Sekapur Sirih

Surabaya, eHealth. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, Lanjut Usia (Lansia) dan keluarga miskin.


Berita Terbaru

Peningkatan Kualitas Bidan Untuk Turunkan AKI dan AKB

Peningkatan Kualitas Bidan Untuk Turunkan AKI dan AKB

Surabaya, eHealth. Pusat Pelatihan Klinik Terpadu Primer (P2KP) kini memiliki sekretariat baru. Organisasi Independen yang berdiri bulan November 2008 ini menempati bangunan satu komplek dengan Kelurahan Kendang Sari. Sebagai wujud rasa syukur, para pengurus P2KP menggelar hajatan secara sederhana yang dihadiri langsung oleh Kepala Dinas 

Belajar Di Kapal Bantu Rumah Sakit

Belajar Di Kapal Bantu Rumah Sakit

Surabaya, eHealth. Meski mendung dan hujan semakin mengucur, namun semua itu tak menyurutkan niat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya dan Kepala Puskesmas se-Surabaya untuk berkunjung ke KRI Bantu Rumah Sakit (BRS) Dr. Soeharso-990 yang bersandar di Armatim Tanjung Perak Surabaya. Studi Tour tersebut diikuti oleh 

Mengubah Komitmen Untuk Menjadi Lebih Baik

Mengubah Komitmen Untuk Menjadi Lebih Baik

Surabaya, eHealth. Audit Meternal Perinatal (AMP) di Indonesia telah dilaksanakan sejak tahun 1997, namun terjadi beberapa hal yang tidak diikuti sesuai dengan harapan. Untuk menunjang AMP yang lebih baik, maka pada hari Senin (28/2), di hadapan 115 perwakilan Puskesmas dan Rumah Sakit di Surabaya diadakan sosialisasi dan pembentukan Tim AMP dengan komitmen baru.

Pada kesempatan tersebut, dr. Dian Islami selaku pembicara dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur menjelaskan kenapa perlu diadakannya revisi pedoman AMP.

“Sebab kondisi yang terjadi saat ini AMP tidak rutin dilaksanakan, data kasus tidak lengkap, Tim AMP yang terbatas, rekomendasi yang kurang spesifik dan tidak ditindaklanjuti. Oleh karenanya perlu diadakan revisi terkait komitmen AMP,” ujar dr. Dian.

Ada beberapa faktor dari AMP lama yang perlu direvisi, yaitu: mengaudit, menginvestigasi, mencari masalah yang terjadi, dan melakukan orientasi level microsistem. Semua faktor itu kemudian diganti dengan mereview, memberi pembelajaran, menyepakati solusi perbaikan dan melakukan orientasi multilevel. Kemudian ditambah dengan azaz no name (tidak menyebut identitas), no shame (tidak mempermalukan), no blame (tidak menyalahkan), no pro yustisia (tidak untuk mempermalukan) dan dilakukan pembinaan.

Tujuan AMP adalah untuk menekan sebab dan faktor terkait dalam kematian ibu dan perinatal. Serta memastikan dimana dan mengapa sistem dan program gagal dalam mencegah kematian. “Sosialisasi program baru dan pembentukan Tim AMP yang baru ini diharapkan mampu menekan AKI/AKB. Mencegah terjadinya kematian dan kesakitan ibu dan bayi baru lahir yang seharusnya tidak terjadi, pada kasus-kasus yang ditangani oleh tenaga kesehatan, di fasilitas kesehatan maupun di tingkat masyarakat,” tukasnya. (dot)

Bagan Organisasi Pembentukan Tim Audit maternal Perinatal

 

Pelindung                           : Bupati/Walikota

Tim AMP yang terdiri dari : Tim AMP yang terdiri dari :

  1. Tim manajemen:
  • Penanggung jawab : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
  • Koordinator               : Penanggung Jawab Program KIA/Yankes
  • Sekretariat                 : Beberapa staff KIA Kabupaten/Kota
  1.  Tim Pengkaji
  2.  Komunitas Pelayanan