Surabaya, eHealth. Siang itu, beberapa karyawan Puskesmas Balongsari tampak sibuk menata kursi dan meja. Beberapa lagi menyiapkan LCD berikut layarnya sebagai media presentasi Kepala Puskesmas Balongsari. Ya, hari Jum’at (7/11) Puskesmas yang beralamatkan di Jl. Balongsari Tama No. 1 ini kembali menerima kunjungan dari daerah lain sebagai bahan studi banding.
Kali ini, Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin, Kalimantan Timur berkesempatan mengunjungi Puskesmas Balongsari untuk meninjau langsung bentuk Puskesmas Perkotaan yang ada di Kota Surabaya sekaligus bertukar ilmu mengenai program paliatif yang telah dilaksanakan oleh Puskesmas Balongsari sejak tahun 2007 yang juga menjadi Poli Paliatif pertama di Indonesia.
Kepala Puskesmas Balongsari, dr. Sri Hawati, dengan semangat menjelaskan profil serta sepak terjang Puskesmas Balongsari sebagai salah satu Puskesmas perkotaan di Surabaya dan juga upaya penanganan paliatif kepada penderita Kanker. Beberapa anggota rombongan dari Dinkes Kota Banjarmasin pun tampak manggut-manggut saat menerima penjelasan dari dr. Sri Hawati yang baru 3 minggu menjabat sebagai Kepala Puskesmas Balongsari.
Memang, Puskesmas yang membawahi 9 kelurahan di Kecamatan Tandes ini baru saja menjalani pergantian Kepala Puskesmas yang sebelumnya dijabat oleh dr. Maya Syahria Saleh, M.Kes kini beralih ke dr. Sri Hawati yang sebelumnya memimpin Puskesmas Pucang Sewu.
Tidak hanya di Puskesmas Balongsari saja yang mengalami pergantian kepemimpinan. Sebagaimana telah diberitakan, mulai bulan Desember 2010, Dinas Kesehatan Kota Surabaya merotasi lima Kepala Puskesmas yang ada di Kota Surabaya. Diantara Kepala Puskesmas yang diganti dan yang mengganti yakni Kepala Puskesmas Pucang Sewu dr. Sri Hawati kini pindah ke Puskesmas Balongsari, kemudian Kepala Puskesmas Pucang Sewu digantikan oleh drg. Prasukma Yogawati yang sebelumnya bertugas sebagai dokter kedua di Puskesmas yang sama.
Selanjutnya, Kepala Puskesmas Balongsari dr. Maya Syahria Saleh dipindah untuk memimpin Puskesmas Tanah Kali Kedinding, Kepala Puskesmas Tanah kali Kedinding dr. Basilius Agung S berpindah ke Puskesmas Sidotopo Wetan, serta Kepala Puskesmas Sidotopo Wetan dr. Retno Widayanti menjadi dokter kedua yang menjabat sebagai dokter fungsional di Puskesmas Tanah Kali Kedinding.
Saat ditemui tim eHealth seusai kunjungan berlangsung, dokter yang akrab disapa dr. Sri ini menjelaskan beberapa inovasi yang akan dilaksanakannya ketika memegang kendali di Puskesmas Balongsari. Salah satu inovasi adalah program See and Treat yakni deteksi dini Kanker Leher Rahim dengan metode pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat).
“Karena saya memahami kegiatan See & Treat, maka saya fokuskan untuk mengembangkan See and Treat di Puskesmas ini, lagipula di sini sudah ada Cryo Gun (alat pendeteksi Kanker Leher Rahim, Red),” tukas dokter alumnus FK Unair tahun 1988 ini. Selain itu, dr. Sri juga ingin memanfaatkan Cryo Gun karena tidak semua Puskesmas di Kota Surabaya memiliki alat serupa.
Sebagaimana diketahui, pemeriksaan IVA adalah sebuah metode deteksi dini Kanker Leher Rahim yang sangat sederhana, nyaman, praktis, efektif dan murah. Pemeriksaan IVA lebih murah dibandingkan pemeriksaan dengan metode Pap Smear. Keuntungan pemeriksaan dengan metode IVA ini antara lain bila ditemukan kelainan pra Kanker langsung diberikan tindakan medis lebih lanjut dan biaya yang dikeluarkan jauh lebih kecil dari pada Pap Smear.
Namun selain gebrakan inovasi yang diusung oleh dr. Sri, dirinya juga melanjutkan program-program dari Puskesmas Balongsari yang telah berjalan, seperti adanya poli-poli khusus, yakni Poli Paliatif, Poli Lansia, dan lain-lain. “Jadi meneruskan yang telah ada dan mengembangkan yang belum ada,” ujar mantan Kepala Puskesmas Pucang Sewu ini.
Saat baru menjabat sebagai Kepala Puskesmas di Balongsari, dr. Sri mengaku menemui sejumlah perbedaan dengan Puskesmas yang ia pimpin sebelumnya. Perbedaan itu berupa adanya rawat inap di Puskesmas Balongsari, sedangkan di Puskesmas Pucang Sewu tidak ada. Namun menurutnya itu bukan merupakan suatu kesulitan, melainkan tantangan yang harus dikerjakan.
Inovasikan Puskesmas Tanah Kali Kedinding
Lain Puskesmas, lain pula tantangan yang dihadapi oleh Kepala Puskesmas baru. Hal ini juga dirasakan oleh dr. Maya Syahria Saleh, M.Kes, Kepala Puskesmas Tanah Kali Kedinding (Takal) yang menggantikan dr. Basilius Agung per tanggal 15 Desember 2010 yang lalu. Mantan Kepala Puskesmas Balongsari ini merasakan perbedaan karakteristik penduduk, infrastruktur, serta wilayah yang berbeda pula dengan wilayah Puskesmas yang ia pimpin sebelumnya.
Saat tim eHealth berkunjung ke Puskesmas yang juga sebagai pintu gerbang Surabaya dari jembatan Suramadu ini, Kepala Puskesmas yang baru menjabat selama 3 minggu ini tampak sibuk mengkoordinir karyawannya untuk membenahi masing-masing ruangan. Kebetulan, saat itu dr. Maya tengah mempersiapkan acara pemberdayaan masyarakat serta kolaborasi Lansia Kelurahan Balongsari dan Kelurahan Takal yang dihelat hari Minggu (16/1). “Ya kita harus ngebut agar semuanya terlaksana,” tukas dr. Maya seraya tersenyum.
Ia lalu menuturkan, tantangan pertama diawal kepemimpinannya adalah adanya berita dari koran lokal yang menyebutkan Puskesmas yang beralamatkan di Jl. Kedung Cowek No. 226 ini gelap, becek bak kuburan. Berita tersebut menjadi pelecut semangat dr. Maya untuk lebih cepat membenahi infrastruktur Puskesmasnya. “Dengan meminta bantuan DKP (Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Red) seluruh infrastruktur (Puskesmas Takal, Red) kita benahi, lahan yang kosong dibersihkan dan diberi tanaman hias, serta ruang yang gelap kita kasih lampu,” ujarnya.
Tidak hanya infrastruktur saja, ia pun kemudian membenahi SDM di lingkungan Puskesmas yang telah menyandang sertifikasi ISO 9001:2008 ini. “Potensi SDM disini luar biasa, dari 52 pegawai di Puskesmas Takal, 26 diantaranya adalah PNS. Namun untuk pelaksanaan sehari-hari program ke lapangannya lebih ditingkatkan, karena saat ini seperti program seperti Pusling (Puskesmas Keliling, Red), Poskeskel (Pos Kesehatan Kelurahan, Red) masih belum aktif sepenuhnya. Selain itu ingin menambah juga poli-poli khusus, karena poli yang ada saat ini masih konvensional seperti halnya Poli Umum, Gigi, KIA dan Laboratorium saja,” ujar wanita yang menyelesaikan S2 nya di Universitas Airlangga ini.
Selain itu, kondisi masyarakat disini juga turut menjadi tantangan tersendiri. Meski Puskesmasnya hanya membawahi satu kelurahan, tetapi jumlah masyarakatnya jauh lebih banyak ketimbang wilayah yang ia pimpin di Puskesmas Balongsari dulu. “Nah, karakter masyarakat disini yang cenderung keras juga menjadi tantangan, seperti pelaksanaan imunisasi yang masih kurang memasyarakat karena adanya stigma orang tua yang banyak menolak imunisasi karena menyebabkan anaknya sakit panas, nah stigma itu yang harus kita ubah,” tutur dr. Maya.
Mengenai inovasi, dengan semangat dr. Maya pun berencana akan mendirikan Posyandu Remaja di lingkungan Tanah Kali Kedinding. Hal ini dikarenakan potensi generasi muda Takal sangatlah besar, terbukti dengan dikukuhkannya Karang Taruna Takal yang menduduki peringkat kedua se-Jawa Timur dan peringkat pertama se-Surabaya.
“Rencana 2-3 bulan ke depan Posyandu (Remaja) ini akan dilaunching, sementara untuk sekarang ini, kita masih mencari kader Posyandunya yang memang dibatasi dengan usia 10-18 tahun. Itu dulu yang saya pegang, karena yang siap sekarang ya mereka itu, karena Karang Tarunanya sudah punya kantor, nantinya kantor tersebut merangkap sebagai Posyandu remaja juga,” tukas dokter yang sukses membuka Poli Paliatif di Puskesmas Balongsari yang pertama di Indonesia.
Ia berharap, dengan lokasi yang strategis, dekat jembatan Suramadu, dan menempati lahan seluas 8.883,73 M2, masa depan Puskesmas Takal akan luar biasa. “Jika semua pelayanan dan poli-poli khusus telah terbentuk, maka bagi warga pulau Madura yang ingin berobat pun tidak usah jauh-jauh ke RSUD Dr. Soewandhie atau RSU Dr. Soetomo, cukup ke Puskesmas Takal saja, kita bisa melayaninya dengan sepenuh hati,” promosi dr. Maya seraya tersenyum. Memang, saat ini Dinas Kesehatan Kota Surabaya berencana akan menjadikan Puskesmas Takal menjadi Rumah Sakit tipe C untuk melayani kesehatan masyarakat khususnya di wilayah Surabaya Utara.(And)