Khasiat Racikan Kudu Laos Hilangkan Keputihan
Surabaya, eHealth. Setelah sebelumnya lima Puskesmas yang ditunjuk untuk memberikan pelayanan obat tradisional yakni Puskesmas Gundih, Puskesmas Medokan Ayu, Puskesmas Manukan Kulon, Puskesmas Pegirian dan Puskesmas Banyu Urip. Kini sebagai pengembangannya, kelima Puskesmas itu secara rutin mengadakan demo memasak Taman Obat Keluarga atau yang lebih dikenal dengan Toga, agar masyarakat bisa memanfaatkan Toga yang berada disekitarnya. Kali ini giliran Puskesmas Manukan Kulon berdemo memasak obat tradisional bersama para kader, hari Rabu (25/5).
Meski pembangunan gedung Puskesmas Manukan Kulon yang masih berserakan karena gedungnya direnovasi, namun hal ini tak menyurutkan para kader Toga untuk melaksanakan demo membuat jamu kudu laos dan jamu untuk mengatasi keputihan. Selain kader, dalam kegiatan itu dihadiri oleh Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM), drg. Yohana Sussie Emissa dan Kepala Seksi Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan, drg. Migit Supriati untuk menyaksikan langsung demo Toga.
Kali ini Puskesmas Manukan Kulon membuat jamu kudu laos yang berkhasiat untuk menurunkan darah tinggi dan membuat ramuan jamu untuk mengatasi keputihan. Sebelum demo dimulai, terlebih dahulu dipersiapkan bahan-bahannya yakni buah mengkudu, Laos, jahe, merica dan bawang putih lanang (tidak bercabang) untuk jamu kudu laos. Untuk jamu yang berfungsi untuk mengatasi keputihan, mereka cukup mepersiapkan bahan rimpang kunyit, daun beluntas segar, daun sirih, asam jawa dan air mineral secukupnya.
Untuk membuat jamu menghilangkan keputihan, pertama cuci semua bahan hingga bersih sambil didihkan air selama 15 menit, masukkan bahan daun beluntas segar, daun sirih, asam jawa dan kunyit yang sudah dihaluskan. Biarkan sampai matang dalam air yang mendidih tersebut. Saring dan jamu sudah siap untuk diminum baik hangat maupun dingin.
Rasa jamu ini meski tidak manis namun juga tidak pahit, rasa asam akan mendominasi. Bertahanlah dengan rasa asam saat anda meminumnya, jangan khawatir gunakan minuman sinom sebagai penghilang rasa asamnya.
Untuk mendapatkan bahan-bahan Toga dikatakan oleh Rodhiyatin Amd. Batra, terkadang mendapatkan kesulitan, karena bahan-bahan Toga itu sangat banyak macamnya meski kita sudah punya kebun Toga sendiri.
”Terkadang kami kesulitan mendapatkan bahan-bahannya, untuk itu kami pilih yang mudah terlebih dahulu, bahan yang mudah kami jumpai,” papar Ina begitu ia disapa oleh ibu-ibu kader.
Bahan-bahan yang dimasak itu ia ambil dari kebun Toga yang berada di samping Puskesmas Manukan Kulon yang sudah dibudidayakan sejak tahun 2010 lalu. Dengan bahan yang mudah didapat, maka tentunya pembuatan obatnya juga semakin mudah.
Selain memberikan pelajaran meramu Toga, Rodliyatin yang sehari-hari bertugas di Puskesmas Manukan Kulon itu juga memberikan sosialisasi menanam Toga. Sehingga masyarakat bisa meramu Toga tanpa kesulitan mendapatkan bahannya. Dengan begitu harapan adanya pengembangan obat tradisional, masyarakat tidak perlu mengeluarkan biaya mahal jika ingin berobat.(Ima)