Bertukar Ilmu Mengenai Puskesmas Perkotaan

Surabaya, eHealth. Penerapan Puskesmas Perkotaan yang ada di Kota Surabaya rupanya menarik minat dari kota lain untuk mempelajarinya, seperti Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin yang berkunjung ke Surabaya khusus untuk mempelajari seluk beluk sistem Puskesmas Perkotaan.

Hal ini diungkapkan oleh Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kota Banjarmasin, dr. Adi Sasono yang juga sebagai ketua rombongan, bahwa kunjungan kali ini ingin melihat sejauh mana perkembangan Puskesmas Perkotaan yang ada di Surabaya. Selain itu, inovasi-inovasi yang telah ada di Surabaya juga dijadikan sebagai masukan untuk menyelenggarakan program yang sama di Banjarmasin.

Dalam pertemuan ini, Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya dr. Esty Martiana Rachmie didampingi oleh Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan dr. Sri Setiyani serta Kepala Seksi Pendidikan dan Pelatihan Hariyanto, SKM berkenan menerima rombongan tersebut. Kadinkes mengatakan, kunjungan ini selain sebagai mempererat tali silaturahmi, juga saling bertukar ilmu mengenai Puskesmas Perkotaan.

Saat memberikan sambutan, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kota Banjarmasin dr. Adi Sasono menjelaskan maksud kedatangannya ke kota pahlawan ini. Ia dan rombongan bermaksud melihat Puskesmas Perkotaan, baik alat, wilayah, maupun SDM-nya. Selain itu, dokter yang akrab disapa dr. Adi ini juga melihat beberapa inovasi yang terdapat di Kota Surabaya, antara lain adanya pelayanan paliatif, perekrutan tenaga apoteker untuk Puskesmas, alur perizinan pendirian apotek, klinik kecantikan, hingga pengobatan tradisional.

Mengenai Puskesmas Perkotaan, Kepala Seksi Pendidikan dan Pelatihan Dinkes Kota Surabaya Hariyanto, SKM menjelaskan bahwa sejak kurun waktu tahun 2005-2007 Dinkes Kota Surabaya melalui dua Puskesmasnya telah melaksanakan Puskesmas Perkotaan. Dua Puskesmas yang menjadi pilot project adalah Puskesmas Jagir dengan Poli Degeneratifnya dan Puskesmas Putat Jaya dengan Poli Penyakit Menular Seksual. “Sampai saat ini, telah ada 14 Puskesmas yang menerapkan Puskesmas Perkotaan, dengan membuka poli-poli khusus,” tukas Hariyanto.

Pria alumnus FKM Unair ini menambahkan, adanya pembukaan poli-poli khusus di Puskesmas ini dimaksudkan agar memudahkan masyarakat untuk berobat sesuai dengan keluhannya, selain itu juga untuk pemetaan sesuai dengan karakteristik masyarakat.

“Puskesmas Perkotaan pengembangannya sesuai dengan kondisi wilayah masing-masing. Seperti Puskesmas Putat Jaya yang berada di kawasan lokalisasi, maka pengembangannya dengan membuka Poli Penyakit Menular Seksual. Begitu halnya dengan Balongsari yang mengembangkan Poli Paliatif karena awalnya warga disana banyak warga yang menderita Kanker,” ujar Hariyanto.

Dalam kunjungan ini, rombongan dari kota yang terkenal dengan sungai Martapuranya ini berkesempatan meninjau Puskesmas Balongsari untuk melihat langsung penerapan Puskesmas Perkotaan di Surabaya serta belajar mengenai pelaksanaan program Paliatif di Puskesmas tersebut. (And)