika menghadiri pelatihan sehingga semua kader bisa merasakan dan bisa menjelaskan kepada yang lain. Dengan begitu pengetahuan dan kemampuan kader bisa merata.
Dari ketiga permasalahan itu dua diantaranya belum ditemukan titik temu untuk megambil solusinya karena sampai saat ini di Posyandu Melati II belum melakukan upaya memberikan pemahaman pentingnya Posyandu kepada masyarakat. Hanya melalui ibu Balita dengan penyuluhan untuk menaikkan status gizi Balita.
Namun selain memecahkan masalah tersebut, Koesrini menambahkan bahwa pihaknya saat ini sudah melakukan kerjasama dengan berbagai pihak. ”Kita sudah bekerjasama dengan banyak pihak diantaranya dengan BUMN, P.T Rajawali dan beberapa home industry,” terang ibu Waras begitu ia disapa. Ia bercerita bagaimana ia bisa mendapat bantuan itu. Pertama yang ia lakukan memasukkan proposal ke instansi atau perusahaan yang ia ajak bekerjasama. Hingga Posyandu Melati II menjadi Posyandu yang mempunyai banyak fasilitas.(Ima)