Sekapur Sirih

Surabaya, eHealth. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, Lanjut Usia (Lansia) dan keluarga miskin.


Berita Terbaru

Memasyarakatkan Program TFC kepada Masyarakat

Memasyarakatkan Program TFC kepada Masyarakat

Surabaya, eHealth. Hari Senin (28/2), mahasiswa S2 Fakultas Kesehatan Masyarakat Jurusan Gizi Masyarakat bertandang ke Dinas Kesehatan Kota Surabaya untuk mengadakan evaluasi residensi Dinkes Kota Surabaya dan Puskesmas Dupak mengenai program Theurapetic Feeding Centre (TFC) atau yang dikenal dengan Pusat Pemulihan Gizi. Residensi ini dihadiri 

Berat Badan Arency Naik Berkat Pendampingan

Berat Badan Arency Naik Berkat Pendampingan

Surabaya, eHealth. Arency, Balita yang masih berusia 3,6 tahun ini tampak malu-malu saat diantar menuju meja penjurian. Dengan bergelayut manja di pundak ibunya, gadis kecil ini sesekali tampak memperhatikan ibunya, Nuraini, menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan oleh juri. “Ibu, anaknya sudah diberi vitamin A belum? 

Tidak Hanya Beri Asupan, Tapi Juga Berikan Pemahaman Pola Asuh

Tidak Hanya Beri Asupan, Tapi Juga Berikan Pemahaman Pola Asuh

Surabaya, eHealth. Setelah sukses membuka Therapeutic Feeding Centre (TFC) atau Pusat Pemulihan Gizi di Puskesmas Dupak tahun 2010 silam, kini Dinas Kesehatan Kota Surabaya kembali berencana untuk membuka TFC di dua Puskesmas di Kota Surabaya tahun 2011 ini. Kedua Puskesmas tersebut yakni Puskesmas Tanah Kali Kedinding serta Puskesmas Sidotopo Wetan. Hal ini diutarakan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya dr. Esty Martiana Rachmie, di sela-sela pelaksanaan kegiatan Hari Gizi Nasional Ke 60 bertempat di Graha Arya Satya Husada Dinkes Kota Surabaya, hari Kamis (17/1).

Kadinkes menambahkan, dikembangkannya TFC di dua Puskesmas tersebut merujuk kepada masih cukup tingginya angka gizi buruk yang ada di kawasan Surabaya Utara, khususnya di dua wilayah tersebut, sehingga perlu adanya upaya untuk menekan angka gizi buruk yang salah satunya dengan dikembangkannya TFC.

Seperti diketahui, Tahun 2010 lalu Dinas Kesehatan membuka pelayanan baru yakni TFC yang bertempat di Puskesmas Dupak. TFC merupakan salah satu inovasi untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada Balita gizi buruk maupun keluarganya.

“Jadi yang dirawat (di TFC, Red) tidak hanya Balitanya saja, melainkan orang tuanya juga kita beri pemahaman dan pengertian mengenai pola asuh kepada anak supaya dapat meningkat gizinya,” ujar dr. Esty.

Orang nomor satu di jajaran Dinkes Kota Surabaya inipun menambahkan, TFC akan mengajarkan kepada ibu Balita bagaimana cara memasak dan memberi makan kepada buah hatinya dengan baik dan benar. Karena gizi buruk bukan hanya disebabkan masalah kemiskinan, namun juga pola asuh yang tidak benar dari orang tua juga turut menyumbang penyebab Balita menderita gizi buruk.

Mekanisme pelaksanaan TFC ini yakni setiap Balita dengan status gizi buruk atau gizi kurang yang telah mendapatkan perawatan di Rumah Sakit ketika pulang harus tetap mendapatkan pemantauan, sehingga status gizi Balita yang bersangkutan dapat meningkat. Balita yang baru pulang dari Rumah Sakit dengan status gizi buruk atau gizi kurang dapat memanfaatkan fasilitas TFC tersebut. Pemulihan status gizi ini dapat dilakukan selama 2 hari, 3 hari, seminggu dan sebagainya tergantung dari keadaan Balita yang bersangkutan.

Community Feeding Centre

Selain TFC, Dinkes Kota Surabaya juga berencana mengembangkan program Community Feeding Centre (CFC) dengan sasaran daerah-daerah yang menjadi kantong gizi buruk. Serupa dengan TFC, namun mekanisme CFC lebih mengedepankan kepada mengunjungi langsung ke tempat-tempat yang terdapat Balita gizi kurang maupun gizi buruk.

“Jadi kita (Dinkes Kota Surabaya, Red) membentuk suatu komunitas di daerah yang terindikasi memiliki permasalahan gizi buruk, lalu memberikan penyuluhan kepada masyarakat di daerah tersebut dengan tujuan untuk bersama-sama meningkatkan gizi anak-anak,” tukas dr. Esty.

Selain TFC dan CFC, Dinkes Kota Surabaya juga telah melaksanakan berbagai program dengan sasaran mengurangi angka gizi buruk di Kota Surabaya. Program-program tersebut antara lain Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pemulihan Balita gizi buruk, Makanan Pendamping (MP) ASI Bawah Dua Tahun (Baduta) keluarga miskin, PMT ibu hamil yang Kekurangan Energi Kronis, PMT penyuluhan di Posyandu, pendampingan Balita Sehat, operasi timbang serentak, audit Balita gizi buruk, pengadaan obat gizi, dan lain sebagainya.

“Dengan adanya TFC dan CFC ini, kita tidak hanya memberikan asupan gizi kepada Balita tersebut, melainkan juga memberikan pemahaman yang benar mengenai pola asuh orang tua kepada anaknya sehingga diharapkan selepas dari pendampingan, si anak tidak kembali jatuh ke keadaan gizi buruk,” harap dr. Esty. (And)