Kunjungi Pelaksanaan Pelayanan Pencegahan HIV ke Anak
Surabaya, eHealth. Dalam rangka pencegahan penularan HIV dan Sifilis dari ibu ke anak, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melakukan uji implementasi Pelayanan ANC (Antenatal Care) terpadu dengan HIV dan Sifilis pada ibu hamil. Salah satunya adalah Kota Surabaya yang dikunjungi, hari Rabu (10/09/2015).
Selain Surabaya, Kota-Kota lain yang dikunjungi adalah Kota Jakarta Barat, Kota Bandung dan Kota Sorong. Pada uji implementasi tersebut mulai dilaksanakan di fasilitas kesehatan primer dan sekunder dalam kerangka Layanan Komprehensif Berkesinambungan (LKB), dan telah dilakukan workshop untuk evaluasi kegiatan.
Kunjungan itu bertujuan untuk melakukan pendokumentasian kegiatan implementasi Pelayanan ANC. Pelayanan ANC adalah pengawasan sebelum persalinan, terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Dalam pelayanan ANC itu dikuatkan di 62 Puskesmas se-Surabaya. Pada pelaksanaannya, semua ibu hamil di Surabaya harus di tes HIV sehingga bisa ditemukan penderita ibu hamil dengan HIV. Dengan begitu maka bisa dilakukan pencegahan penularan HIV pada bayi.
Dalam kunjungan itu, hadir dr. Trevino Aristaskus Pakasi, MS, PhD selaku konsultan dengan didampingi oleh staf direktorat Bina Kesehatan Ibu dan Directorat P2ML Kemenkes RI untuk melakukan wawancara serta diskusi dengan pemegang Program KIA dan P2 di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur serta pemegang program KIA dan P2 di Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Serta tim Puskesmas yang terlibat dalam kegiatan itu.
Dalam diskusi itu di jelaskan oleh Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, dr. Sri Setyani dalam program PPIA (Program Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak). Salah satunya adalah layanan PPIA yang terintegrasi dengan layanan KIA, KB dan konseling remaja melibatkan peran swasta dan LSM. Serta PPIA dalam pelayanan KAI merupakan bagian dari program Nasional Pengendalian HIV-AIDS dan IMS.
Ia juga menjelaskan bahwa pelaksanaan di Surabaya juga mengharuskan semua perempuan yang datang ke layanan KIA-KB dan remaja harus mendapat informasi mengenai HIV. Serta wajib ditawarkan kepada semua ibu hamil secara inklusif pada pemeriksaan antenatal atau menjelang persalinan.
Saat ini, di Surabaya tercatat sasaran ibu hamil 55.800 orang dengan ditawarkan tes HIV 41.225 orang. Namun yang bersedia tes terdapat 17.027 orang dan yang di tes sifilis 1492. Dari kesekian itu ditemukan reaktif 1 orang dan yang positif HIV 37 orang. Kemudian 34 orang di rujuk ke ART (Anti Retroviral Treatment).
Surabaya saat ini sudah melakukan ANC dengan menawarkan tes HIV kepada semua ibu hamil yang datang ke Puskesmas. Saat kunjungan yang menjadi sample untuk dikunjungi adalah Puskesmas Sememi, Jagir, Perak, Dupak dan Putat Jaya, serta RS dr. Soewandhie.
Dari empat kota yang sudah dikunjungi dr. Trevino Aristaskus Pakasi, MS, PhD mengaku Surabaya pelaksanaan sudah bagus yaitu semua ibu hamil yang datang ke Puskesmas harus di tes HIV sehingga bisa memutus penularan dari ibu ke anak. (Ima)