Cegah Kehamilan Risti dengan KIE
Surabaya, eHealth. Dalam upaya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya mengadakan pembinaan untuk Bidan koordinator seluruh Puskesmas se-Surabaya dan Bidan Kelurahan, hari Kamis (6/10) di Gedung Graha Arya Satya Dinkes Kota Surabaya.
Pertemuan ini dihadiri oleh 58 bidan koordinator Puskesmas seluruh Kota Surabaya dan masing-masing perwakilan dari Bidan Kelurahan. Tujuan dari pertemuan itu untuk me-refresh tugas bidan dalam upaya menurunkan AKI dan AKB di Kota Surabaya.
Dalam upayanya ini, Dinkes Kota Surabaya melakukan deteksi dini risiko tinggi pada ibu hamil untuk menurunkan AKI dan AKB sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2010-2014. Targetnya yakni meningkatkan Usia Harapan Hidup (UHH) menjadi 72 tahun, menurunkan Angka Kematian Bayi menjadi 24/1000 kelahiran hidup, menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 118/100.000 kelahiran hidup dan menurunkan prevalensi gizi kurang pada anak Balita menjadi 15%.
Untuk itu, pada pembinaan bidan Kota Surabaya memberikan wacana mengenai deteksi dini risiko tinggi pada ibu hamil yang disampaikan langsung oleh dr. Poedji Rochjati, Sp.OG (K) dari Safe Motherhood DEP/SMF Obgin RSU Dr. Soetomo Fakultas Kedokteran Unair Surabaya.
Dijelaskan olehnya bahwa untuk mendeteksi dini risiko tinggi pada ibu hamil yang menggunakan KSPR (Kartu Skor Poedji Rochjati), pelaksanaannya dilakukan dengan kontak I- Kontak IV yakni temu muka, temu wicara, temu faktor risiko dan temu ibu hamil bersama keluarga dan suami di Posyandu, Polindes, Puskesmas dan Rumah Sakit.
Upaya pencegahan juga dilakukan dengan deteksi dini faktor risiko dan KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi), pengambilan keputusan persalinan aman, transportasi ke pusat rujukan dan penanganan adekuat.
Metode KSPR tersebut diberikan kepada seluruh bidan koordinator dan perwakilan bidan kelurahan sebagai upaya mendeteksi dini risiko tinggi ibu hamil sehingga angka kematian ibu bisa ditekan semaksimal mungkin. Pada ibu hamil dengan Risti (risiko tinggi) terjadi bukan pada saat melahirkan saja tetapi bisa terjadi pada masa nifas.
Untuk itu, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kota Surabaya dr. Sri Setyani mengungkapkan untuk waspada pada kondisi ibu nifas. Karena pada masa nifas banyak terjadi HPP (Hermogian Post Partum) karena kasus HPP masih menempati urutan teratas. Ia berharap para bidan koordinator di Puskesmas dan Bidan kelurahan kooperatif dalam penangan menurunkan angka kematian ibu di Kota Surabaya.(Ima)