Segera Lakukan VCT Bila Berisiko Tertular HIV

Surabaya, eHealth. Sudah tidak terhitung lagi berapa korban HIV dan AIDS yang terus berjatuhan, ditambah fenomena HIV dan AIDS yang memang seperti gunung es. Masih banyak yang belum terdeteksi. Lepas dari awamnya pengetahuan masyarakat terhadap HIV dan AIDS, fakta di lapangan pun mengatakan bahwa masih banyak beredar mitos-mitos keliru tentang penyakit ini.

 

Hari AIDS Sedunia yang diperingati setiap tahun pada tanggal 1 Desember bertujuan untuk memperingati dan menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap wabah AIDS (Acquired Immuno Deficience Syndrome) yang disebabkan oleh penyebaran virus HIV (Human Immunodefiency Virus). Akibat yang ditimbulkan oleh Virus HIV adalah melemahnya sistem kekebalan tubuh (sel darah putih) sehingga memungkinkan penyakit memasuki tubuh dengan lebih mudah.

 

HIV tidak bisa langsung dideteksi. Ada 3 periode tahapan saat tubuh terjangkit HIV hingga menjadi AIDS. Tahap pertama adalah penularan. Tahap penularan membutuhkan waktu sekitar 2 minggu hingga 6 bulan bagi virus untuk menjadi HIV Positif.

 

Kemudian pada tahap kedua tubuh sudah mulai terjangkit HIV Positif. Tahap ini butuh waktu sekitar 3 sampai 10 tahun untuk berubah menjadi AIDS. Pada saat terjangkit HIV, ODHA (Orang dengan HIV dan AIDS) menunjukkan gejala tampak sehat dan bisa beraktifitas seperti biasa. Namun pada masa ini virus sudah membentuk antibodi, sehingga sudah bisa menularkan virus HIV kepada orang lain.

 

Tahap terakhir atau tahap paling krusial adalah sudah terjangkit AIDS yang menimbulkan gejala oportunistik. Gejala opurtunistik adalah gejala infeksi yang tidak berbahaya pada orang dengan sistem kekebalan tubuh normal, namun dapat berakibat fatal pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah akibat serangan HIV.

 

Mitos-Mitos Penyebaran Yang Salah Tentang HIV/AIDS

HIV/AIDS merupakan ancaman, sebab sudah banyak orang yang menderita karenanya. Namun tidak perlu mengecilkan ODHA. Sebab ODHA memerlukan uluran kasih berupa dukungan, dampingan dan perawatan. Namun mitos-mitos yang salah di tengah masyarakat menyebabkan ODHA menjadi terdiskriminasi. Berbagi makanan atau menggunakan alat makan bersama disebut-sebut dapat menyebabkan HIV. Mitos seperti itu sama sekali tidak benar. HIV tidak menulai melalui:

  1. Berenang bersama;
  2. Sentuhan pelukan atau ciuman;
  3. Terpapar batuk atau bersin;
  4. Memakai toilet bergantian;
  5. Gigitan nyamuk atau binatang lain;
  6. Berbagi makanan atau alat makan bersama.

 

HIV menular melalui:

  1. Penggunaan jarum suntik secara bergantian bekas pakai dan tidak steril;
  2. Berhubungan seks dengan orang yang terinfeksi HIV, berganti-ganti pasangan;
  3. Dari ibu ke bayi melalui proses hamil, melahirkan dan menyusui;
  4. Melalui produk darah seperti tranfusi darah yang tidak steril.

 

HIV dapat dicegah penularannya dengan gaya hidup sehat. Seperti menghindari hubungan seks sebelum menikah, bersikap saling setia dengan satu pasangan dan hindari menggunakan Narkoba terutama Narkoba suntik.

 

HIV/AIDS Di Surabaya

Menurut statistik dari Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Dinas Kesehatan Kota Surabaya, mulai tahun 2006 hingga September 2011 tercatat ada 4.336 penderita HIV dan AIDS dengan rincian 2.285 penderita HIV dan 2.051 penderita AIDS.

 

Sedangkan pada tahun 2011 yang tercatat sejak September 2011 terdapat 560 penderita HIV dan AIDS dengan rincian 280 penderita HIV dan 280 penderita AIDS. Perubahan terjadi pada kelompok risiko HIV, yang kini menimpa heteroseksual sebagai kelompok yang paling berisiko terkena HIV dan AIDS.

 

Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya dr. Esty Martiana Rachmie mengatakan pihaknya terus melakukan upaya untuk menekan bertambahnya pasien HIV dan AIDS. Namun upaya tersebut tidaklah maksimal bila tidak didukung oleh semua sektor dan elemen masyarakat. Karena itu perlu adanya ruang untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait sosialisasi peningkatan pengetahuan tentang HIV/AIDS di masyarakat.

 

“Masyarakat kami harapkan lebih mempunyai kepedulian untuk menanggulangi HIV dan AIDS. Terutama menjaga diri sendiri agar tidak jatuh ke dalam hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya HIV dan AIDS itu sendiri,” harap dr. Esty.

 

Jika sekiranya berisiko, segera lakukan VCT (Volountary Consulting Testing). Sebelumnya, akan dilakukan pembicaraan dua arah antara pasien dan petugas konseling terlatih dalam suasana bersahabat sebagai persiapan mental dalam menerima hasil VCT. VCT sendiri bisa dilakukan di pelayanan kesehatan yang menyediakan layanan VCT seperti di Rumah Sakit dan Puskesmas yang ditunjuk.(Dot)