Jadikan Tenaga Kesehatan Puskesmas Konselor PMBA

Jadikan Tenaga Kesehatan Puskesmas Konselor PMBA

Surabaya, eHealth. Tingginya Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi membuat banyak pihak terkait, terutama tenaga kesehatan, lebih waspada dan terus meningkatkan kemampuannya dalam penanganan kehamilan, persalinan, dan menyusui.

dr. Yosel (kemeja biru) dari Wahana Visi Jakarta memberikan pemaparan seputar Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA) kepada peserta Kalakarya. (/dot)

Selama tiga hari berturut-turut dari tanggal 19-21 Maret 2014, Dinas Kesehatan Kota Surabaya mengadakan pelatihan bertajuk Sosialisasi dan Kalakarya Program Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA) bagi Tenaga Kesehatan Puskesmas se-Kota Surabaya. Tidak semua Puskesmas melainkan sebagian saja, karena pelatihan serupa telah dilaksanakan pada tahun 2013 yang telah melatih separuh tenaga kesehatan Puskesmas. Peserta yang diundang adalah nutrisionis dan petugas gizi, sebanyak 30 orang.

Fasilitator untuk pelatihan yang bertempat di UPTD Gudang Farmasi, jalan Kalirungkut, Surabaya ini adalah dari Wahana Visi (WAVI), Akademi Gizi (AKZI), dan Dinas Kesehatan Kota Surabaya.
Sesi pertama dibuka pukul 8.30 oleh dr. Yosellina dari WAVI Jakarta. Walaupun seorang dokter, tapi beliau kini memfokuskan kegiatannya pada sosialisasi program pemberian makanan bayi dan anak untuk masyarakat. Di sesi ini, para peserta pelatihan diberikan pretest terlebih dahulu untuk menguji pengetahuan peserta seputar kehamilan dan menyusui, beberapa perkenalan, harapan dan tujuan selama pelatihan, tata tertib.

Pada sesi kedua, dokter yang akrab dipanggil dr. Yosel tersebut memberi pemaparan mengapa PMBA penting. Bentuk pelatihan tidak formal seperti biasanya, namun dilakukan dalam format diskusi sambil lesehan (duduk di lantai). Peserta dibagi dalam kelompok-kelompok, dimana tiap kelompok harus berdiskusi mengenai permasalahan kehamilan dan menyusui yang diberikan. Permasalahan bervariasi, mulai dari pemberian kolostrum, perilaku selama hamil, bagaimana menangani Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau prematur, menangani stres pada ibu menyusui, pentingnya ASI dan PMBA, serta bermacam topik sejenis.

Pada sesi ketiga, dr. Yosel memaparkan manfaat serta kerugian tidak memberikan ASI bagi ibu. Pada sesi ini, turut hadir fasilitator dari Dinas Kesehatan yaitu dr. Denok yang menjelaskan tentang bagaimana cara menyusui dan cara payudara bekerja saat menyusui. Setiap kelompok diharapkan membuat daftar kesulitan yang dihadapi ibu yang menyebabkan berhenti menyusui untuk dipresentasikan kemudian.

Peserta tampak sangat menikmati kalakarya ini, selain sifatnya santai namun pembahasan topik dilakukan secara berbobot dan sangat memperkaya pengetahuan mereka. Diharapkan, dengan adanya pelatihan ini, para peserta sanggup menjadi konselor PMBA yang baik dan dapat membantu meningkatkan pengetahuan keluarga-keluarga di sekitarnya terkait kehamilan dan menyusui. (Fns)