Waspada ISPA dan Pneumonia

Surabaya, eHealth. Saat ini, salah satu penyakit yang paling banyak diderita oleh masyarakat adalah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk-pilek, namun jika ISPA yang berkelanjutan akan menjadi Pneumonia.

Penyakit ISPA adalah infeksi saluran pernafasan akut yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran napas mulai dari hibung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura.

ISPA sering terjadi pada anak, karena sistem pertahanan tubuh anak masih rendah. Kejadian penyakit batuk-pilek pada balita di Indonesia diperkirakan 3 sampai 6 kali per tahun, yang berarti seorang balita rata-rata mendapat serangan batuk-pilek sebanyak 3 sampai 6 kali setahun.

ISPA yang berlanjut menjadi pneumonia. Pnemonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Terjadinya pneumonia pada anak sering kali bersamaan dengan terjadinya proses infeksi akut pada bronkhus yang disebut bronkopneumonia.

Etiologi ISPA terdiri dari lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia. Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah genus Streptokokus, Stafilokokus, Pnemokokus, Hemofilus, Bordetella dan Korinebakterium. Virus penyebab ISPA antara lain adalah golongan Miksovirus, adenovirus, koronavirus, pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirus dan lain-lain.

Masa inkubasi adalah rentan hari dan waktu sejak bakteri atau virus masuk kedalam tubuh sampai timbulnya gejalah klinis yang disertai dengan berbagai gejalah. Infeksi akut ini berlangsung sampai dengan 14 hari, batas 14 hari di ambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA berlangsung lebih dari 14 hari.

Gejalanya bervariasi, mulai dari demam, nyeri tenggorokan, pilek dan hidung mampet, batuk kering dan gatal, batuk berdahak, dan bahkan bisa menimbulkan komplikasi seperti pneumonia (radang paru) dengan gejala sesak napas.

Umumnya, influenza dikaitkan dengan gejala yang lebih berat, serta lebih sering menimbulkan komplikasi pneumonia. Pada bayi, bisa pula timbul bronkhiolitis (radang di saluran pernapasan halus di paru-paru) dengan gejala sesak nafas. Selain itu, bisa pula terjadi laryngitis (peradangan pada daerah laring atau dekat pita suara) yang menimbulkan croup dengan gejala sesak saat menarik napas dan batuk menggonggong (barking cough).

Cara penularan ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat ke saluran pernapasannya. Terdapat faktor tertentu yang dapat memudahkan penularan

Kuman (bakteri dan virus) yang menyebabkan ISPA mudah menular dalam rumah yang mempunyai kurang ventilasi (peredaran udara) dan bayak asap (baik asap rokok maupun asap api). Selain itu orang bersin atau batuk tanpa menutup mulut dan hidung akan mudah menularkan kuman pada orang lain.

Pencegahan

Pencegahan ISPA sangat erat kaitannya dengan sistem kekebalan tubuh yang dimiliki oleh seseorang. Seseorang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah akan sangat rentan terhadap serangan ISPA.

Keadaan gizi dan keadaan lingkungan merupakan hal yang penting bagi pencegahan penyakit ISPA. Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mencegah ISPA antara lain dengan memberikan gizi yang cukup kepada anak atau dapat juga dengan melakukan imunisasi untuk menjaga kekebalan tubuh.

Sebagai pencegahan ISPA dapat dilakukan dengan menjaga keadaan gizi agar tetap baik, Imunisasi, menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan, mencegah kontak dengan penderita ISPA. (Ima)

Sumber: Buku pedoman pemberantasan penyakit infeksi saluran pernafasan akut untuk penangulangan Pneumonia pada bailta, serta berbagai sumber